Seisi Rumah Jadi Korban Pelampiasan, Perasaan Kesal dan Marah Ternyata Bisa Muncul karena Konsumsi Makanan Ini, Mulai Sekarang Hindari!

Senin, 10 Januari 2022 | 11:15
https://www.freepik.com/premium-photo/asian-couple-argued-with-each-other-leading-breakup_13966288.h

Ilustrasi marah.

GridHype.ID - Setiap orang tentu pernah merasa marah karena suatu hal.

Perasaan marah memang hal yang wajar dirasakan oleh seseorang.

Meski demikian, perasaan marah juga harus dikelola dengan baik.

Sebab melansir Alodokter.com, marahbisa memicu berbagai masalah kesehatan yang berdampak secara fisik dan mental.

Ketika marah, sistem saraf memicu berbagai reaksi biologis.

Salah satunya adalah pelepasan hormon pemicu stres, seperti hormon adrenalin dan hormon kortisol.

Kondisi ini membuat detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan pernapasan meningkat.

Jika tidak segera diatasi, marah bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Seperti tekanan darah tinggi, stroke, penyakit jantung, gangguan pernapasan, sakit kepala, gangguan pencernaan, dan depresi.

Baca Juga: Satu Indonesia Gak Sadar, Siapa Sangka Menu Sarapan Sehat Ini Bisa Hempas Kolesterol Jahat dalam Tubuh, Emak-emak Wajib Tahu!

Marah juga dapat memengaruhi hubungan sosial, pekerjaan, atau membuat Anda bermasalah dengan hukum.

Sayangnya, tak semua orang mengetahui penyebab munculnya rasa marah sehingga tak bisa mengendalikannya.

Ya, kita mungkinsering merasa kesal dan jengkel, namun tidak mengetahui alasan di balik hal itu.

Tapi jangan khawatir, sebab perasaan kesal dan jengkel itu ada kaitannya dengan apa yang kita makan sehari-hari.

Mengutip Kompas.com, berdasarkan sebuah penelitian, terungkap makanan yang dikonsumsi tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, melainkan juga mental.

Makanan dan minuman tertentu bisa memberikan energi, sedangkan jenis lainnya justru membuat kita lesu, muram, dan marah.

Satu jenis makanan yang bisa memicu perasaan marah dan stres, tidak lain adalah makanan dengan kandungan lemak trans yang tinggi.

Studi yang dimuat dalam jurnal PLOS One melihat kaitan antara konsumsi asam lemak trans dengan perilaku buruk dan agresi.

Dalam studi tersebut, peneliti menilai pola makan dan perilaku sebanyak 945 pria dan wanita dewasa.

Baca Juga: Bakal Lupa Kapan Terakhir Ketemu Dokter, Kuncinya Cuma Seduh 2 Bumbu Dapur ini dengan Air Panas Lalu Minum Saat Hangat, Efeknya Bikin Geleng Kepala

Berbagai faktor lain juga diperhatikan seperti jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan, kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol setiap peserta.

Disimpulkan, ada hubungan yang jelas antara konsumsi lemak trans dan peningkatan perilaku agresif.

Lemak trans dianggap sebagai lemak yang paling berbahaya sebab dapat berdampak negatif terhadap kadar kolesterol di dalam tubuhdanbisa meningkatkan risiko penyakit jantung.

Ketika individu mengonsumsi lemak trans, maka lemak tersebut akan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL), sekaligus menurunkan kadar kolesterol HDL, sehingga menghasilkan asam lemak negatif yang dikonsumsi tubuh.

Jenis asam seperti ini dapat ditemukan pada makanan yang sudah melewati proses hidrogenasi penuh atau sebagian (parsial).

Hidrogenasi adalah proses yang menggunakan gas hidrogen untuk mengubah minyak nabati cair menjadi olesan atau margarin.

Artinya, asam lemak tak jenuh dalam sebuah makanan yang melewati proses hidrogenasi sudah diubah demi menjaga makanan agar tidak rusak dan bentuknya tetap bertahan kendati disimpan di suhu kamar.

Jenis makanan yang biasanya memiliki lemak trans antara lain kue yang diolah, biskuit, gorengan, dan makanan ringan kemasan.

Dalam studi lain, ditemukan konsumsi asam lemak trans memperbesar risiko depresi, khususnya di kalangan remaja.

Baca Juga: Bikin Syok Seisi Rumah, Orang Kurus yang Punya Ciri-ciri Ini Ternyata Bisa Punya Kolesterol Tinggi,Jangan Sampai Kamu Salah Satunya

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber Kompas.com, Alodokter.com