GridHype.id- Beberapa waktu lalu Indonesia berhasilkeluar dari daftar 10 negara dengan kasus kematian Covid-19 tertinggi di dunia.
Berdasarkan laporan dari laman Worldmeters, saat ini Amerika Serikat menjadi negara dengan total kasus Covid-19 tertinggi di dunia.
Sementara Indonesia berada di urutan ke-13 dengan total kasus Covid-19 mencapai 4.190.763 kasus.
Meski demikian, para ahli meminta agar masyarakat tetap waspada mengenai kemungkinan gelombang ketiga yang diprediksi terjadi pada akhir tahun nanti.
Dilansir dari Tribunstyle.com, Juru Bicara Satgas Penanggulangan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengingatkan agar Indonesia tetap waspada.
Prof Wiku menjelaskan jika gelombang pandemi di dunia sudah terjadi sebanyak tiga kali.
Salah satu negara yang tercatat telah mengalami gelombang ketiga ini yakni Amerika Serikat, India dan berbabgai negara di Eropa.
"Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidakthird waveatau lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan," kata Wiku dalam konferensi pers, pada Selasa (14/9/2021) lalu.
Puncak gelombang pertama terjadi pada Januari 2021, puncak kedua pada April 2021, dan Agustus-September sebagai puncak gelombang ketiga.
"Lonjakan kedua di Indonesia pada Juli lalu tidak diikuti dengan lonjakan kasus dunia," kata Wiku.
Untuk mengantisipasi terjadinya gelombang ketiga dan munculnya varian baru covid-19, semua pihak diminta untuk waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan, serta melakukan percepatan vaksinasi, sehingga terbentuk kekebalan komunitas.
Pakar epidemiologi Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman juga memperkirakan gelombang ketiga kasus Covid-19 di RI kemungkinan bisa terjadi pada Desember 2021 mendatang.
Dilansir dari Kompas.com, Dicky Budiman menjelaskan lebih lanjut lagi mengenai gelombang ketiga Covid-19 ini.
Menurutnya, gelombang ketiga infeksi corona sangat mungkin teradi, sebab meyoritas masyarakat Indonesia belum mempunyai imunitas untuk melawan virus atau tingkat vaksinasi yang terbilang cukup rendah.
“Dalam artian imunitas itu dari vaksin, vaksinasi dosis penuh, apapun vaksinnya. Ini kan 80 persenan (masyarakat) masih rawan karena belum mendapat vaksin,” kata Dicky, seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (20/9/2021).
Tak hanya varian Delta, tetapi juga varian Alpha maupun varian lain yang dapat membuat kondisi rentan dan mendorong potensi terjadinya gelombang ketiga infeksi.
Dicky menuturkan, adanya varian-varian baru Covid-19 juga sangat rawan memunculkan kembali gelombang ketiga.
“Ini yang harus dipahami dan tidak ada negara yang meskipun vaksinasinya sudah lebih dari 60 persen bisa menghindari gelombang ketiga, sulit,” ujar dia.
Lebih lanjut lagi, Dicky memprediksi potensi gelombang ketiga Covid-19 yang semula November kini bergeser menjadi Desember.
Dulu saya memprediksi Oktober, tapi ini berubah lagi, mundur lagi, jadi Desember. Desemberpun gelombangnya menurun juga, merendah, nggak sebesar seperti prediksi sebelumnya,” tutur dia.
Ia memaparkan, ini disebabkan adanya intervensi yang dilakukan seperti PPKM yang diperpanjang lebih diperkuat.
“Prediksi-prediksi ini tidak statis, dinamis banget. Artinya semakin kita konsistem, semakin disiplin dalam memberikan intervensi, termasuk capaian vaksinasi, ini akan membuat potensi (gelombang ketiga) itu semakin jauh atau mengecil tapi tetap ada, jauh mengecil,” tambah dia.
Sementara saat ini, Dicky mengatakan, dalam prediksi terakhir sesuai dengan perkembangan situasi terkini mundur ke Desember.
(*)