GridHype.ID -Kabar duka datang dari artis sekaligus mantan model seksi, Baby Margaretha.
Lama tak terdengar kabarnya, Baby Margaretha mendadak bagikan kabar duka.
Sang suami dikabarkan telah meninggal dunia.
Seperti yang dilansir dari Wartakotalive.com via GridPop.ID, Baby Margaretha dulunya dikenal sebagai model seksi.
Namun, sudah lama Baby Margaretha merubah penampilannya.
Ia kini tampil lebih tertutup, tak seperti dulu yang sering mengumbar lekuk tubuh.
Semua terjadi usai Baby Margaretha menikah dengan pria bule asal Australia.
Baby Margaretha dan Christian Bradach menikah pada 1 April 2018 silam.
Christian Bradach pun sudah menjadi mualaf sejak 2010.
Keluarga kecil mereka pun sudah dikaruniai dua buah hati.
Sayangnya, Baby Margaretha harus ikhlas menerima suratan takdir di mana sang suami berpulang pada Sang Khalik, Minggu (13/03/2022).
Christian Bradach tutup usia di umur 58 tahun.
Kronologi
Melansir dari Kompas.comvia GridPop.ID, Baby Margaretha menceritakan kronologi saat mengetahui suaminya, Christian Bradach, meninggal dunia pada Minggu (13/3/2022).
Baby menuturkan, saat pulang ke rumah sekitar pukul 11.00 WIB, dia melihat Christian Bradach sedang duduk kursi sambil meletakkan kepalanya di meja.
"Aku tadi pulang ke rumah itu jam 11.00 WIB, dia lagi tidur di kursi kepalanya di meja gitu nunduk," kata Baby Margaretha saat dihubungi wartawan, Minggu.
Baby kemudian mencoba membangunkan suaminya yang dikiranya tertidur. Saat dibangunkan, Christian Bradach tak merespons dan tubuhnya sudah membiru.
"Terus pas 11.30 WIB aku coba bangunin, kok sudah dingin semua, sudah biru-biru,” ucap Baby.
Baca Juga: Terlihat Harmonis, Siapa Sangka Uya Kuya Sempat Jalin Asmara dengan Baby Margaretha
Karena panik, Baby lalu memanggil tetangga di depan rumahnya yang kebetulan seorang dokter.
“Terus aku panggil tetangga yang depan rumah untuk cek, kebetulan tetangga yang depan rumah kan dokter," ujar Baby.
"Sudah, ternyata katanya udah enggak ada nadi dan enggak ada napas," lanjut Baby.
Baby Margaretha sempat membawa suaminya ke rumah sakit untuk memastikan keadaan.
“Itu kita langsung ke rumah sakit, kita juga udah berusaha di sini untuk dicek, semuanya bantu, mudah-mudahan ada harapan lagi. Ternyata udah enggak bisa," ungkap Baby.
Baby menuturkan, suaminya memang telah lama mengidap penyakit kolesterol.
“Iya kolesterol. Tapi dia enggak mau ke dokter. Aku udah paksa dia ke dokter enggak pernah mau. Dia bilang dia kuat. Selalu bilang gitu, emang keras kepala orangnya enggak pernah mau ke dokter,” ujar Baby.
6 risiko penyakit akibat kolesterol tinggi
Melansir dari Banjarmasin Post, kolesterol tinggi bila dibiarkan akan memicu munculnya berbagai penyakit.
Baca Juga: 4 Makanan Berlemak Ini Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes Saat puasa, Dijamin Menyehatkan
Inilah 6 risiko penyakit akibat kolesterol tinggiyang perlu diwaspadai:
1. Penyakit jantung koroner
Bahaya utama dari kolesterol tinggi adalah peningkatan risiko penyakit jantung koroner, yang dapat menyebabkan kematian akibat serangan jantung.
Menurut WebMD, jika kadar kolesterol terlalu tinggi, kolesterol akan menumpuk di dinding arteri.
Seiring waktu, penumpukan ini dapat menyebabkan pengerasan arteri atau aterosklerosis.
Beberapa area arteri yang menyempit dapat memperlambat aliran darah ke bagian otot jantung.
Plak kolesterol yang pecah dan mengambang di pembuluh darah yang lebih kecil juga bisa menyebabkan penyumbatan sebagian atau total.
Terkadang, sel-sel inflamasi mungkin pergi ke area plak yang rusak dan juga menyebabkan penyempitan di sana.
Berkurangnya aliran darah dapat menyebabkan nyeri dada yang disebut angina, atau serangan jantung jika pembuluh darah tersumbat sepenuhnya.
2. Stroke
Bahaya kolesterol tinggi lainnya adalah meningkatkan risiko stroke.
Plak kolesterol tidak hanya melapisi pembuluh darah di dalam dan di sekitar jantung, tetapi juga mempersempit arteri tertentu yang mengarah ke otak.
Jika pembuluh yang membawa darah ke otak tersumbat sepenuhnya, seseorang berpotensi terkena stroke.
3. Penyakit arteri perifer
Bahaya kolesterol tinggi tak hanya berdampak pada jantung dan otak, tetapi juga bisa menyebabkan gejala di kaki dan otak (penyakit pembuluh darah perifer).
Kaki adalah yang paling umum.
Ketika mengalami kondisi ini, seseorang mungkin merasakan kram di betis saat berjalan dan umumnya akan membaik dengan istirahat.
Kondisi ini seperti angina, tapi seperti di kaki, bukan di jantung.
4. Diabetes
Diabetes dapat mengganggu keseimbangan antara kadar kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL).
Orang dengan diabetes cenderung memiliki partikel LDL yang menempel SI arteri dan lebih mudah merusak dinding pembuluh darah.
Glukosa akan menempel pada lipoprotein.
Kolestrrol LDL yang berlapis gula akan tetap berada di aliran darah lebih lama dan dapat berkontribusi terhadap pembentukan plak.
Orang dengan diabetes, terutama diabetes tipe 2, bisa memiliki kadar HDL rendah dan trigliserida tinggi (jenis lemak darah lain).
Kedua faktor ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan arteri.
5. Tekanan darah tinggi
Bahaya kolesterol tinggi lainnya adalah memicu tekanan darah tinggi.
Penyempitan arteri di seluruh tubuh karena timbunan plak kolesterol dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Hal itu terjari karena pembuluh darah tidak bisa lagi rileks secara efektif untuk membiarkan darah mengalir pada tingkat tekanan yang sehat.
Menurut Everyday Health, kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi adalah silent killer.
Artinya, gejalanya tidak langsung terasa, kecuali jika kadarnya sangat tinggi.
Namun, keduanya bisa merusak pembuluh darah dari waktu ke waktu dan meningkatkan risiko masalah kesehatan lebih lanjut.
6. Penyakit ginjal kronis
Kebanyakan orang tak menduga bahaya kolesterol tinggi bisa berdampak terhadap organ ginjal.
Tapi, penyempitan arteri yang mengarah ke ginjal ternyata banyak terjadi.
Jika penyumbatannya cukup signifikan, seiring waktu ginjal akan kekurangan oksigen, dan kondisi itu dapat menyebabkan kerusakan permanen.
Salah satu kemungkinan tanda adanya penyumbatan arteri ginjal adalah tekanan darah tinggi yang tidak merespon obat-obatan.
Itu karena ginjal berperan penting dalam mengatur tekanan darah dengan menyaring cairan dalam tubuh, termasuk dalam darah.
(*)