GridHype.ID - Tragedi ritual yang berujung maut di Pantai Payangan,Kecamatan Mabulu, Jember, Jawa Timur tengah disoroti publik.
Pasalnya, dalam ritual maut tersebut telah menelan korban meninggal dunia sebanyak 11 orang.
Melansir Grid.ID,kejadian nahas itu diketahui terjadi pada Minggu (13/2/2022) dini hari.
Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo menjelaskan bahwa ada 23 orang yang mengikuti ritual tersebut.
Kedatangan mereka ke pantai itu pun bertujuan untuk melakukan ritual demi mendapatkan beberapa hal yang mereka inginkan.
"Di sana mereka membaca doa-doa. Ada kegiatan ritual menyucikan diri mandi di air laut," lanjutnya.
Salah satu korban meninggal dunia dalam ritual itu adalah Sofiana Nazila, warga Jalan Bungur Kelurahan Jember Lor Kecamatan Patrang.
Ibunda Sofi yakni Dewi Soleha mengungkap bahwa sang putri sudah mengikuti kegiatan Tunggal Jati Nusantara selama 4 tahun.
Kepada ibunya, Sofi mengaku ingin mencari ketenangan hati dengan mengikuti Tunggal Jati Nusantara.
Dewi menjelaskan bahwa sebelumnya sang anak merupakan remaja yang cukup nakal.
Meskipun seorang perempuan, Dewi mengatakan bahwa anaknya bahkan berani minum minuman keras.
Namun, setelah mengikuti kelompok tersebut, ia mengatakan bahwa sikap sang anak berangsur membaik.
"Terus orangnya juga keras, tidak nurut sama saya. Dari situ, dia ingin berubah, terus diajak temannya untuk ikut kelompok itu supaya bisa berubah," jelasnya.
"Memang tidak langsung berubah, setahun pertama belum. Namun setelahnya berubah, nurut sama saya. Terus dia bilang mendapat ketenangan hati," lanjut Dewi
Mengenai ritual dan kegiatan di kelompok tersebut, Dewi mengaku tak ada yang janggal selama ini.
"Tidak ada yang aneh, baca selawatan. Ya tetap salat seperti biasa," jelas dia.
Kronologi tewasnya 11 orang saat ritual di Pantai Payangan
Mengutip Kompas.com, peristiwa itu berawal saat rombongan tersebut tiba di Pantai Payangan pada Sabtu (12/2/2022) sekitar pukul 23.30 WIB. Dalam rombongan itu ada 23 orang.
Rombongan ritual yang berangkat dari Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Jember itukemudian melakukan ritual sesampainya di pantai Payangan.
Seperti membaca doa-doa, tabur bunga, hingga menyucikan diri mandi di air laut.
Saat melakukan ritual itu,Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Minggu (13/2/2022) menuturkan,ombak besar tiba-tiba menghantam mereka.
“Menurut korban selamat, mereka tidak melihat ombak yang dari arah kanan, tiba-tiba datang menerjang. Di sana ada tebing yang halangi pandangan,” ungkapnya.
Kata Hery, saat rombongan itu tiba, sudah ada warga yang mengingatkannya mengenai kondisi laut, namun mereka tetap menjalankan ritual.
"Ketua kelompok tetap jalankan ritual, hingga akhirnya anggotanya terseret ombak,” katanya.
Hery mengatakan, ritual itu dijalankan dengan berbagai tujuan, antara lain untuk menyelesaikan masalah keluarga, melancarkan usaha, hingga untuk memudahkan mendapat pekerjaan.
(*)