Bak Temui Jalan Buntu, Kriminolog Ungkap Fakta Mengejutkan Terkait Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Sebut Hal Ini Jadi Kelemahan Pelaku yang Bisa Dibongkar Polisi

Minggu, 05 September 2021 | 12:15
Tribun Jabar.id/ Dwiki Maulana

TKP pembunuhan ibu dan anak di Kampung Ciseuti, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

GridHype.ID - Penyelidikan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang masih terus bergulir.

Lebih dari dua pekan, pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang ini masih menjadi misteri.

Seperti yang diketahui, kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini telah dilaporkan sejak 18 Agustus 2021 lalu.

Hingga saat ini, polisi telah menemukan beberapa bukti dan terus mendalami keterangan saksi terkait kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Lamanya pengungkapan kasus ini memunculkan pertanyaan dari Kriminolog Universitas Padjajaran (Unpad), Yesmil Anwar.

Melansir TribunnewsBogor.com, ia bahkan menduga kalau kasus ini merupakan pembunuhan berencana.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Erdi Adrimulan Chaniago pun mengatakan hal serupa.

Setelahmelakukan rekonstruksi dan memeriksa sejumlah saksi, polisi mengaku kondisi Tempat kejadian Perkara (TKP) dangan rapi.

"Kita sangat membutuhkan waktu (untuk mengungkap). Karena di TKP sendiri, kita akui bahwa itu memang sangat rapi, kejadian itu sangat rapi.

Kita mencari pembuktian itu bukan di TKP saja, tapi kita menarik mundur perkiraan waktu berdasarkan kematian kedua korban tersebut," akui Kombes Pol Erdi Adrimulan Chaniagodalam Youtube TV One, Kamis (2/9/2021).

Baca Juga: Penuh Misteri, Mr. X Diduga Jadi Sosok di Balik Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Yosef Ungkap Perilakunya yang Suka Datang Malam-malam

Sementara itu, Yesmil Anwar juga mengatakan ada faktor X yang perlu ditelusuri dan diperhatikan selain keterangan saksi dan temuan dugaan barang bukti di TKP.

Faktor X tersebut, ujar Yesmil, kemungkinan saling berkaitan antara keterangan saksi dan kondisi korban semasa hidup.

"Sebenarnya saya juga agak mempertanyakan, karena beberapa waktu lalu, polisi dengan lantang menyatakan bahwa ini merupakan kriminal murni, tapi kok begini lama pengungkapan kasusnya," kata dia.

Hal itu pun memunculkan pertanyaan besar publik.

"Maka kita pun bertanya-tanya apakah ada faktor x atau hambatan-hambatan yang dapat mengganggu jalannya penyelidikan di lapangan," ujarnya, Jumat (3/9/2021), dikutip dari TribunJabar.

Lebih lanjut, Yesmil menduga kasus Tuti dan Amalia ini merupakan jenis pembunuhan berencana yang sudah direncanakan secara matang dan melibatkan banyak pelaku.

Menurutnya, hal itu bisa saja terjadi, terlebih dalam setiap kasus kejahatan dimungkinkan adanya pelaku utama dan aktor intelektual, yang mengeksekusi.

Karena itu, menurutnya yang perlu ditelusuri adalah potensi motif pembunuhan.

Dalam setiap kasus, terang Yesmil, selalu ada tiga motif utama yang menyertai, yakni motif hubungan sosial, seperti asmara dan masa lalu, motif kekuasaan, serta motif harta.

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Belum Juga Menemukan Titik Terang, Kriminolog UI Ungkap Pelaku Miliki Banyak Waktu Bersihkan TKP

"Sebetulnya kalau aksi kejahatan melibatkan beberapa orang yang dicurigai melakukannya, merupakan poin yang bagus untuk lebih mengutamakan bukti forensik dari kondisi mayat tersebut."

"Terkait bagaimana cara korban dibunuh, dengan apa, dan kemungkinan-kemungkinan yang mendasari tewasnya korban," ucapnya.

Sementara Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala berpendapat, pelaku memiliki banyak waktu untuk membersihkan segala bukti di lokasi kejadian kemudian melarikan diri.

"Pembunuh memiliki cukup banyak waktu untuk melakukan pembersihan TKP sebelum kemudian lari."

"Jadi sebagaimana diungkapkan bahwa korban itu kelihatannya dibunuh di kamar tidur mereka masing-masing, kemudian dibawa ke mobil," ujar Adrianus Meliala, dikutip di kanal Youtube Kompas TV.

"Lalu pelaku sempat mencuci baju, dalam rangka membilas darah-darah yang melekat dan juga bisa diduga pelaku juga membersihkan beberapa hal yang kemungkinan akan terkait dengan dirinya," imbuhnya.

Hanya saja, seperti pepatah dalam ilmu kriminologi, tidak ada kejahatan yang sempurna. Artinya, pelaku pasti meninggalkan jejak.

Kelemahan yang diduga dimiliki pelaku pembunuhan Tuti dan Amalia itu menurut Adrianus adalah tidak bisa menghapus jejak digital.

Hal tersebut bisa jadi petunjuk penting untuk pihak kepolisian guna mengungkap pelaku pembunuhan Tuti dan Amalia.

"Salah satu yang diperkirakan tidak mungkin bisa diganti, dihapus begitu saja oleh pelaku adalah jejak digital," tegas Adrianus Meliala.

Baca Juga: Terkuak Fakta Baru, Yosef Curigai Sosok Mr.X dalam Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Sebut Terduga Sering Datang ke Rumah Malam-malam

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber TribunnewsBogor.com