Heboh Soal Harta Karun Lumpur Lapindo, Dosen Unair Angkat Bicara

Selasa, 01 Februari 2022 | 05:15
Adriano Mazzini/CEED

lokasi Lumpur Lapindo di Sidoarjo.

Gridhype.id- Lumpur Lapindo di Sidoarjo masih menjadi perhatian pemerintah Indonesia.

Di tengah pandemi covid-19, sebuah penemuan harta karun lumpur Lapindo menjadi hangat diperbincangkan.

Harta karun tersebut merupakan potensi logam tanah, disebut memiliki nilai yang sangat tinggi.

Hal tersebut dibenarkan oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Informasi tersebut terbatas lantaran sangat tertutup.

Siapa sangka, penemuan tersebut justru sudah lama ditemukan.

Hal ini dikatakan oleh dosen Kimia Analisis dan Kimia Lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Gandren Supriyanto.

"Isu mengenai penemuan logam tanah jarang di lumpur Lapindo Sidoarjo itu sebetulnya sudah lama ada, namun informasinya sangat tertutup sehingga masyarakat belum banyak yang mengetahui," ujarnya dilansir dari kompas.com.

Penemuan tersebut belum banyak diinformasikan ke media lantaran kondisi sosial masyarakat yang belum stabil.

Baca Juga: Tak Bermaksud Mendahului Takdir, Mbak You Bongkar Bencana Alam yang akan Terjadi di Tahun Ini: Seperti Lumpur Lampindo yang Kemarin

Penemuan tersebut sebelumnya sudah pernah diteliti di China.

Penelitian tersebut menemukan fakta bahwa kandungan di dalamnya terbilang tinggi.

"Sudah kita analisa kan di Cina dan memang terlihat logam tanah jarang nya tinggi di daerah tersebut," tambahnya.

Berkaitan dengan penahanan luapan lumpur Lapindo, ada kemungkinan karena kandungan logam tanah jarang yang bernilai tinggi.

Dengan demikian, pembuangan lumpur Lapindo ke sungai Porong volumenya tidak begitu banyak.

Sebuah hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 100 gram logam tanah jarang per 1 kg tanah lumpur Lapindo Sidoarjo.

Baca Juga: Beda 180 Derajat dari Desa 'Pemborong Mobil' yang Viral, Warga Desa Ini Justru Hidup Terlunta-lunta Akibat 'Ulah' Lumpur Lapindo yang Kubur Seluruh Desanya

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber Kompas.com