Komedian Ini Meregang Nyawa karena Kanker Paru, Siapa Sangka Makanan yang Sering Kita Masak di Rumah Bisa Jadi Penyebabnya, Hindari Mulai Sekarang

Sabtu, 20 November 2021 | 10:15
Tribunnews.com

Budi Anduk Meninggal, karena paru-paru basah.

GridHype.ID - Meninggalnya komedian Budi Prihatin alias Budi Anduk beberapa waktu silam tentu menginggalkan duka mendalam.

Diketahui, Budi Anduk meninggal dunia di usia 47 tahun karenakanker paru stadium akhir.

Kanker paru initernyata bukan satu-satunya penyebab Budi Anduk meninggal dunia.

Mengutip SajianSedap.com, pria yang kerap disapa Opa itu meregang nyawa karena komplikasi paru-paru basah, tumor paru-paru, dan kanker paru-paru.

Sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta, sayangnya Budi Anduk menghembuskan napas terakhir pada 11 Januari 2016 silam.

Berkaca dari kematian Budi Anduk, ternyata makanan sehari-hari ini bisa jadi penyebabnya, lo.

Makanan Sehari-hari Penyebab Kanker Paru-paru

Banyak yang mengira kalau kanker paru disebabkan oleh asap rokok.

Padahal, makanan juga bisa meningkatkan risiko kanker paru!

Makanan apa saja? Langsung baca selengkapnya di bawah ini.

Baca Juga: Satu Indonesia Baru Tahu, Rutin Makan Tauge Rebus Ternyata Datangkan Manfaat Luar Biasa Ini, Salah Satunya Bisa Jadi Pencegahan Kanker

1. Makanan yang Mengandung Lemak Jenuh

Dilansirdari health.com, dalam Journal of Clinical Oncology menemukan hubungan asupan lemak jenuh dengan peningkatan risiko kanker paru.

Bahkan, mereka yang mengkonsumsi makanan lemak jenuh memiliki risiko mengidap kanker paru-paru daripada mereka yang tidak.

Penelitian ini sendiri semakin diperkuat karena sudah dilakukan lebih dari 10 kali dengan subjek penelitian mencapai 1,4 juta orang dengan jumlah pasien kanker paru mencapai 18.000 jiwa.

2. Karbohidrat Olahan

Sebuah studi yang diterbitkan pada Maret 2016 oleh Cancer Epidemioly, Biomarkers and Prevention menyatakan bahwa orang yang mengonsumsi makanan tinggi gula memiliki risiko mengidap kanker paru lebih tinggi dibandingkan yang tidak.

Apalagi, kandungan gula yang terkandung dalam makanan karbohidrat olahan sangatlah tinggi.

Maka dari itu, kita disarankan untuk memilih karbohidrat kompleks seperti roti gandum, beras merah, dan buah-buahan dan sayuran.

Semuanya tak mengandung gula tambahan, tinggi serat dan dapat membantu menurunkan kolestrol juga.

3. Daging Panggang

Daging pangang sering dikaitkan dengan risiko mengidap kanker pankreas dan kanker paru-paru.

Baca Juga: Harus Semakin Waspada, Kanker Payudara Mulai Menjangkit Generasi Millenial, ini Alasannya

“Memanggang dapat melepaskan hidrokarbon poliksklik yang dapat masuk ke dalam daging sehingga menyebabkan siapa saja yang mengonsumsinya berisiko terjangkit kanker,” jelas dr. Rohs, seorang ahli onkologi toraks di Rumah Sakit Mount Sinai di New York.

Jika ingin memakan dagingnya, pastikan daging dipanggang sampai matang, jangan sampai gosong. Memakannya juga harus dalam jumlah sewajarnya.

Sebuah studi tahun 2008 oleh Lembaga Keamanan Pangan Universitas Kansas juga menemukan bahwa menambah rempah daun seperti rosemary pada daging burger ternyata dapat mengurangi zat penyebab kanker sebanyak 30%.

4. Makanan dan Minuman Mengandung Arsenik

Tak banyak yang tahu bahwa beberapa makanan mengandung zat arsenik juga dapat memicu kanker meski dalam jumlah yang tak mematikan.

Contoh saja beras, jus apel, seafood, hingga unggas mengandung arsenik dalam jumlah kecil.

Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa siapapun yang terpapar dengan zat arsenik atau mengonsumsi zat ini dalam jumlah banyak, bisa berisiko mengidap kanker paru-paru.

Hal ini dibuktikan dari penelitian dengan 950 orang Bangladesh yang mengonsumsi air minum dengan kandungan arsenik yang lebih tinggi sebagian besar mengalami gangguan fungsi paru-paru dibandingkan mereka yang tak terpapar.

Kerusakan karena terpapar arsenik ini setara dengan beberapa dekade menghisap rokok.

Namun, tenang saja, kita bisa mengonsumsi makanan yang mengandung jumlah arsenik rendah meski tak boleh terlalu sering.

Menurut dr.Rohs, paparan pasif sendiri tak mempengaruhi peningkatan signifikan pada risiko kanker paru-paru.

Meski begitu, tak ada salahnya untuk kita mencegah dibandingkan mengobati, bukan?

Baca Juga: Jangan Langsung Percaya, Sederet Penyebab Kanker Payudara Ini Ternyata Hanya Mitos Belaka

(*)

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : sajiansedap.com

Baca Lainnya