GridHype.id- Badan Pengawas Obat dan Makanan berusaha untuk mengantisipasi risiko keamanan kemasan BPA.
Usaha tersebut dilakukan dengan cara menetapkan ambang batas migrasi BPA maksimal 0,6 bpj untuk kemasan polikarbonat yang berinteraksi langsung dengan makanan dan minuman.
Adapun botol air minum isi ulang termasuk didalamnya.
Dilansir dari kompas.com, kepala BPOM menyebutkan bahwa produk galon yang beredar di pasaran saat ini masih dalam level aman.
Namun demikian merujuk pada riset terbaru dampak nyata BPA pada kesehatan masyarakat, BPOM melakukan rancangan kebijakan pelabelan BPA.
Adapun hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi dampak kesehatan masyarakat dalam jangka panjang.
Kepala BPOM menjelaskan bahwa rancangan tersebut masih dalam tahap harmonisasi aturan.
Mengingat bahwa dampak kesehatan tersebut mungkin belum dirasakan saat ini, namun kondisi tersebut bisa dirasakan dalam jangka panjang.
Rencana tersebut merupakan kabar gembira bagi banyak kalangan.
Diketahui bahwa banyak orang yang merasa cemas dan dan khawatir mengenai peredaran kemasan pangan berbahan polikarbonat.
Langkah yang diambil oleh BPOM tersebut rupanya sudah mendapat dukungan dari ketua Komisi Nasional Perlindungan anak Arist Merdeka Sirait.
Dirinya mengatakan bahwa pelabelan tersebut bertujuan untuk menjamin keamanan pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Bukan hanya orang dewasa, hal tersebut juga penting bagi bayi, balita, dan janin pada ibu hamil.
Peran BPA pada bayi dalam level tertentu mampu mempengaruhi berat badan lahir dan perkembangan hormonal.
Bukan hanya itu, keterkaitan juga bisa terjadi pada perilaku dan risiko kanker.
BPA dalam jumlah besar rupanya bisa memicu penurunan kadar hormon testosteron.
Apabila kondisi tersebut terjadi maka seseorang akan sulit mendapatkan keturunan.
(*)