GridHype.ID -Pemerintah saat ini tengah gencar memberikan vaksin booster atau vaksin Covid-19 dosis ketiga.
Vaksin booster ini diharapkan bisa menekan angka kasus Covid-19 yang saat ini masih mewabah di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Nah, bagi kamu yang sudah mendapatkan vaksin booster, ada baiknya tetap menjaga protokol kesehatan.
Pasalnya, seperti yang dikutip dari GridFame.ID, meskipun sudah mendapatkan vaksin booster, risiko terpapar infeksi Covid-19 tetap ada.
Karenanya menjaga pola makan, istirahat, dan juga rutin berolahraga harus tetap kamu lakukan.
Tentu prokes harus ditaati dengan baik.
Selain itu, kamu yang sudah mendapat vaksin Covid-19 booster harus tahu juga jika 4 bulan pasca suntikan vaksin ke 3, efektivitasnya akan menurun.
Hal tersebut diungkapkan oleh peneliti dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Dalam penelitiannya CDC meneliti mereka yang telah mendapatkan vaksin Covid-19 booster Pfizer dan Moderna.
Berdasarkan data CDC, dua bulan setelah menerima booster, vaksin masih efektif 87 persen mengurangi kunjungan gawat darurat, dan 91 persen menurunkan risiko rawat inap.
Data tersebut diambil selama varian Omicron mendominasi penyebaran di Amerika Serikat.
Namun, setelah 4 bulan usai suntikan dosis booster, efektivitas turun menjadi 66 persen untuk kunjungan UGD dan 78 persen terhadap rawat inap.
Studi tersebut telah diterbitkan dalam Morbidity and Mortality Weekly Report CDC.
Sayangnya laporan tersebut tidak mengevaluasi variasi penurunan kekebalan berdasarkan usia, kondisi kesehatan yang mendasari, atau status immunocompromised dari pasien yang dirawat karena COVID-19.
Tapi dikalangan para ahli hasil penelitian ilmuan CDC tersebut tidak mengejutkan.
Sebab pada penelitian sebelumnya juga menunjukkan efektivitas vaksin dan booster memang dapat berkurang seiring waktu.
Efektivitas Booster Pfizer Turun Setelah 4 Bulan, tapi masih melindungi dengan baik
Perlindungannya terhadap rawat inap turun dari 91% pada dua bulan menjadi 78% pada bulan keempat, sebuah penelitian menemukan.
Dalam berita terkait, CDC sekarang merekomendasikan agar orang Amerika yang mengalami gangguan kekebalan mendapatkan booster tiga bulan setelah seri awal suntikan Pfizer-BioNTech atau Moderna.
Kendati demikian menurut para ahli, dosis booster vaksin virus corona Pfizer/BioNTech dan Moderna aman, dan mereka menawarkan perlindungan tingkat tinggi terhadap Covid-19 yang parah meskipun perlindungan itu dapat berkurang seiring waktu.
Bukti lainnya, kendati efektivitas vaksin booster COVID-19 menyusut, namun tetap kuat.
Hal ini terbukti pada kinerja suntikan penguat COVID-19 selama gelombang omicron baru-baru ini di AS, mengisyaratkan penurunan efektivitas, meskipun suntikan masih menawarkan perlindungan yang kuat terhadap penyakit parah.
Laporan tersebut, yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada hari Jumat, dianggap sebagai pandangan awal dan terbatas pada daya tahan perlindungan booster selama lonjakan omicron yang meledak pada bulan Desember dan Januari, tetapi telah memudar dalam beberapa minggu terakhir.
Tetapi orang dengan gangguan kekebalan bisa mendapatkan booster lebih cepat, kepadaThe Washington Post CDC merekomendasikan orang dengan sistem kekebalan yang lemah mendapatkan dosis booster setelah tiga bulan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit memperbarui panduannya pada hari Jumat untuk beberapa orang dengan sistem kekebalan yang lemah, merekomendasikan mereka mendapatkan dosis booster vaksin coronavirus tiga bulan setelah menyelesaikan seri awal suntikan Pfizer-BioNTech atau Moderna, daripada saat ini. selang waktu lima bulan.
Pedoman itu juga mengatakan orang-orang dengan gangguan kekebalan yang menerima vaksin Johnson & Johnson sekali pakai harus mendapatkan dosis tambahan.
Itu berarti dua dosis, setidaknya terpisah 28 hari, diikuti dengan dosis booster dari salah satu vaksin mRNA.
Wamenkes Wacanakan Vaksin Covid-19 Booster Dosis Keempat
Melansir dari Kompas.com, baru-baru ini masyarakat ramai membicarakan wacana pemberian vaksinasi dosis keempat atau booster lanjutan.
Wacana tersebut pertama kali muncul dari pernyataan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam salah satu acara di Radio Kesehatan Kemenkes pada Rabu (23/2/2022).
Dante tak menampik kemungkinan Indonesia akan melaksanakan vaksinasi booster keempat di masa yang akan datang, bila studi ilmiah merekomendasikan penyuntikan vaksinasi tersebut.
"Kalau nanti diperlukan dengan studi yang terus kita evaluasi ternyata kita butuh booster yang keempat, mungkin bukan tidak mungkin booster yang keempat itu perlu dilakukan," kata Dante dalam diskusi Radio Kesehatan Kemenkes, Rabu.
Namun, Dante mengatakan, vaksinasi booster dosis keempat itu tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.
Sebab, pemerintah tengah mengejar cakupan vaksinasi dosis pertama dan dosis kedua atau vaksinasi primer yang dijadwalkan rampung Juni 2022 serta vaksinasi booster.
"Kita masih melakukan equal policy, itu yang kita kejar dulu supaya kita bisa proteksi untuk masyarakat yang mendapatkan vaksinasi primer," ujarnya.
Dante mengatakan, perlu memahami vaksinasi booster bertujuan untuk memberikan tambahan efek proteksi yang sebelumnya sudah menurun dari vaksinasi primer.
Karena itu, saat ini pemerintah baru memberikan vaksinasi booster dosis ketiga.
"Kemudian kita bisa evaluasi dengan uji klinik epidemologi kita memerlukan booster keempat, bukan tidak mungkin booster keempat itu diperlukan, tapi bukan sekarang waktunya," ucap dia.
Dosis keempat di negara lain Sampai saat ini, vaksinasi booster dosis keempat ini sudah dilaksanakan di beberapa negara seperti Israel, Italia dan Swedia.
Israel menjadi negara pertama yang melakukan vaksinasi dosis keempat pada 28 Januari 2022.
Direktur Kementerian Kesehatan Israel Nachman Ash mengatakan, vaksinasi Covid-19 dosis keempat diberikan untuk orang renta usia di atas 18 tahun, masyarakat dengan gangguan kekebalan dan pekerja garis depan.
Jenis vaksin Covid-19 yang digunakan dalam vaksinasi booster keempat ini adalah Pfizer, dengan peningkatan kekebalan tubuh tiga sampai lima kali lipat dibandingkan mereka yang divaksinasi dosis ketiga.
Hingga saat ini, lebih dari 600.000 orang Israel sudah menerima vaksinasi dosis keempat. Sedangkan di Italia, vaksinasi booster dosis keempat diberikan untuk warga dengan sistem kekebalan yang lemah.
Vaksinasi diberikan dengan interval 120 hari dari vaksinasi dosis ketiga.
Sementara itu, Swedia merekomendasikan pemberian vaksinasi dosis keempat bagi warganya yang berusia di atas 80 tahun.
Baca Juga: Vaksin Booster Mulai Dibagikan, Begini Cara Cek Tiket di Pedulilindungi
(*)