Gridhype.id-Gadgetdengn harga murah sudah pasti banyak diminati masyarakat.
Terlabih lagi persaingan teknologi yang semakin berkembang membuat produsen ponsel berlomba-lomba menyajikan ponsel pintar canggih dengan harga murah.
Kebutuhan masyarakat terhadap produk digital juga semakin meningkat.
Aalagai disaat pandemi seperti sekarang ini.
Melakukan berbagai aktivitas seperti bekerja ataupun belajar tentu membutuhkan teknologi ponsel pintar yang memadai.
Memang tidak ada salahnya memilikh ponsel pintar dengan harga miring, namun kamu juga harus tahu jika ada bahaya lainnya yang mungkin bisa kamu alami jika sembarangan membeli ponsel murah.
Wall Street Journal menemukan fakta bahwa sebuah merek ponsel Android murah ternyata menjual data pengguna pada pihak lain.
Ponsel bernama Singtech P10 ini diketahui dipasarkan di wilayah Asia khususnya Kamboja dan Myanmar.
Ponsel ini mengumpulkan data dan menjualnya pada ahensi iklan General Mobile Corp alias GMobi yang berbasis di Taiwan.
Baca Juga: Gampang, Begini Cara Atur Koneksi 5G Pada Smartphone Samsung, Nggak Perlu Ribet Ganti Sim Card
"GMobi yang berbasis di Taiwan ini memiliki cabang di Shanghai dan mengatakan mereka menggunakan data tersebut untuk kepentingan iklan.
Data pengguna ini terkadang juga dibagikan pada vendor ponsel untuk digunakan sebagai acuan dalam membuat perangkat," ungkap laporan Wall Street Journal sebagaimana dikutip dari Android Central, Jumat (18/06/2021).
Ponsel ini mengumpulkan berbagai macam data pengguna mulai dari lokasi, nomor IMEI, hingga data lainnya yang kemudian dikirimkan ke server GMobi di Singapura.
Data data inilah yang kemudian digunakan untuk kepentingan iklan.
Cara GMobi mengumpulkan data-data tersebut adalah lewat aplikasi yang telah terinstal secara default pada ponsel Singtech P10 ini.
Meski banyak aplikasi serupa yang mengumpulkan data pengguna, aplikasi GMobi ini berbeda dengan biasanya.
Aplikasi GMobi ini bersifat bloatware sehingga tak bisa dihapus dengan cara biasa, berbeda dengan aplikasi lainnya yang dapat dihapus dengan mudah oleh pemilik ponsel.
Pada halaman resmi GMobi tercatat beberapa klien besar, seperti Huawei dan Xiaomi.
Namun, tidak dapat dipastikan kerja sama seperti apa yang mereka jalani.
Entah kedua ponsel ini juga "menambang" data pengguna atau sekadar memanfaatkan jasa GMobi untuk mendapat data acuan dalam memproduksi ponsel teranyar.
Kasus pencurian data saat ini memang tengah mendapat perhatian publik.
Sejak terkuaknya skandal Cambridge Analytica yang melibatkan Facebook beberapa waktu lalu, isu privasi dan keamanan data semakin kuat diserukan di penjuru dunia. (*)