7 Anak di Bawah Umur Pelaku Pembunuhan Tersadis Sepanjang Masa, Salah Satunya dari Indonesia

Sabtu, 28 Agustus 2021 | 11:00
Kvia.com

Jordan Brown

GridHype.id- Jika mendengar kisah mengenai kasus pembunuhan berantai, sudah pasti membuat bulu kuduk kita bergidik.

Sebab para pembunuh berantai ini akan menghabisi nyawa korbannya dengan keji.

Dilansir dari Dailymirorr, beberapa ahli bahkan berpendapat, para pelaku pembunuhan berantai memiliki gangguan kepribadian anti-sosial atau psikopat.

Para psikopat ini membunuh korbannya tanpa alasan, hanya demi memuaskan hasratnya semata.

Gangguan kepribadian ini bisa muncul pada seseorang bahkan sejak usia belia.

Seperti anak-anak di bawah umur berikut ini yang telah melakukan pembunuhan pertamanya di usia belia.

Dilansir dari 99.co, berikut tujuh anak anak pembunuh berantai tekejam sepanjang masa:

Mary Bell

Rebel Circus

Mary Bell psikopat cilik

Kasus pembunuhan sejumlah anak-anak kecil di tangan gasid mungil bernama Mary Bell menjadi kasus pembunuhan paling terkenal di Amerika Serikat bahkan dunia.

Baca Juga: Urutan Zodiak Paling Berbahaya Berdasarkan Data Pembunuh Berantai, Dilihat dari Kepribadiannya

Mary Bell yang terlahir dari seorang pekerja seks komersial berusia 17 tahun ini tidak pernah merasakan bagaiaman rasa kasih sayang seorang ibu.

Mary Bell kecil justru sering dibawa berpergian oleh ibunya saat menemui klien.

Bahkan tak jarang, Mary Bell dipaksa untuk menean beberapa pil narkoba.

Sebelum menginjak umur 11 tahun, Mary sudah membunuh 2 orang anak, satu berumur 4 tahun dan satu lagi berumur 3 tahun.

Kedua anak tersebut dicekik sampai tewas.

Mary bahkan kembali untuk memutilasi genital korban keduanya dan mengikir huruf M pada perutnya dengan bangga.

Sempat menghuni rumah tahanan, Mary dibebaskan pada tahun 1980.

Belum jelas alasan dibalik pembebasan Mary.

Beberapa rumor mengatakan bahwa sang ibu mengenal tokoh otoriter kelas kakap sehingga anaknya bebas dan mendapatkan jaminan perlindungan anak.

Jordan Brown

Pada 20 Februari 2009, seorang pembunuh berantai anak-anak di Pennsylvenia membunuh ibu tirinya yang sedang mengandung dengan menggunakan senjata api.

Jordan Brown, yang pada saat itu berusia 11 tahun, mengosongkan peluru tepat di belakang kepala ibunya yang sedang tertidur lelap.

Baca Juga: Geger Dalang di Balik Pembunuhan di Subang, Sosok Ini Ternyata Sengaja Hapus Bukti Ini hingga Terungkap Fakta Tak Diduga

Saudari-saudari Jordan yang mendengar suara tembakan lantang dari luar kamar tidak berani meninggalkan tempat tidur.

Mereka menunggu sampai pagi tiba dan Jordan meninggalkan rumah untuk pergi sekolah.

Betapa terkejutnya kedua saudari Jordan ketika menemukan kepala ibu mereka yang sudah hancur menghiasi dinding di sekitarnya.

Kvia.com

Jordan Brown

Dengan terbata-bata, mereka akhirnya melaporkan Jordan atas tuduhan pembunuhan.

Polisi yang berhasil menahan Jordan saat pulang sekolah memvonis Jordan minimal 15 tahun penjara atas pembunuhan tingkat satu di AS.

Saat diinterogasi, Jordan mengaku mendapatkan senapan angin berbahaya tersebut dari lemari berburu ayahnya.

Ia juga mengaku merasa cemburu atas minimnya perhatian orang tua semenjak ibu tirinya mengandung adik ketiga Jordan.

Girl-A

Di tahun 2004, seorang siswi di Jepang Girl A membunuh teman sekelasnya, Satomiu Mitarai dengan sadis.

Aksi kejamnya itu ia lakukan saat semua anak makan siang dan kelas sepi.

Ia menggorok leher dan lengan Mitarai dengan pisau lipat dan meninggalkan tubuhnya di lokasi pembunuhan.

Setelah itu, ia kembali ke kelas dengan pakaian berlumuran darah.

Baca Juga: Kasus Pemubuhan Ibu dan Anak di Subang Masih Dilingkupi Misteri, Laboratorium Forensik Polri Sudah Amankan 25 Saksi untuk Diperiksa

David Brom

Korcam.com
Korcam.com

David Brom

Dikenal sebagai versi laki-laki dari Mary Bell, David Brom meninggalkan catatan lebih dari 10 kasus pembunuhan di Minnesota, Amerika Serikat.

Pada suatu pagi di bulan Februari, 1988, David (16), yang pada saat itu mengaku memiliki gangguan jiwa membunuh seluruh keluarganya tanpa sedikitpun rasa menyesal.

Ia bahkan menyombongkan perilaku beringasnya ini kepada teman sebangkunya, mulai dari bagaimana ia membelah kepala ibunya menggunakan kapak, sampai saudara-saudaranya yang ia geret ke dalam gudang untuk di pacung dan dipukuli menggunakan pipa besi.

