GridHype.ID -Pandemi virus corona atau Covid-19 saat ini masih menjadi momok mengerikan bagi semua orang di seluruh dunia.
Bahkan belum lama ini, varian baru virus corona kembali meresahkan warga dunia.
Yap, kemunculan virus corona varian Omicron yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan kinimulai mengkhawatirkan masyarakat dunia.
Melansir dari Kompas.com, virus corona varian Omicron saat ini mulai menyebar luas ke berbagai negara di dunia.
Saat ini setidaknya sudah lebih dari 20 negara mengkonfirmasi temuan kasus virus corona omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan itu.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah memasukkan varian Omicron ke dalam kategori variant of concern (voc).
Itu artinya, Omicron memiliki kemungkinan potensi menular yang tinggi.
Hanya saja, para peneliti hingga kini masih terus melakukan penelitian lebih jauh terkait varian Omicron.
Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan aspek penularan, tingkat keparahan infeksi (termasuk gejala), efektivitas vaksin dan tes diagnostik.
Maka dari itu, WHO mengimbau negara-negara untuk ikut berkontribusi dalam pengumpulan dan berbagi data pasien rawat inap.
WHO Minta Dunia Tidak Bereaksi Berlebihan terhadap Varian Omicron
Melansir dari GridHealth.ID, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Selasa (01/12/2021) memperingatkan bahwa beberapa negara mengeluarkan tindakan menyeluruh terhadap varian omicron Covid-19 yang mungkin tidak diperlukan dan menghukum negara-negara Afrika secara tidak adil.
"Saya sangat memahami kepedulian semua negara untuk melindungi warganya dari varian yang belum sepenuhnya kita pahami," kata Tedros.
"Tetapi saya sama-sama prihatin bahwa beberapa Negara Anggota memperkenalkan tindakan-tindakan yang tidak berdasarkan bukti atau efektif, dan yang hanya akan memperburuk ketidakadilan."
Pertama kali dilaporkan di Afrika selatan seminggu yang lalu, varian Omicron telah membawa alarm global, menyebabkan larangan bepergian dan menyoroti perbedaan antara dorongan vaksinasi besar-besaran di negara-negara kaya dan jarangnya vaksinasi di negara berkembang.
Dalam sambutannya pada pertemuan tertutup yang diposting di situs webnya, kepala WHO di Ethiopia mendesak 194 negara anggota untuk tetap berpegang pada langkah-langkah "rasional, proporsional".
Masih ada lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, kata Tedros, tentang tingkat keparahan Omicron dan efektivitas vaksin.
Belum ada kematian terkait Omicron yang dilaporkan meskipun WHO mengatakan itu menimbulkan risiko tinggi lonjakan infeksi.
"Sekali lagi, saya berterima kasih kepada Botswana dan Afrika Selatan karena telah mendeteksi, mengurutkan, dan melaporkan varian ini dengan sangat cepat," tambah Tedros.
"Sangat memprihatinkan bagi saya bahwa negara-negara itu sekarang sedang dihukum oleh orang lain karena melakukan hal yang benar."
Di tengah-tengah pertemuan tiga hari menteri kesehatan WHO, delegasi Namibia pada hari Selasa (01/12/2021) menyatakan kekecewaannya terhadap negara-negara yang memberlakukan larangan perjalanan di Afrika selatan.
"Larangan perjalanan ini adalah reaksi spontan yang didasarkan pada politik, bukan pada sains atau pedoman dari Konstitusi WHO," katanya. "
Karena itu kami bertanya mengapa negara bagian lain (mendeteksi) varian pada orang yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke Afrika selatan dibebaskan dari larangan perjalanan ini"
Tanzania menyerukan pencabutan segera pembatasan perjalanan, yang merugikan pariwisata di kawasan itu, sementara Kanada menyuarakan rasa terima kasih atas transparansi yang diberikan para pemimpin regional d Afrika.
“Kolaborasi internasional yang transparan, seperti yang ditunjukkan oleh kepemimpinan Afrika Selatan dan para ilmuwan Afrika Selatan yang dengan cepat dan terbuka berbagi informasi tentang varian baru ini, adalah yang dibutuhkan sekarang lebih dari sebelumnya.
Melalui tindakan jujur Anda, Anda telah menyelamatkan dunia,” kata Leslie Norton, duta besar Kanada untuk PBB di Jenewa.
Baca Juga: Kabar Baik Bagi Warga Dunia, Varian Omicron Digadang Jadi Tanda Berakhirnya Pandemi Covid-19
Cara Mencegah Covid-19 Varian Omicron
WHO juga membagikan sejumlah langkah rekomendasi bagi negara dan individu yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan varian Omicron.
Dilansir dari laman resmi WHO via Kompas.com (2/12/2021), berikut ini adalah langkah yang paling efektif yang dapat dilakukan individu untuk mengurangi infeksi dan mencegah Covid-19 varian Omicron:
- Menjaga jarak fisik minimal satu meter dari orang lain.
- Memakai masker dengan benar.
- Membuka jendela untuk meningkatkan sirkulasi udara di dalam ruangan.
- Menghindari ruangan yang ramai dan berventilasi buruk.
- Mencuci tangan dengan sabun dan air.
- Menerapkan etika bersin dan batuk.
- Mendapatkan vaksin Covid-19 hingga dosis penuh.
Karena Omicron dimasukkan dalam kategori Variant of Concern, ada beberapa tindakan lain yang direkomendasikan oleh WHO untuk dilakukan negara-negara, yakni:
- Meningkatkan pengawasan dan pengurutan kasus.
- Membagikan urutan genom pada database yang tersedia untuk umum.
- Melaporkan kasus atau klaster awal ke WHO.
- Melakukan penyelidikan lapangan.
- Melakukan penyelidikan penilaian laboratorium untuk lebih memahami karakter Omicron.
Beberapa fasilitas kesehatan masyarakat dan kapasitas medis untuk mengelola peningkatan kasus juga harus disiapkan.
Sebagai bentuk dukungan, WHO memberikan panduan kepada negara-negara untuk kesiapan dan ketanggapan.
Selain itu, penting pula untuk mengatasi ketidakadilan dalam akses ke vaksin Covid-19.
Pastikan setiap kelompok rentan mendapatkan vaksin hingga dosis penuh, di samping akses yang adil untuk pengobatan.
(*)