GridHype.id-Pandemi Covid-19 yang pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, China pada akhir tahun 2019 silam masih menjadi misteri hingga kini mengenai asal muasalnya.
Pandemi yang kadung menyebar ke hampir seluruh dunia ini membuat beberapa negara saling tuduh mengenai siapa yang harus bertanggung jawab.
Bagaimana, dilansir dari Covid19.go.id, korban jiwa virus Sars-CoV-2 ini telah menelan sedikitnya4.470.969jiwa diseluruh pelosok dunia.
Sejumlah negara bahkan sempat berada dalam keadaan defisit, tak terkecuali Indonesia.
Meski telah menyebabkan sejumlah negara keos, namun hingga kiniOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) maupun badan intelijentiap negara belum berhasil mengungkap asal muasal virus corona.
Beberapa waktu lalu, dilansir dari Rri.co.id,Komunitas intelijen AS gagal menentukan asal virus corona terbaru.
Meski penyelidikan lanjutan telah berlangsung, pada Jumat (27/8/2021) pihak Intelijen AS mengatakan bahwa opsinya masih terbagi menjadi apakah virus itu muncul dari kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi atau dari insiden di laboratorium.
Di sisi lain, untuk menyangkal jika virus Covid-19 merupakan virus yang dikembangkan sebagai senjata biologis,Kantor Direktur Intelijen Nasional AS mengatakan dalam sebuah laporan, "Semua lembaga menilai bahwa dua hipotesis masuk akal: paparan alami terhadap hewan yang terinfeksi dan insiden terkait laboratorium."
Baca Juga: Bikin Melongo Seantero, Pria Ini Lakukan Vaksinasi dengan 5 Dosis dari 3 Vaksin Berbeda
Komunitas intelijen "menilai mereka tidak akan dapat memberikan penjelasan yang lebih pasti" tanpa informasi baru, seperti apakah laboratorium di kota Wuhan di Cina tengah, tempat pertama kali pandemi terdeteksi pada akhir 2019, sedang menangani virus atau ada kemunculan sumber virus terdekat sebelum COVID-19, kata kantor itu, seperti dikutip dari Kyodo News, Sabtu (28/8/2021).
Menurut ringkasan evaluasi laporan tersebut, kemungkinan virus muncul dan menginfeksi manusia melalui paparan awal skala kecil yang terjadi paling lambat November 2019, dengan kelompok kasus COVID-19 pertama yang diketahui muncul di Wuhan pada Desember 2019.
Laporan itu, mengatakan empat elemen komunitas intelijen dan Dewan Intelijen Nasional menilai dengan "keyakinan rendah" bahwa infeksi awal kemungkinan besar disebabkan oleh paparan alami pada hewan yang terinfeksi virus atau sumber virus terdekat.
Satu elemen komunitas intelijen menilai dengan "keyakinan sedang" bahwa infeksi manusia pertama dengan virus ini kemungkinan besar adalah hasil dari insiden terkait laboratorium, mungkin melibatkan eksperimen, penanganan hewan, atau pengambilan sampel oleh Institut Virologi Wuhan, menurut laporan itu.
Pada tiga elemen komunitas intelijen, beberapa analis menyukai teori asal alamiah, yang lain condong ke skenario asal laboratorium, dan beberapa melihat hipotesis keduanya sebagai kemungkinan yang sama, kata laporan tadi.
Ringkasan itu juga menilai bahwa pejabat Cina "tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang virus sebelum wabah awal COVID-19 muncul."
Sebelumnya diketahui jikaPresiden AS Joe Biden menyatakan, China masih memegang informasi penting mengenai asal usul Covid-19.
Pernyataannya terjadi setelah AS menerbitkan sebagian laporan intelijen, yang secara tersirat belum mengakui virus corona adalah senjata biologis.
Dilansir dari Kompas.co, meski begitu, Washington tidak yakin "Negeri Panda" tidak tahu mengenai virus itu sebelum wabah yang sudah merenggut nyawa 4,5 juta di seluruh dunia.
"Informasi penting mengenai dari mana pandemi ini masih dipegang Republik Rakyat China (PRC)," kata Biden dalam pernyataan yang dirilis.
Presiden 78 tahun itu menduga, Beijing sejak awal sudah mencegah penyidik internasional untuk memperoleh informasi.
"Sampai detik ini, PRC terus menolak seruan transparansi dan menahan informasi, bahkan ketika korban terus bertambah," lanjut Biden.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.Daftarkan email
Merujuk pada laporan yang sebagian dipublikasikan, intelijen AS menolak dugaan bahwa Covid-19 dikembangkan sebagai senjata.
Beberapa badan telik sandi setempat menyatakan "keyakinan rendah" bahwa corona itu direkayasa secara genetika.
Hanya, mereka terbelah terkait asal usulnya. Empat lembaga dan Dewan Intelijen Nasional kompak menyebut penyebabnya alamiah.
Artinya, virus tersebut kemungkinan berasal dari hewan, dan menjangkiti manusia melalui perantaraan binatang lain.(*)
Baca Juga: Kabar Gembira! Ahli Sebut Penyitas Covid-19 Bakal Terhindar dari Kerusakan Paru Permanen