GridHype.id- Kanker payudara menjadi penyakit yang menghantui wanita seluruh dunia.
Bagaimana tidak, penyakit ini bahkan dapat menimbulkan kematian.
Penderita kanker payudara yang telah melaksanakan operasi bahkan dapat terjangkit kanker kembali di masa yang akan datang.
Sebagai penyakit yang berisiko tinggi, penanganan yang dilakukan juga harus disertai dengan pertimbangan yang matang dan teknologi yang memadai.
Selain operasi pengangkatan payudara, kanker ini dapat disertai pula dengan terapi hormon.
Baca Juga: Mungkinkah Kanker Payudara Sembuh Tanpa Pengangkatan? Yuk Simak Penjelasannya!
Mengenal Terapi Hormon
Dikutip dari klikdokter.com, terapi hormone dapat setelah operasi pengangkatan payudara.
Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko kambuhnya kanker payudara.
Terapi hormone dapat juga digunakan untuk mengobati kanker yang muncul kembali setelah pengobatan atau bahkan yang menyebar ke bagian tubuh lain.
Secara singkat, terapi hormon dilakukan untuk beberapa hal berikut:
Baca Juga: Sel Kanker Payudara Bisa Hancur dengan Menggunakan Sinar X pada Radioterapi, Yuk Simak Prosedurnya?
- Mencegah kanker datang kembali.
- Menurunkan risiko kanker berkembang di jaringan payudara lain.
- Memperlambat atau menghentikan pertumbuhan kanker yang telah menyebar.
- Mengurangi ukuran tumor sebelum operasi.
Beberapa jenis terapi hormon menurunkan kadar esterogen atau menghentikan kerja esterogen pada sel kanker payudara.
Bagaimana Efek Samping Terapi Hormon bagi Tubuh?
Pengobatan bagi kanker payudara bukanlah tanpa risiko, tak terkecuali terapi hormon.
Dikutip dari alodokter.com (15/05/2021), penderita kanker payudara yang melakukan terapi hormon umumnya akan mengalami beberapa efek samping.
Karena terapi hormone berfokus pada produksi esterogen dan progesterone, tentunya hal tersebut dapat mempengaruhi siklus menstruasi.
Selain itu, terapi hormon juga dapat menimbulkan keputihan, iritasi vagina, wajah terasa panas, mual, kelelahan atau nyeri otot dan sendi.
(*)