GridHype.ID - Makan nasi sudah menjadi makanan kebutuhan sehari-hari.
Apalagi bagi sebagian masyarakat Asia termasuk Indonesia, makan nasi merupakan makanan pokok.
Melansir dari Kompas.com, Nasi berasal dari padi, tanaman yang sudah dibudidayakan selama lebih dari 8.000 tahun.
Ada banyak varietas padi yang beredar, yang artinya juga ada banyak jenis nasi di dunia ini.
Ada nasi merah, nasi hitam, nasi ungu, dan yang paling umum adalah nasi putih.
Nasi merah memiliki kandungan gizi yang lebih baik daripada nasi putih.
Oleh sebab itu, untuk mendapatkan nutrisi yang lebih maksimal, mengonsumsi nasi merah lebih baik daripada nasi putih.
Walaupun nasi merah dianggap lebih baik daripada nasi putih, bukan berarti nasi putih tidak memiliki nutrisi yang baik.
Wanita yang sedang hamil dapat mengonsumsi nasi putih untuk mendapat kandungan ekstra folat.
Nasi putih juga cocok untuk diet rendah serat atau orang dewasa yang mengalami mual.
Kendati demikian, ternyata ada beberapa kondisi dimana seseorang lebih baik tidak mengonsumsi nasi.
Dikutip dari Sajian Sedap, pasalnya efek mengonsumsi nasi bisa jadi berbahaya.
Nah, siapakah diantaranya?
1. Penderita Diabetes
Nasi putih tinggi akan karbohidrat dan memiliki indeks glikemik (Glycemic Index/GI) yang tinggi.
Banyak orang meyakini bahwa pasien diabetes tidak boleh mengonsumsi nasi putih karena dianggap memiliki GI yang tinggi.
Adapun GI adalah standar pengukuran seberapa cepat karbohidrat dalam makanan diubah menjadi gula (glukosa) untuk dipakai sebagai energi.
Ukuran ini berupa skala dari 0-100. Gula pasir, misalnya, memiliki angka GI 100 yang artinya karbohidrat dari gula murni sangat cepat diubah oleh tubuh menjadi energi.
Angka GI juga memengaruhi seberapa cepat tubuh memproduksi insulin.
Semakin rendah nilai GI suatu makanan, maka akan semakin kecil pengaruhnya pada peningkatan insulin dan gula darah.
Itu sebabnya kenapa orang-orang yang memiliki diabetes sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan GI rendah.
Menurut Healthline, sebuah studi di British Medical Journal menemukan bahwa orang-orang yang mengonsumsi nasi putih dalam porsi besar memiliki peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2.
Jika kamu telah didiagnosis diabetes, pada umumnya aman untuk mengonsumsi nasi dalam jumlah sedang.
Hanya saja, pastikan kamu mengetahui skor GI dari nasi yang akan kamu makan.
Usahakan untuk mengonsumsi antara 45-60 gram karbohidrat per porsi makan.
Sebagai gambaran, berdasarkan tabel nilai GI dari Harvard Medical School, per 150 gram nasi putih biasa memiliki GI sekitar 72.
Kamu tidak perlu berhenti sama sekali memangkas konsumsi nasi putih jika memiliki diabetes, meskipun nasi memang memiliki GI yang lumayan tinggi.
Beberapa jenis beras mempunyai indeks glikemik yang lebih rendah dibanding jenis beras lainnya.
Sebagai alternatif yang lebih sehat dari nasi putih, Anda bisa menggunakan beras merah (nilai GI 50) atau beras Basmati (nilai GI 63).
Bubur havermut (oatmeal) juga bisa menjadi alternatif karena memiliki GI 55 sehingga termasuk rendah.
Kandungan serat oatmeal yang tinggi juga membantu memperlambat laju penyerapan karbohidrat dalam tubuh.
Hal ini tentu memberi efek yang menguntungkan dalam pengendalian kadar gula darah.
2. Obesitas
Bukan rahasia lagi kalau nasi putih selalu dikaitkan dengan penambahan berat badan.
Itu sebabnya, orang yang sudah memiliki obesitas diharapkan sangat menghindari atau mengurangi konsumsi nasi.
Berdasar data Departemen Pertanian Ameriksa Serikat, satu gelas beras terdapat 242 kalori, 53 gram karbohidrat, dan 4.39 gram protein.
Tak hanya itu, kandungan zat lain, seperti zat besi, fosfor, kalium, tiamin, dan folat, ada di dalamnya.
Artinya, beras yang kerap masyrakat konsumsi hanya memiliki sedikit natrium.
Bahkan, beras sama sekali tidak memilik vitamin C yang akan berdampak tubuh tidak memiliki nutrisi yang cukup.
Selain kekurangan nutrisi, nasi juga bisa membuat seseorang bisa merasa kenyang.
Idealnya, seseorang perlu memiliki batas sendiri untuk membatasi seberapa besar porsi untuk mengkonsumsi nasi.
Terlalu banyak makan nasi di setiap waktu pun berakibat pada kenaikan berat badan.
Sebab, terjadi penumpukan karbohidrat dalam tubuh.
Parahnya, jika sudah di tahap kritis, nasi mampu meningkatkan kadar gula dan bisa menimbulkan gejala diabetes.
(*)