Empat Momen Haru Atlet Olimpiade yang Patut Diacungi Jempol, Ada yang Rela Berbagi Medali

Jumat, 06 Agustus 2021 | 05:30

Dua atlet yang berbagi medali emas

GridHype.id- Olimpiade selalu menjadi bahan perbicangan hangat di kalangan masyarakat.

Ajang olahraga bergengsi ini tak jarang menorehkan berbagai cerita mengesankan, sama halnya dengan Olimpiade Tokyo 2020 yang baru-baru ini digelar.

Tak hanya kisah haru tentang perolehan medali dan pertandingan fisiknya, rupanya momen langka ini menunjukkan sikap sejumlah atlet yang patut diacungi jempol.

Pasalnya, mereka menunjukkan sikap yang begitu menyentuh hati.

Meski tengah bertanding memperebutkan gelar juara, tak jarang atlet yang menjunjung tinggi sikap kemanusiaan dan berbagi kepedulian bahkan kepada lawan mainnya.

Dilansir dari Kompas.com (4/8/2021), berikut empat kisah menarik para atlet yang bisa jadi inspirasi:

Bersedia Menjadi Penerjemah Meski Kalah Bersaing

Atlet selancar dari Jepang dengan nama Kanoa Igarashi harus merelakan harapannya keluar sebagai pemenang.

Pasalnya, ia harus menerima kekalahan atas atlet asal Brasil, Italo Ferreira.

Dalam debut olimpiadenya, Kanoa benar-benar harus berlapang dada kalah di kandangnya sendiri.

Lebih dari itu, dirinya diketahui harus menerima berbagai ejekan di media sosial dari warganet Brasil yang terkenal rasial.

Meski demikian, peselancar tersebut tak ambil pusing dan justru menunjukan sikapnya yang luar biasa.

Dibalik kekalahannya, ia bersedia menjadi penerjemah untuk Ferreira yang tak lain adalah pesaingnya.

Ia membantu Ferreira memahami pertanyaan wartawan yang dijumpainya saat pemberian medali.

Baca Juga: Patut Diacungi Jempol! 4 Aksi Terpuji Atlet Olimpiade Tokyo 2020 Ini Layak Ditiru, Momen Langka di Tengah Persaingan Ketat Perebutan Medali

Rela Berbagi Medali

Momen ini bisa dibilang sangat mengharukan.

Bagaimana tidak, Gianmarco Tamberi dari Italia dan Mutaz Barshim dari Qatar sepakat untuk berbagi medali emas cabang lompat tinggi putra.

Persaingan ketat di antara keduanya tak bisa memberikan jalan keluar atas siapa yang menjadi pemenang dalam pertandingan tersebut.

Mereka sukses melompat dengan ketinggian palang maksimal 2,39 meter yang akhirnya menjadi rekor tersendiri olimpiade.

Barshim kemudian mengusulkan untuk berbagi medali emas, hal ini rupanya disetujui oleh pihak penyelenggara.

Alhasil, kebesaran hatinya itu sukses membuat semua orang terpana dan kagum.

“Ini di luar persaingan olahraga. Inilah pesan yang kami sampaikan kepada generasi muda,” ujar Barshim.

Bahkan sang lawan main, Tamberi, mengatakan bahwa berbagi adalah sebuah keindahan yang rasanya ajaib.

“Berbagi dengan teman itu lebih indah, rasanya ajaib,” kata Tamberi.

Baca Juga: Tak Hanya Raih Medali, Sepeda Karya Anak Bangsa Juga Bertengger Manis Ramaikan Olimpiade Tokyo 2020

Saling Membantu Ketika Jatuh di Lintasan

Momen haru ini terjadi pada pertandingan lari yang berlangsung begitu sengit.

Pelari Isaiah Jewett asal AS dan Nijel Amon dari Botswana bersaing dalam nomor pria 800 meter.

Menjelang garis finish, kejadian menegangkan terjadi di antara mereka.

Kaki keduanya saling terjerat hingga membuat keduanya terjatuh.

Bukan marah dan saling menyerang, keduanya justru saling menolong untuk bangkit berdiri.

Tak hanya itu, mereka sempat saling merangkul sebelum akhirnya kembali menyelesaikan pertandingan tersebut.

Tidak disangka, Jewett justru mengatakan hal yang sangat mengangumkan.

“Terlepas dari seberapa marah Anda, Anda harus menjadi pahlawan pada akhirnya,” ujarnya.

Menyemangati Sesama Pesaing

Jika sesame pesaing biasanya saling mempertahankan diri sendiri untuk mencapai kemenangan, berbeda dengan dau atlet triathlon ini.

Claire Michel dari Belgia merasa sangat kecewa dengan dirinya sendiri lantara harus berada di urutan terakhir kompetisi yang dijalaninya.

Ia begitu kecewa hingga menangis terisak sambil terduduk di tanah.

Tak tinggal diam, salah satu pesaingnya yang bernama Lotte Miller dari Belgia justru menghibur dan memberikan semangat.

Baca Juga: Sabet Medali Emas di Olimpiade Tokyo 2020, Perjuangan Atlet Bulu Tangkis Apriyani Tak Mudah, Sempat Diminta Kalah oleh Lawan

Miller berhasil menyelesaikan pertandingan dengan menduduki urutan ke-24.

Kepada Michel, ia mengatakan sebuah pesan yang sangat mengharukan.

”Anda seorang petarung, ini adalah semangat olimpiade, dan Anda mendapatkannya 100 persen,” ujarnya.

Kompetisi yang terdiri atas berenang 1,5 kilometer, bersepeda 40 kilometer, dan lari 10 kilometer ini diikuti oleh 54 atlet.

Tak selalu mulus, 20 atlet telah terlebih dahulu gugur di tengah jalan dan tidka bisa menyelesaikan pertandingan.

Meski demikian, Michel berhasil menyelesaikan pertandingan tersebut dalam waktu 2 jam, 11 menit, dan lima detik.

Dirinya kalah 15 menit dari juara pertama, Flora Dutty dari Bermuda.

Baca Juga: Dua Momen Unik nan Menegangkan Dibalik Perolehan Medali Emas Pertama Olimpiade Tokyo 2020, Greysia/Apriyani Bikin China Kewalahan Hingga Raket Patah

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber Kompas.com