GridHype.ID - Memiliki kebiasaan mengentut terlalu sering ternyata bisa salah satu pertanda bahaya.
Kentut memang harus dikeluarkan dan tidak boleh ditahan.
Meski dianggap memalukan, kentut adalah proses alamiah yang menyehatkan tubuh.
Sadar atau tidak, kamu juga menelan udara saat makan, mengunyah atau menelan.
Nah, udara yang masuk ini kemudian menumpuk dalam sistem pencernaan.
Dilansir dari Kompas.com, melansir Healthline, penumpukan gas di dalam saluran cerna bisa terjadi karena dua hal.
Yaitu proses perombakan makanan, dan kita yang secara tak sengaja menelan udara ketika makan dan juga minum.
Gas juga mudah terbentuk ketika kita tengah stres, konstipasi, atau tengah menderita sakit yang mengganggu saluran cerna.
Kelebihan gas di dalam saluran cerna ini akan menimbulkan sensasi tak nyaman.
Satu-satunya cara untuk meredakan sensasi tak enak ini hanyalah dengan kentut.
Namun, keseringan kentut juga bisa menjadi pertanda tak baik yang terjadi bagi tubuh.
Penyebab Sering Kentut
Beberapa kondisi atau gangguan kesehatan rupanya bisa menjadi penyebab Anda sering kentut.
Berikut ini mungkin bisa menjelaskan mengapa seseorang menjadi terlalu sering kentut.
1. Penyakit celiac
Pada penderita penyakit celiac, sistem pencernaannya tidak mampu memecah gluten, yaitu protein di dalam gandum dan produk gandum.
Jika mereka mengonsumsi gluten, akan timbul bermacam-macam gangguan pencernaan, termasuk kembung dan sering kentut.
2. Irritable bowel syndrome
Irritable bowel syndrome (IBS) adalah kelainan pada saluran cerna yang menimbulkan beragam gangguan pencernaan.
Mulai dari sakit perut, gas yang berlebihan, sering kentut, serta sering diare atau konstipasi.
Gejala IBS akan muncul saat pengidapnya sedang stres atau mengonsumsi makanan tertentu.
3. Perubahan pola makan
Perubahan pola makan bisa membuat sering kentut.
Misalnya, menjadi vegetarian, menghindari konsumsi kelompok makanan tertentu, atau menambahkan jenis suatu makanan ke menu makan sehari-hari.
Biasanya, gejala sering kentut akan berkurang setelah tubuh beradaptasi dengan pola makan baru tersebut.
4. Sembelit
Sembelit atau konstipasi juga bisa menyebabkan sering kentut.
Pasalnya, kotoran yang menumpuk di usus besar akan terfermentasi dan menimbulkan lebih banyak gas yang kemudian menumpuk.
5. Intoleransi laktosa
Orang yang mengidap intoleransi laktosa akan memproduksi lebih banyak gas di saluran cerna ketika ia mengonsumsi produk susu dan turunannya.
Misalnya keju, mentega, dan yoghurt.
Gas terbentuk karena tubuh penderita intoleransi laktosa tidak mampu memproses laktosa, yakni sejenis protein yang terkandung dalam produk susu.
6. Intoleransi terhadap makanan tertentu
Susu dan gluten memang merupakan penyebab intoleransi makanan yang paling umum.
Tapi tubuh juga mungkin menjadi intoleran terhadap jenis makanan lainnya, sehingga konsumsi makanan tersebut mengakibatkan gangguan pencernaan.
Salah satunya sering kentut. Untuk mendeteksi intoleransi makanan, kita bisa mencatat jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi serta keluhan yang muncul.
Jika jenis makanan penyebab intoleransi telah ditemukan, hindari konsumsinya agar gejala tidak muncul.
Baca Juga: Kentut Bau Dianggap Sepele, Simak 5 Penyebabnya yang Ternyata Bisa Jadi Ciri Kanker Usus
7. Perubahan jumlah dan jenis bakteri di saluran cerna
Penggunaan antibiotik atau mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri bisa menimbulkan gangguan pada keseimbangan bakteri di saluran pencernaan.
Akibatnya, terbentuk lebih banyak gas dan kita menjadi lebih sering kentut.
Cara Mengontrol Frekuensi Kentut
Ada beberapa strategi yang bisa kita terapkan untuk mengontrol frekuensi kentut yang berlebihan.
Hindari mengonsumsi makanan yang biasanya menyebabkan sering kentut.
Cobalah untuk makan lebih sering, tapi dengan porsi lebih kecil sepanjang hari.
Langkah ini akan mengurangi intentitas keras sistem pencernaan dan menurunkan jumlah gas yang dihasilkan.
Makan dan minum secara perlahan.
Pasalnya, makan dan minum secara terburu-buru dapat meningkatkan jumlah udara yang ikut tertelan.
Rutin berolahraga untuk mencegah penumpukan gas di saluran pencernaan.
Lakukan setidaknya 30 menit olahraga dengan intensitas sedang setiap hari.
Kurangi makanan berlemak karena jenis makanan ini lambat dicerna.
Dengan berada di saluran cerna lebih lama, makanan berlemak akan terfermentasi dan menimbulkan lebih banyak gas.
(*)