GridHype.ID - Dunia kini tengah tertuju pada perang antara Rusia dan Ukraina.
Sebagaimana yang diketahui, Rusia melancarkan serangan militernya ke Ukraina.
Apalagi Rusia melakukan langkah berani melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Dikutip dari Tribunnews.com yang dilaporkan The Guardian Jumat pagi, situasi terkini yang terjadi di Ukraina sejak Rusia melancarkan serangannya pada Kamis (24/2/2022) pagi.
Dilaporkan The Guardian Jumat pagi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan pidatonya di televisi.
Ia berkecil hati setelah berbicara dengan para pemimpin Barat, menyebut negaranya dibiarkan diserang tanpa ada yang membantu.
Presiden Ukraina, Zelensky mengatakan bahwa 137 orang telah tewas dan 316 lainnya terluka.
Dalam pidato yang sama, Zelensky memerintahkan mobilisasi militer penuh melawan invasi Rusia, yang akan berlangsung selama 90 hari.
Militer Ukraina akan menentukan berapa banyak orang yang memenuhi syarat untuk dinas, dan kabinet akan mengalokasikan uang untuk mobilisasi.
Sementara itu, warga negara Ukraina (pria) berusia 18-60, dilarang untuk meninggalkan perbatasan Ukraina, menurut Layanan Penjaga Perbatasan Negara.
"Peraturan ini akan tetap berlaku selama periode hukum darurat militer."
"Kami meminta warga untuk mempertimbangkan informasi ini."
Presiden Ukraina mengatakan dia akan tetap berada di Kyiv, bahkan ketika, katanya, Rusia telah menandai dia sebagai "target #1" dan keluarganya sebagai "target #2".
Sementara itu, mengutip dari Serambinews.com, Rusia mengklaim telah menghancurkan 74 fasilitas militer milik Ukraina dalam invasi hari pertama, Kamis (24/2/2022).
Dari total 74 sasaran militer tersebut, 11 lapangan terbang di Ukraina.
Perang ini meletus setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, resmi memerintahkan operasi militer di Donbas, wilayah di timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Moskow, pada Kamis pagi.
"Akibat serangan yang dilakukan oleh angkatan bersenjata Rusia, 74 fasilitas darat militer Ukraina hancur," kata Igor Konashenkov, juru bicara kementerian pertahanan Rusia, dalam sebuah pernyataan dikutip dari AFP, Kamis (24/2/2022).
Di luar fasilitas militer itu, Rusia juga mengklaim telah menembak jatuh sebuah helikopter militer Ukraina dan empat drone pengintai.
Hingga berita ini diturunkan, pasukan Rusia dan Ukraina masih saling berjuang untuk menguasai sebuah pangkalan udara lagi di pinggiran utara Kyiv.
"Pertempuran sedang berlangsung untuk lapangan terbang Gostomel," kata kepala angkatan bersenjata Valeriy Zaluzhny dalam sebuah pesan yang diposting di Facebook.
Ukraina melaporkan bahwa Rusia sudah melancarkan 203 serangan dalam sehari sejak invasi dimulai pada Kamis (24/2/2022) pagi ini.
Kepolisian Ukraina mengonfirmasi jumlah serangan tersebut dalam laporan harian yang dikutip Reuters.
Dalam pernyataan itu, kepolisian melaporkan bahwa serangan masih terjadi di berbagai titik.
Militer Rusia menegaskan bahwa mereka hanya menargetkan basis-basis militer, bukan kota biasa di Ukraina.
Mereka menjamin warga sipil tetap aman.
Namun, Ukraina melaporkan bahwa serangan Rusia tak hanya menewaskan 40 tentara negaranya, tapi juga merenggut 10 nyawa warga sipil.
Sementara warga Ibu Kota Ukraina, Kiev, berbondongbondong mencari tempat pengungsian, sesaat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan perintah operasi militer di wilayah Donbas yang terletak di timur Ukraina pada Kamis (24/2) pagi sekitar pukul 06.00 waktu setempat.
Warga Kiev berbekal koper berangkat dan memenuhi stasiun kereta bawah tanah.
Warga lainnya memenuhi bus-bus untuk meninggalkan kotanya, antrean panjang mobil juga tampak mengular mencoba mencari cara pergi dari Ibu Kota.
"Sementara kami mendengar sirene serangan udara, kamu dapat membayangkan betapa paniknya orang-orang di kota ini yang terguncang dari tempat tidur mereka karena ledakan gemuruh yang terjadi di sekitar kami," kata salah satu warga Kiev, Matthew Chance kepada CNN, Kamis (24/2/2022).
Chance menyebut warga mulai 'melarikan diri' dengan sejumlah opsi seperti menuju Polandia yang berjarak 3-5 jam perjalanan dari Kota Kiev.
Lalu lintas juga padat lantaran banyak warga Ibu Kota bergerak ke arah barat.
Baca Juga: Di Indonesia Jadi Pantangan, 3 Negara ini Justru Jadikan Perang Makanan Sebagai Tradisi Unik Tahunan
(*)