GridHype.id- Terong menjadi salah sayur yang menjadi idola masyarakat.
Rasanya yang enak dan cara mengolahnya yang mudah menjadi beberapa pertimbangan untuk menyantapnya.
Selain itu, terong juga mudah diperoleh di pasaran.
Harganya yang terjangkau juga menjadi salah hal yang menjadi pertimbangan.
Meski demikian, ternyata tak semua orang bisa dengan leluasa mengonsumsi terong yang lezat ini.
Pasalnya, mengonsumsi terong justru bisa membawa masalah kesehatan jika tak diperhatikan.
Dikutip dari Sajian Sedap (10/8/2021), berikut dua kondisi orang yang tak dianjurkan untuk mengonsumsi terong:
Pemilik Golongan Darah O
Ahli memercayai bahwa golongan darah mampu memberi pengaruh bagi hidup manusia termasuk risiko penyakit.
Perbedaan golongan darah juga memiliki respons masing-masing bagi asupan makanan.
Teori tersebut didasarkan pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Peter J. D’Adamo,
Dr. Peter yang merupakan ahli naturopatis asal Amerika Serikat ini menemukan fakta bhawa bahan pangan memiliki risiko berbeda terhadap golongan darah.
Bahan pangan bisa bermanfaat, namun bisa juga menjadi racun bagi golongan darah tertentu.
Hal tersebut terjadi karena hampir setiap bahan makanan mengandung lektin.
Lektin merupakan sejenis protein yang akan bereaksi dengan darah dalam tubuh.
Jika golongan darah tidak cocok dengan lektin, maka akan terjadi gangguan kesehatan.
Gangguan tersebut dapat berupa penggumpalan darah dan memicu beragam penyakit berbahaya lain.
Salah satu sayuran yang harus diwaspadai oleh pemilik golongan darah O adalah jenis terung-terugan, terutama terung dan kentang.
Kandungan lektin pada sayuran tersebut tergolong tinggi dan bisa memicu nyeri sendi dan merang.
Sayuran ini megandung lektin yang kuat yaitu panhemaglutinan yang mampu membekukan darah dari semua jenis golongan.
Namun, kandungan lektin ini tidak dapat dinetralkan di dalam tubuh pemilik golongan darah O.
Orang dengan Gangguan Pencernaan
Terong yang rasanya lezat ternyata bisa memperparah gangguan pencernaan.
Hal ini diakibatkan kandungan zat solanin yang bisa mengganggu sitem pencernaan.
Solanin pada terong juga dapat menimbulkan efek tersebut.
Ahmad Sulaeman seorang ahli gizi dari Fakulta Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor mengatakan bahwa terong mengandung toksikan alami yang disebut solanin.
Solanin ini merupakan senyawa glikoalkaloid.
Senyawa solanin terbanyak ada pada terong muda dan trong yang dipanen lebih dini.
Mengosumsi terong dalam jumlah banyak juga akan memberikan efek buruk karena ternjadinya keracunan solanin tersebut.
Dosis yang bisa menyebabkan keracunan solanin sekitar 2 hingga 5 mg per kg berat badan.
Bagi orang dewasa yang beratnya 60 kg dan mengonsumsi 120 hingga 300 mg solanin atau 1 terong ini baru akan menyebabkan keracunan.
Lebih lanjut, Ahmad Sulaeman mengataan bahwa terong yang dimakan dalam keadaan matang lebih baik daripada yang masih mentah.
Proses pemasakan terong tersebut dapat mengurangi kandungan solanin.
Baca Juga: Kamu Punya Golongan Darah O, Sebaiknya Hindari Makan Terong Mulai Sekarang
(*)