Sempat Dipandang Sebelah Mata, Vaksin Nusantara Sabetan Terawan Kini Justru Dilirik WHO hingga Masuk Jurnal Uji Klinis

Sabtu, 04 September 2021 | 08:30
Kompas.com

Terawan Agus Putranto bingung mengapa pegembangan Vaksin Nusantara seolah dihalangi

GridHype.id- Vaksin Nusantara yang sempat ramai dibicarakan publik, kini kembali hadir dengan kabar yang cukup menyegarkan.

Sebelumnya, Vaksin Nusantara sabetan Terawan Agus Putranto ini kerap dipandang sebelah mata.

Belum lagi banyak pihak yang mencibir vaksin tersebut.

Getolnya Terawan dalam memperkenalkan Vaksin Nusantara rupanya tak membuat masyarakat luluh sama sekali.

Tak hanya itu, bahkan sejumlah pihak mengatakan bahwa Vaksin Nusantara baiknya dilupakan saja.

Meski demikian, Terawan kini seolah tengah menunjukkan taringnya.

Bagaimana tidak, Vaksin yang dianggap sebelah mata ini justru dilirik oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dilansir dari Tribunnews.com, WHO telah menerbitkan jurnal mengenai Vaksin Nusantara di jurnal uji klinis.

Baca Juga: Vaksin Gagasannya Bak Dihalang-halangi, Terawan Tegaskan Vaksin Nusantara Tak Bakal Timbulkan Kematian

Jurnal yang berjudul Preventive Dendritic Cell Vaccine, AV-COVID-19, in Subjects Not Actively Infected with COVID-19 mengulas mengenai sel dendritic dalam Vaksin Nusantara.

Adapun penelitian yang disponsori oleh Aivita Biomedical ini terbit di laman jurnal Critical Trials pada Senin (16/8/2021) lalu.

“Produk ini adalah vaksin pribadi khusus subjek yang terdiri dari sel dendritic autologous dan limfosit (DCL) yang sebelumnya diinkubasi dengan sejumlah protein lonjakan SARS-CoV-2 (protein S) yang terbukti aman dalam studi fase 1 juga dilakukan di Indonesia,” tulisnya.

Lebih lanjut, jurnal tersebut juga menjelaskan mengenai studi pada fase 2.

“Dalam studi fase 2 ini, kemanjuran dinilai melalui peningkatan respons sel T spesifik protein S dengan membandingkan hasil sebelum dan sesudah vaksinasi.”

Adapun kemanaan vaksin tersebut telah dikonfirmasi melalui nilai laboratorium, observasi, dan pelaporan pasien secara teratur.

Pada uji klinis tersebut, setidaknya terdapat 145 sukarelawan dengan sejumlah kriteria.

Ulasan tersebut dapat diakses di lama Clinical Trials.

Lepas dari imbauan untuk melupakan Vaksin Nusantara yang tak memiliki jejak riset, Siti Nadia Tarmizi juga mengatakan bahwa vaksin ini tak bisa dikomersilkan.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementrian Kesehatan ini menegaskan bahwa Vaksin Nusantara hanya bersifat individual.

Baca Juga: Uji Klinis Vaksin Nusantara Terus Berlanjut Meski Tak Kantongi Izin BPOM, Vaksin Merah Putih Justru Siap Diproduksi Massal Pada 2022

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Tribunnews.com

Baca Lainnya