GridHype.id- Seorang wanita Meta Kumala (32) menjadi korban pencurian di Jalan Sunan Sedayu, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur.
Adapun kejadian tersebut menimpa Meta Kumala pada Selasa 7 Desember 2021 yang lalu.
Bak jatuh tertimpa tangga, Meta Kumala yang kehilangan harta bendanya justru mendapat perlakuan kurang mengenakkan dari pihak kepolisian.
Hal tersebut terjadi ketika dirinya ingin melaporkan tindak kejahatan yang menimpanya.
Meta merasa dibuntuti oleh sekumpulan orang ketika dirinya melakukan transaksi melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di salah satu minimarket.
Meta yang saat itu mengendarai mobil dibuntuti oleh komplotan pencuri yang menggunakan motor.
Sekelompok orang tersebut terlihat berbicara kepada dirinya, tapi tidak jelas apa yang dibicarakan.
Komplotan pencuri tersebut seolah memberikan informasi mengenai suatu hal.
Hal itu terjadi dua kali, pertama seseorang mengantuk spion mobil Meta kemudian giliran kaca mobil Meta yang diketuk.
"Beberapa meter lagi ada ngetuk kaca. Habis itu ngetik spion, ngetuk kaca. Orangnya sambil ngomong 'itu bahayain orang'," ujar Meta dilansir dari Kompas.com.
Merasa penasaran, Meta akhirnya turun dan memeriksa mobilnya.
Namun ketika dirinya turun, seseorang tampak membuka pintu mobil bagian kiri dan mengambil tasnya.
Aksi tersebut terekam oleh CCTV dan tersebar luas di media sosial.
Meta harus merelakan kehilangan tas yang berisi kartu ATM, KTP, kartu kredit, dan kunci mobil.
Adapun uang senilai Rp7 juta juga berhasil diambil oleh perampok.
Merasa dirugikan oleh kejadian tersebut, Meta lantas melapor kepada Polsek Pulogadung.
Dirinya mengatakan bahwa menjadi korban pencurian dan kehilangan uang serta sejumlah kartu ATM.
Laporan tersebut justru ditanggapi dengan kurang mengenakkan oleh salah satu polisi.
"Salah satu polisi itu berucap, enggak enak nadanya," ujar Meta.
"Dia bilang 'ngapain sih ibu punya ATM banyak-banyak? Kalau gini kan jadi repot. Percuma kalau dicari juga pelakunya. Memang ibu enggak tahu adminnya itu mahal?" Ucap Meta menirukan ujaran polisi.
Hal tersebut tentu saja membuat dirinya kecewa karena merasa tidak diberi solusi yang tepat.
"Cara menyampaikannya nggak pas ya, karena saya sedang kesusahan. Terus kenapa bahas ATM banyak? Adminnya mahal?" Ujarnya.
Saat berada di Polsek setempat, Meta ditanya alamat lengkap, tanggal lahir, dan barang-barang yang hilang.
Namun setelahnya, polisi tidak memberitahu kepada Meta mengenai kelanjutan prosedurnya.
Dirinya justru diminta untuk pulang dan menenangkan diri.
Mengetahui perlakuan dia kepolisian terhadap kasus yang dialaminya, Meta merasa sangat kecewa.
"Dalam hati saya, Pak, kalau gampang mah anak SD saya minta tolong bantu nyari. Saya enggak habis pikir, makanya saya kecewa banget. Kasus saya nggak ditanganin, malah saya diomelin," ujarnya.
(*)