Kasus Covid-19 Terus Melonjak, ini Alasan Mengapa Varian Baru Terus Muncul

Jumat, 09 Juli 2021 | 19:15
freepik.com

Virus corona terus bermutasi

GridHype.id- Kasus Covid-19 masih terus melanda berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.

Sejak awal kemunculannya, virus SARSCov-19 ini telah banyak menimbulkan berbagai varian baru.

Bahkan varian yang diketahui beberapa kali lipat lebih berbahaya itu kini telah ditemukan di Indonesia.

Namun mengapa viru corona dapat muncul dengan berbagai varian baru?

Baca Juga: Virus Covid-19 Varian Delta Mulai Menggila, ini Alasan Dianjurkan Pakai Dua Masker di Saat Genting Seperti Sekarang

Dikutip dari Hopkinsmedicine.org Jumat (9/7/2021), varian baru dapat terjadi ketika adanya perubahan atau mutasi yang dialami gen virus.

Stuart Ray, M.D., wakil ketua kedokteran untuk integritas dan analitik data menyebutkan bahwa itu adalah sifat virus RNA seperti virus corona.

Mereka dapat berrevolusi dan berubah secara bertahap.

“Pemisahan geografis cenderung menghasilkan varian yang berbeda secara genetik,” ujarnya.

Baca Juga: Kabar Baik, Vaksin AstraZeneca Diklaim Efektif hingga 92 Persen Lawan Virus Corona Varian Delta

Mutasi tersebut yang menyebabkan adanya pandemic Covid-19.

Semua virus RNA selalu bermutasi dan menimbulkan jenis baru yang lebih kuat dari sebelumnya.

“Semua virus RNA bermutasi dari waktu ke waktu, beberapa lebih dari yang lain. Misalnya, virus sering berubah, itulah sebabnya dokter menyarankan Anda mendapatkan vaksin flu baru setiap tahun,” ujarnya.

Dikutip dari Youtube KompasTV, virus yang menyerang manusia sebagai inangnya dapat merusak dan menguasai sel yang ditempelinya.

Tak hanya itu, virus juga menduplikasi diri untuk bertahan di dalam tubuh manusia.

Baca Juga: Tak Hanya Orang Dewasa, Covid-19 Varian Delta Juga Infeksi Anak-anak, Kenali Gejalanya Mulai dari Pernapasan Hingga Ruam-ruam di Kulit

Diketahui bahwa setiap virus memiliki informasi genetik, infomasi genetic yang dimiliki oleh hasil duplikat virus rupanya tak selalu sama.

Hal tersebut yang kemudian dinamakan dengan mutasi.

Mutasi inilah yang dapat menciptakan virus varian baru dan memiliki kemungkinan untuk menjadi lebih berbahaya.

Menurut Amin Soebandrio, Kepala Lembaga EIJKMAN mengatakan bahwa sekitar 4-5 persen kemungkinan mutasi membuat virus menjadi lebih kebal.

Meski cenderung memiliki kemungkinan yang sangat kecil, namun perlu diingat bahwa virus hasil mutasi tersebut adalah jenis yang terpilih.

Baca Juga: Catat! Berikut Daftar Obat untuk Covid-19 yang Diizinkan oleh BPOM, Ivermectin Tak Masuk

“Kita mesti ingat yang 4-5 persen itu adalah yang terpilih. Jadi istilahnya crime of the crime,” ujarnya.

Saat ini, WHO telah menetapkan setidaknya 4 varian virus coronya yang termasuk pada jenis berbahaya.

Varian tersebut adalah Beta B.1.351, Alpha B.1.1.7, Gamma P.1, dan Delta B.1.617.2.

(*)

Tag

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber KompasTV, hopkinsmedicine.org