GridHype.ID - Publik beberapa waktu belakangan mengecam keras tindakan seorang pelanggan ojol.
Bagaimana tidak tindakan tak bertanggung jawabnya membuat nyawa orang tak bersalah melayang.
Identitas pelaku yang tak lain pelanggan ojolpun diburu.
Baru-baru ini, teka-teki perempuan pengirim sate beracun akhirnya terkuak.
Kepolisian Resor (Polres) Bantul, DI Yogyakarta mengatakan, tak lama lagi teka-teki perempuan misterius pengirim sate di Bantul segera terkuak.
Polisi mengklaim sudah mengetahui identitas dan ciri-ciri wanita misterius tersebut.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bantul, AKP Ngadi mengatakan, paket sate tersebut dikirimkan seorang perempuan berusia sekitar 25 tahun, kulitnya putih, dan tinggi badannya berkisar 160 sentimeter.
“Baru ciri-ciri, untuk identitasnya semoga tidak lama lagi," kata Ngadi.
Ngadi mengatakan, pihaknya saat ini juga sedang mencocokkan keterangan saksi dengan kamera pemantau di sekitar lokasi kejadian.
Dengan perkembangan penyidikan sejauh ini, Ngadi yakin pengirim paket beracun itu bisa segera ditangkap.
Selain itu dari hasil pemeriksaan laboratorium di Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DIY didapati bumbu sate tersebut mengandung racun jenis C.
“Racun ini mudah didapatkan di tempat umum,” imbuh dia.
Dari keterangan saksi, wanita misterius itu menitipkan makanan untuk dikirimkan dari sekitar Stadion Mandala Krida Yogyakarta, pada Minggu (25/4/2021).
“Perempuan itu mengenakan baju krem. Dia membawa dua kotak makanan berisi lontong dan kudapan.
Dia bilang saya tidak punya aplikasi tapi saya ingin mengirimkan paket takjil ke Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Bantul," kata Bandiman, supir ojek online (ojol) yang menerima paket sate dari wanita misterius tersebut seperti dikutip dari Kompas.com.
Untuk mengantarkan paket itu, Bandiman meminta ongkos sebesar Rp 25.000, tapi dia malah diberikan Rp 30.000.
Perempuan tersebut mengaku paket itu dikirimkan oleh seseorang bernama Pak Hamid yang tinggal di kawasan Pakualaman untuk seseorang bernama Tomi di Kapanewon Kasihan, Bantul.
Sesampai di alamat tujuan, Tomi merasa tidak memesan paket takjil.
Tomi juga tidak mengenal dengan Hamid yang tinggal di kawasan Pakualaman.
Karena paket itu ditolak, Bandiman membawanya pulang untuk makanan berbuka puasa.
Makanan itu disantap bersama anak dan istrinya.
"Anak saya (NFP) bilangnya pahit panas dan lari ke kulkas minum," sebut Bandiman.
Ketika berjalan, NFP (8), anak Bandiman mendadak tersungkur.
Tidak lama setelah itu, Titik Rini, istri Bandiman, muntah.
Keduanya kemudian dilarikan ke RSUD Wirosaban Kota Yogyakarta.
Namun, nyawa NFP tidak tertolong.
Sedangkan, Titik, istrinya selamat.
Menurut Titik, dari tampilannya tidak ada yang mencurigakan dari lontong itu.
"Kalau basi kayaknya enggak, soalnya enggak bau, lontonge masih bagus," tandas Titik.
Berawal dari order tanpa aplikasi
Seperti yang diketahui, pada Minggu (24/4/2021) lalu, Bandiman, pengemudi ojek online beristirahat di sebuah masjid di jalan Gayam, Kota Yogyakarta.
Saat itu, dirinya menerima order offline atau tanpa aplikasi. Sebenarnya, hal itu dilarang oleh perusahaan aplikasi ojek.
Namun karena panggilan hati, ia menerima order itu. Apalagi pemesannya wanita yang mengirim makanan untuk takjil.
Kebetulan, orderan di aplikasi sedang sepi.
Dia mengaku kurang mengetahui secara detail ciri-ciri wanita pengirim paket.
Hanya saja sebelumnya dia menyebut jika wanita itu menggunakan hijab, tinggi sekitar 160 cm, dan orangnya putih.
"Sebenarnya nggak boleh (aplikasi offline). Kan saya panggilan hati.
Ya saya enggak munafik juga butuh duit," kata Bandiman ditemui di rumahnya, Jumat (30/4/2021).
Tak dinyana, orderan dengan bayaran Rp 25.000 tetapi Bandiman diberi uang Rp 30.000 oleh wanita tanpa identitas membawa petaka bagi keluarganya.
(*)