Waspada, 6 Kandungan dalam Skincare ini Justru Bisa Membahayakan Jika Terlalu Sering Digunakan, Salah Satunya AHA dan BHA

Minggu, 05 September 2021 | 19:00
Photo by Pavel Danilyuk from Pexels

Skincare viral di TikTok, campuran kandungan serum dapat berkhasiat seperti perawatan botox

GridHype.id-Skincare atau perawatan kulit kini menjadi andalan setiap wanita sebagai perawatan wajah.

Tak hanya wanita, pria pun kini mulai banyak menggunakan skincare untuk merawat kulit mereka agar tidak kusam.

Namun bagi kamu para pemula sebaiknya jangan asal membeli produk skincare.

Kenali kebutuhan hingga kandungan yang tepat dalam skincare untuk kulit wajahmu.

Pasalnya, jika salah memilih skincare, bukannya terawat kulit wajah justru bisa jadi rusak.

Dilansir dariHealthline,ada beberapa kandungan skincare yang bisa berefek negatif pada kulit jika kita menggunakannya terlalu sering.

Sebab beberapa kandungan berikut ini dianggap terlalu keras dan bisa membahayakan kulit wajah jika terlalu sering digunakan.

Dilansir dari Kompas.com, berikut 6 kadungan dalam Skincare yang bisa jadi berbahaya jika terlalu sering digunakan:

Beta Hydroxy Acids (BHAs)

Sama dengan AHA, frekuensi pemakaian skincare yang mengandung BHA pun harus diperhatikan.

Bahan utama BHA yang akan kita temukan dalam formulasi perawatan kulit adalah asam salisilat, yang berfungsi merawat jenis kulit berminyak dan berjerawat.

Selalu baca petunjuk dalam kemasan. Misalnya, jika produk yang kita pakai adalah produk spot treatment, jangan gunakan di seluruh wajah.

Lalu, jika tertulis biarkan selama 15 menit sebelum dibilas, perhatikan jam.

Baca Juga: 'Semua Juga Bisa' Celoteh Babe Cabita Usai Wajahnya dan Marshel Widianto Terpampang Jelas di Times Square New York

Alpha Hydroxy Acids (AHAs)

AHA merupakan kunci untuk membuat kulit glowing. Tapi sebenarnya kita tidak boleh menggunakannya berlebihan.

Beberapa produk yang diformulasikan dengan AHA, seperti asam glikolat atau laktat memang dimaksudkan untuk penggunaan sehari-hari namun, tidak semuanya dibuat sama.

"Frekuensi penggunaan yang disarankan tergantung pada konsentrasi asam dan seberapa terbiasa kulit dengan asam secara umum," kata Blair Murphy-Rose, MD, dokter kulit bersertifikat yang berbasis di New York.

Jadi, pakailah produk dengan AHA seusai petujunk dalam kemasan dan mulailah secara bertahap untuk melihat reaksi kulit.

Selain itu, bagi kamu yang hobi memakai skincare berlapis-lapis, waspadai kandungan aktif dalam rejimen kulit.

Akan lebih baik jika kita hanya mengaplikasikan satu produk yang mengandung AHA per sesinya.

Hidrokuinon

Hidrokuinon dikenal karena kemampuannya menargetkan perubahan warna dan area hiperpigmentasi.

Kendati demikian, hidrokuinon tidak boleh digunakan berlebihan dan tidak boleh digunakan saat kita sedang hamil atau menyusui.

"Ada efek samping yang disebut 'ochronosis' yang dapat terjadi akibat penggunaan hidrokuinon jangka panjang," ujar Murphy-Rose mengingatkan.

"Bagi yang memang memilih menggunakan hidrokuinon, gunakan maksimal dua kali sehari selama tidak lebih dari lima bulan,” tambahnya.

Sebaiknya gunakan produk yang mengandung hirdokuinon sesuai petunjuk dokter.

Baca Juga: Viral DNA Salmon Jadi Bahan Skincare, Ternyata Ini Kebenaran yang Bisa Bikin Kamu Tercengang

Trichloroacetic Acid (TCA)

TCA peel adalah produk skincare yang ampuh dan dapat membantu mengatasi masalah seperti garis-garis halus, kerutan, dan perubahan warna.

"TCA melarutkan mortar yang menyatukan sel-sel epidermis dan membantu melepaskan sel-sel kulit mati. Jika digunakan terlalu sering, eksfoliasi ini dapat menyebabkan kulit kemerahan dan iritasi," jelas Alster.

TCA peel sendiri biasanya diberikan oleh dokter, namun TCA yang dijual bebas pun tersedia.

Retinoid

Retinoid atau pun retinol mungkin sering disebut sebagai “holy grail” dan dicintai karena mampu memperbaiki dan mencegah tanda-tanda penuaan.

Sayangnya, retinoid memiliki satu kelemahan kecil: retinisasi, yaitu proses eksfoliasi yang menyebabkan kulit kemerahan dan sensitif saat mulai terbiasa dengan retinol.

Walau gejala retinisasi cenderung ringan tetap penting untuk membuat kulit lebih bertoleransi sehingga tidak “kaget.”

"Retinol adalah bahan yang harus dikurangi. Mulailah dengan persentase yang lebih rendah dan kemudian meningkat seiring waktu," saran Tina Alster, MD, dokter kulit bersertifikat di Washington DC.

Berbagai jenis minyak

Melembapkan kulit memang baik, namun kita juga harus menjaga frekuensi dan formulasi kandungan skincare yang masuk ke kulit.

Nah, berbagai jenis minyak sseperti minyak alpukat, zaitun, dan kelapa adalah bahan pelembab yang bisa membuat minyak wajah berlebih, terutama jika kita memiliki kulit berminyak atau berjerawat.

"Terlalu banyak minyak dapat menyumbat pori-pori, menyebabkan komedo terbuka, dan menyebabkan pori-pori membesar," jelas Stefani Kappel, MD, dokter kulit bersertifikat di Corona Del Mar, California.

Jadi, meski tidak dilarang untuk memakai minyak, tetap awasi reaksi kulit. Lalu jika bisa, gantilah minyak itu dengan minyak "kering" yang lebih ringan, seperti rosehip dan camellia.(*)

Baca Juga: Awas Kena Tipu Produsen Nakal, Jangan Sampai Beli Skincare dengan Ciri Ini Kalau Tak Mau Kena Efek Buruknya

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : Kompas.com, Healhtline

Baca Lainnya