GridHype.id- Salah satu korban tragedi KMP Yunicee yang tenggelam di Selat Bali menceritakan ketegangannya meghadapi musibah tersebut.
Ia adalah Sukro Winoto (44), salah satu penumpang kapal nahas yang terombang-ambing di tengah laut.
Saat dirinya mengatahui kapal mulai karam, Sukro segera menggunakan pelampung dan terjun ke tengah laut.
Ia mengaku terombang-ambing di laut sambil berusaha meminta pertolongan kepada kapal yang lewat.
“Ada setengah jam nunggu kapal lewat dan teriak minta tolong,” ujarnya dikutip dari Kompas.com (30/6/2021).
Kesaksian lain mengenai karamnya kapal tersebut juga disampaikan oleh Taufik, penumpang asal Jember yang hendak ke Bali.
Ia mengatakan bahwa penumpang panik lantaran tidak ada pemberitahuan atau peringatan bahwa kapal akan tenggelam.
“Saat itu orang-orang bingung karena tidak ada peringatak apapun. Seperti sirine atau apa tidak ada. Saya hanya melihat petugas lari-lari,” ujarnya dikutip dari Tribunnews.com (30/6/2021).
Taufik mendengar instruksi untuk mengenakan pelampung, namun ia kesulita untuk mengambil pelampung yang ada di dalam lemari.
“Saya mendengar orang berteriak pakai pelampung. Saya cari di lemari tapi tidak bisa dibuka oleh petugasnya,” tuturnya.
Akhirnya Taufik merusak lemari tersebut agar dapat mengambil pelampung di dalamnya.
“Saya tending saja lemarinya akhirnya bisa dibuka dan saya dapat pelampung,” tuturnya.
“Saat itu saya hanya berpikir bagaimana caranya bisa selamat,” imbuhnya.
Kepala Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungwangi Banyuwangi Benyamin Ginting mengatakan bahwa tenggelamnya kapal dikarenakan gelombang yang cukup tinggi.
Hal itu menyebabkan kapal terseret arus hingga tenggelam.
“Gelombang tinggi tiga sampai lima meter. Kapal ini terseret arus ke Selatan. Kemungkinan itu yang menyebabkannya,” ujarnya.
Dilansir dari Kompas.com, KMP Yunicee tersebut tenggelam saat menunggu kesempatan bersandar ke Pelabuhan Gilimanuk.
KMP Yunicee yang tenggelam tersebut membawa 56 penumpang termasuk 15 anak buah kapal (ABK).
Sebanyak enam orang meninggal dunia dan delapan orang diperkirakan hilang dan belum diketahui nasibnya.
(*)