Ngeri sampai Diawasi WHO karena Disebut Kebal Vaksin, Ini Fakta Covid-19 Varian Mu

Senin, 06 September 2021 | 05:30
unsplash

Ilustrasi virus corona

GridHype.ID - Virus corona masih belum bisa dikendalikan, kini muncul varian baru yang diberi namaB.1.621 atau Covid-19 varian Mu.

Melansir Kontan.co.id, Covid-19 varian Mu ini telah terdeteksi sejak bulan Januari lalu.

Covid-19 varian Muini disebut-sebut mampu melemahkan obat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun kini resmi memasukkan Covid-19 varian baru tersebut ke dalam pantauan khusus per tanggal 31 Agustus 2021

Menurut WHO, varian Mu bisa menjadi penyebab penularan komunitas yang signifikan atau pembentukkan klaster Covid-19 baru.

Sebelum Mu, WHO telah memasukkan empat varian lain ke dalam daftar pantauan khusus, di antaranya adalah Eta, Iota, Kappa, dan Lambda.

Sementara mengutip Kompas.com dari The Guardian, varian Mu dikhawatirkan dapat tak terpengaruh dengan kekebalan orang yang sudah menerima vaksin Covid-19.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai virus Corona varian baru ini, berikut ini 4 fakta mengenai Covid-19 varian Mu:

Baca Juga: Jangan Takut untuk Vaksin, Dokter Onkologi Sebut Vaksinasi Covid-19 Aman untuk Kanker Payudara, Tapi Harus Penuhi Hal Ini

1. Teridentifikasi di Kolombia

Virus Corona varian Mu pertama kali teridentifikasi di Kolombia pada bulan Januari 2021.

Menurut WHO, varian Mu lebih kebal terhadap vaksin seperti varian Beta yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

Akan tetapi, para ilmuwan masih meneliti tingkat penularan dan dampak yang ditimbulkan dari varian baru ini.

2. Prevalensi sementara masih rendah

Sebagaimana dikutip KOMPAS.com dari Euro News, menurut WHO, sejauh ini prevalensi varian Mu di seluruh dunia masih rendah, yakni kurang dari 0,1 persen.

Prevalensi varian Mu di Kolombia, negara yang menjadi tempat varian baru ini teridentifikasi, sekitar 39 persen.

Sedangkan di Ekuador, prevalensi varian Mu mencapai 13 persen.

3. Ditemukan di 39 negara

Meskipun tergolong baru ditemukan, namun varian Mu telah terdeteksi di 39 negara di dunia.

Hal ini pula yang membuat WHO menambahkan B.1.621 ke dalam daftar pantauan.

Setidaknya terdapat 32 kasus infeksi varian Mu di Inggris.

Baca Juga: Mulai Unjuk Taring, 5 Fakta Vaksin Merah Putih yang Siap Diluncurkan Tahun 2022

Menurut laporan PHE, sebagian besar kasus infeksi virus Corona varian Mu di London terjadi pada anak muda, bahkan yang telah menerima dua dosis vaksin Covid-19.

Saat ini, varian Mu juga telah terdeteksi di Amerika Selatan, AS, Eropa, dan Hong Kong.

4. Kebal terhadap vaksin Covid-19

WHO mengatakan, varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang berpotensi dapat lolos dari sistem kekebalan.

Meski begitu, laporan ini perlu dikonfirmasi lebih lanjut.

Sementara itu, menurut PHE, varian Mu memiliki resistensi yang sama dengan varian Beta terhadap kekebalan yang dihasilkan dari vaksinasi.

Akan tetapi, butuh lebih banyak bukti penelitian untuk mengonfirmasi pernyataan tersebut.

Semua virus, termasuk SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19, terus bermutasi dari waktu ke waktu dan sebagian besar mutasi memiliki sedikit atau sama sekali tidak berpengaruh pada sifat virus.

Meski demikian, mutasi tertentu dapat memengaruhi sifat virus, tingkat penyebaran virus, keparahan penyakit yang ditimbulkan, dan ketahanannya terhadap vaksin, obat-obatan, serta tindak pencegahan lainnya.

Tingkat ancaman yang ditimbulkan varian ini masih belum dapat dipastikan.

Hal itu bisa diketahui setelah adanya peningkatan kasus dalam beberapa minggu hingga bulan ke depan.

Baca Juga: Kabar Baik! Ilmuwan Sebut Penyitas Covid Lebih Kebal Daripada yang Divaksin, Ini Penjelasannya

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Kompas.com, Kontan.co.id

Baca Lainnya