Pembunuh berantai kecil ini mengaku ayahnya lah yang pertama kali menjadi korban, lalu ibu, dan adik-adiknya.

Saat tertangkap polisi, ia tidak membantah semua kesaksian temannya, bahkan menambahkan informasi bahwa ayahnya lah yang menyulut api pertikaian di antara mereka.

Tidak tahan atas ocehan sang ayah, David lantas mengakhirinya dengan melayangkan kapak tepat pada area punggung atas ayahnya ketika ia sedang beristirahat.

David diganjar hukuman seumur hidup dan sampai sekarang masih mendekap di Minnesota Correctional Facility Stillwater.

Jesse Pomeroy

Pembunuh berantai di bawah umur berikutnya telah merenggut lebih dari 20 nyawa.

Jesse Pomrey yang saat itu berusia 9 tahun sering mengundang banyak anak laki-laki ke dalam hutan dan menyiksanya hingga tewas.

Selain itu, ia juga dituduh menyekap 7 anak-anak di dalam sebuah gudang dan menyiksa mereka dengan cara mencambuk, menyilet kulit korban, dan mengulitu kuku-kuku mereka.

Kejahatan tersebut sayangnya tidak bisa dibuktikan polisi walaupun seluruh orang tua para korban yakin Jesse lah yang terakhir kali menemui anak mereka.

Jesse akhirnya berhasil masuk penjara berkat bantuan sebilah pisau yang ia tidak sengaja tinggalkan di TKP pembunuhan anak gadis berusia 10 tahun, Marry Curran dan seorang anak batita tidak dikenal di sebuah gudang dekat rumahnya.

Jasad anak yang tidak dikenal tersebut ditemukan terpotong-potong tanpa kepala.

Para polisi juga menemukan 12 jasad lainnya di rumah Jesse, semuanya sudah membusuk, terkubur dihalaman belakang.

Saat diwawancara polisi, Jesse mengaku sudah membunuh 27 anak-anak Boston.

Berkat perilaku jahanamnya ini, Jesse mendapat julukanThe Boston Boy Fiend, atau yang berarti Bocah Iblis Boston.

Baca Juga: 6 Pembunuhan Orang Terkenal yang Mengguncang Dunia, Ada yang Tewas di Tangan Penggemar

Craig Chandler Price

Craig Chandler Price ditahan atas tuduhan 4 pembunuhan yang terjadi di Warwick, New York City.

Craig berusia 13 tahun saat melakukan aksi pembunuhan pertamanya.

Ia membunuh seorang wanita berusia 27 tahun yang merupakan tetangganya sendiri.

Craig menancapkan ujung tajam sebilah pisau kepada wanita tersebut.

Craig mengayunkan sedikitnya 58 kali tikaman ke sekujur tubuh korbannya tersebut dan meninggalkannya untuk membusuk di rumah.

Murderpedia.org

Craig

Pada usia 15 tahun, ia kembali berulah dengan membunuh 3 tetangganya lagi, seorang ibu berumur 40 tahun bernama Joan Heaton, dan kedua anak perempuannya.

Polisi mengakui kecerdasan Craig dalam menyembunyikan barang bukti.

Buktinya saja, mereka membutuhkan hampir satu tahun sampai akhirnya bisa menggiring Craig ke dalam penjara.

Bocah yang saat itu berumur 16 tahun mengaku tidak menyesal telah membunuh tetangganya.

“Mereka pantas mendapatkannya.” ujar Craig dengan tenang, sama sekali tidak keberatan ketika polisi mengecapnya sebagai pembunuh berantai.

Pembunuh Anonim, Bekasi

Kasus pembunuhan berikutnya berasal dari Indonesia.

Pada Minggu 28 April 2013 silam sebuah berita seorang anak yang dibunuh teman sebayanya hanya karena hutang Rp1.000 yang tak kunjung dibayar mengegerkan publik.

Bagaiman tidak, selain karena penyebabnya yang sepele, aksi pembunuhan ini dilakukan oleh seorang anak berusia 7 tahun berinisial YI.

YI tega menenggelamkan teman sekolahnya bernama Nur Afiz Kurniawan di area danau buatan Summarecon, Bekasi.

Peristiwa mengerikan ini bermula dari laporan anak hilang yang dilontarkan oleh orang tua Nur Afiz pada tanggal 24 April.

Satu hari sebelum jasad Nur ditemukan mengapung di danau buatan tersebut oleh warga lokal yang sedang mencari ikan.

Bersama sekelompok polisi, jasad korban yang sudah teridentifikasi diantarkan ke rumahnya di Rawbugel RT 2/10 Harapan Mulya, Medansatria.

Awalnya, masyarakat tidak mencurigai adanya tindakan pembunuhan di balik meninggalnya Nur Afiz Kurniawan, namun hasil fisum membuktikan sebaliknya.

Nur Afiz mengalami kekerasan sebelum tenggelam, terbukti dengan luka memar dalam pada mulut, dan lehernya.

Setelah diselidiki, polisi berhasil membuktikan teman sebaya Nur bernisial YI lah yang telah membunuh temannya dengan keji.

Keterangan yang diberikan YI menerangkan bahwa ia kesal hutang Rp1.000 yang ia selalu tagih, tidak kunjung dibayarkan. (*)

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : Daily Mirror, 99.co

Baca Lainnya