Ricuh Soal Penendang Sesajen di Gunung Semeru, Begini Pandangan Pakar Unair  

Rabu, 19 Januari 2022 | 12:30
Kompas.TV

Pria penendang sesajen di Gunung Semeru ditangkap.

GridHype.id- Lelaki yang beberapa waktu lalu viral lantaran menendang sesajen di Gunung Semeru diketahui sudah ditangkap oleh pihak kepolisian.

Adapun tersangka diketahui memiliki identitas HF.

Perlakuannya yang viral itu membuat warganet merasa geram.

Masyarakat menganggap bahwa perlakuannya itu seharusnya tidak dilakukan.

Banyak orang yang menganggap bahwa lelaki tersebut tidak menghargai adat istiadat setempat.

Kendati demikian, seorang dosen program studi sosiologi Unair Prof. Bagong Suyanto memberikan penjelasannya.

Dilansir dari kompas.com, dirinya menganggap bahwa lelaki tersebut tidak perlu dilaporkan ke pihak kepolisian.

Masalah yang ramai dibicarakan itu sebetulnya bisa diselesaikan dengan kekeluargaan.

Terlebih lagi apabila sang pelaku sudah meminta maaf.

"Menurut saya tidak perlu memperpanjang masalah ini sampai ke ranah hukum. Bisa dengan kekeluargaan dan terpenting ketika pelaku sudah meminta maaf maka selesai permasalahannya," jelasnya.

Baca Juga: Terungkap! Pria Penendang Sesajen di Gunung Semeru Tertangkap di Bantul

Lebih lanjut baku menyinggung soal tempat tinggal asal lelaki tersebut.

"Karena menurut informasi yang saya dapat pelaku tidak berasal dari Lumajang, sehingga mungkin tidak mengetahui adat istiadat setempat," selanjutnya.

Meskipun dirasa tidak perlu sampai ke pihak kepolisian, Bagong Suyanto juga tidak membenarkan tindakan itu.

Indonesia merupakan sebuah bangsa yang memiliki beragam kultur.

Dengan demikian sangat penting bagi setiap lapisan masyarakat untuk menghargai perbedaan yang ada.

Pelaku seharusnya tidak membenarkan tindakannya sendiri dan menganggap yang lain salah.

Pasalnya, sikap seperti itu akan menimbulkan masalah dan justru membuat kelompok lain tersinggung.

"Karena nanti akan ada kelompok-kelompok lain yang tersinggung," ujarnya.

Prof. Bagong Suyanto berharap agar peristiwa tersebut bisa menjadi pelajaran bersama untuk lebih mengenal dan memahami ritual dari agama dan kepercayaan lain.

Baginya, hal tersebut sangat penting untuk menjadi bekal hidup di negara yang penuh perbedaan.

Baca Juga: Tiada Ampun, Lelaki Penendang Sesaji di Lokasi Erupsi Gunung Semeru Kini Jadi Buronan Polisi

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya