GridHype.id- Kanker payudara merupakan penyakit yang banyak dihindari oleh wanita.
Bagaimana tidak, parahnya kanker payudara bisa menyebabkan kematian.
Sangat penting bagi wanita untuk mengetahui ciri-ciri terkena kanker payudara.
Tak hanya itu, kondisi yang bakal terjadi pada penderita kanker payudara juga harus dikenali sejak dini.
Hal ini bisa membantu penderita untuk mempersiapkan diri sehingga tidak timbul stres yang berlebihan.
Pasalnya, penderita kanker payudara pada umumnya akan mendapati perubahan fisik secara signifikan.
Hal ini yang kerap menyebabkan timbulnya depresi sehingga membuat kondisi kesehatan semakin menurun.
Dilansir dari Kompas.com, setidaknya ada 5 perubahan fisik yang terjadi pada penderita kanker payudara.
Rambut Rontok
Pengobatan kanker payudara bisa dilakukan dengan menjalani kemoterapi.
Namun perawatan ini bukan tanpa efek samping.
Pasien yang menjalani kemoterapi biasanya bakal mendapati kerontokan pada rambut.
Pasalnya, kemoterapi dapat mempengaruhi sel-sel folikel rambut.
Biasanya kondisi ini terjadi beberapa minggu setelah menjalani kemoterapi.
Meski demikian, Anda tidak perlu merasa cemas berlebihan.
Kerontokan yang terjadi bakal berangsur pulih ketika pasien berhenti menjalani kemoterapi.
Perubahan Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi bisa berubah pada penderita kanker payudara.
Pasalnya, produksi hormon akan terpengaruh dan membuat siklus mentruasi menjadi terganggu.
Perubahan siklus menstruasi ini biasanya dibarengi dengan kondisi lain, yaitu:
- berkeringat saat malam
- tubuh merasa panas
- nyeri sendi
- pertambahan berat badan
- hilangnya gairah seks
- vagina mengering
Biasanya, siklus menstruasi akan kembali normal saat pengobatan kanker payudara dihentikan.
Meski demikian, ada pula yang tidak lagi mengalami siklus menstruasi atau mengalami menopause, di mana kondisi ini kerap terjadi pada wanita di atas 40 tahun. Berat Badan Meningkat
Perubahan berat badan juga bakal dirasakan oleh penderita kanker payudara.
Biasanya, perubahan ini terjadi saat pasien menjalani perawatan.
Kenaikan berat badan yang signifikan selama pengobatan terkait dengan risiko mengembangkan penyakit yang berhubungan dengan obesitas, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.
Pertambahan berat badan ini biasanya disebabkan oleh kemoterapi, obat steroid yang berbeda, atau terapi hormon.
Baca Juga: Jadi Salah Satu Bumbu Dapur Orang Indonesia, Temu Kunci Bisa Bantu Pengobatan Kanker Payudara (*)