40 Hari Bertahan Tanpa Ponsel dan Sinar Matahari, Simak Eksperimen Ekstrem Manusia Tinggal dalam Goa

Selasa, 27 April 2021 | 17:45
(AP PHOTO/RENATA BRITO)

Para peserta eksperimen Deep Time setelah keluar dari goa pada Sabtu (24/4/2021), usai menghabiskan 40 hari hidup di dalamnya.

GridHype.ID - Lima belas orang relawan asal Perancis akhirnya menyelesaikan eksperimen yang mereka mulai.

Ya, ke-15 orang ini diketahui melakukan Eksperimen "manusia goa".

Usai menyelesaikan eksperimen itu, para peserta menceritakan pengalaman hidupnya selama percobaan itu.

Baca Juga: Jadi yang Pertama di Dunia, Inggris Beri Lampu Hijau Untuk Eksperimen Pada Manusia, Relawan Akan Diberikan Virus Covid-19 Agar Terpapar demi Penelitian

Selama 40 hari mereka hidup tanpa ponsel, jam, bahkan sinar matahari untuk menguji kemampuan adaptasi manusia ketika diisolasi.

Insider pada Minggu (25/4/2021) melaporkan, kelompok itu terdiri dari delapan pria dan tujuh wanita.

Mereka hidup di goa Lombrives sebagai bagian dari proyek senilai 1,4 juta dollar AS (Rp 20,3 miliar) yang disebut Deep Time.

Proyek yang dipimpin Human Adaptation Institute itu berakhir pada Sabtu (24/4/2021) setelah 40 hari masa tinggal berakhir.

Mengutip laman Kompas.id, para sukarelawan yang dipimpin penjelajah Perancis-Swiss, Christian Clot, keluar dari goa Lombrives di Ariege, di barat daya Perancis sekitar pukul 10.30 waktu setempat.

Senyum yang lebar dari wajah pucat para sukarelawan disambut tepuk tangan meriah ketika mereka keluar dari goa.

Para sukarelawan memakai kacamata khusus untuk melindungi matanya yang setelah sekian lama berada dalam kegelapan.

Baca Juga: Serahkan Jenazah Ibunya Untuk Penelitian Penyakit Langka, Pria ini Ajukan Gugatan Saat Tahu Tubuh Sang Ibu Dijual ke Angkatan Darat AS Untuk Bahan Eksperimen Keji

Selama hidup sebagai manusia goa, para relawan tidur di tenda-tenda, dan membuat listrik sendiri dengan sepedah kayuh karena tidak ada cahaya alami.

Mereka juga harus menimba air dari sumur sedalam 44,5 meter. Lalu karena tidak ada sinar matahari, tim harus mengikuti jam biologis untuk mengetahui waktu tidur, makan, atau tugas sehari-hari.

Tidak mengherankan, mereka dengan cepat kehilangan kesadaran soal waktu.

Setelah keluar goa Christian Clot berkata ke wartawan, "Kami baru saja pergi 40 hari... Bagi kami, itu benar-benar kejutan," dikutip Insider dari Guardian.

HUMAN ADAPTATION INSTITUTE via AP
HUMAN ADAPTATION INSTITUTE via AP

Foto dari Human Adaptation Institute pada Sabtu (24/4/2021) memperlihatkan para anggota eksperimen Deep Time menyusuri Goa Lombrives di Ussat les Bains, Perancis. Eksperimen untuk meneliti adaptasi manusia ini diikuti 15 peserta selama 40 hari.

Seorang relawan mengatakan, dirinya mengira berada di bawah tanah selama 23 hari.

Kelompok tersebut tidak bisa berkomunikasi dengan dunia luar, dan tidak dapat menggunakan ponsel atau perangkat elektronik lainnya.

Salah seorang peserta yaitu guru matematika Johan Francois menceritakan, dia berlari memutar sejauh hampir 10 km di dalam oa agar tetap bugar.

Baca Juga: Donasikan Maya Ibunya Untuk Kepentingan Medis, Pria ini Justru Dapati Jenazah Sang Ibu Justru Dijadikan Eksperimen Militer yang Mengerikan

Kepada wartawan dia mengaku segera ingin keluarga goa, dan keinginannya sangat kuat. Namun relawan lainnya merasa berbeda, dengan dua pertiga di antaranya merasa ingin tinggal lebih lama.

"Untuk sekali dalam hidup kami, seolah-olah kami bisa menekan jeda," kata Marina Lancon salah satu dari tujuh wanita peserta.

"Untuk sekali dalam hidup kita, kita punya waktu dan bisa berhenti menjalani kehidupan dan melakukan tugas-tugas kita. Itu hebat."

AP PHOTO/RENATA BRITO
AP PHOTO/RENATA BRITO

Para anggota tim eksperimen manusia goa dalam proyek Deep Time, berkumpul untuk konferensi pers setelah keluar goa Lombrives di Perancis yang mereka tempati selama 40 hari.

Akan tetapi Lancon juga merasa senang bisa keluar goa dan mendengar kicau burung lagi.

Ilmuwan Perancis dan Swiss di Human Adaptation Institute memantau para relawan dengan cermat selama mereka berada di dalam goa.

Mereka rutin memeriksa pola tidur tim, interaksi sosial, dan fungsi kognitif melalui sensor.

Baca Juga: Sangking Banyaknya Korban Meninggal, Dokter Ini Lakukan 'Eksperimen' Hingga Temukan Teori yang Buat Pasien Virus Corona Sekarat Berangsur Sembuh

Aktivitas otak relawan juga dikumpulkan sebelum dan sesudah mereka memasuki goa. Para ilmuwan di balik proyek ini mengatakan, hasil eksperimen akan membantu mereka memahami bagaimana manusia dapat beradaptasi dengan kondisi kehidupan yang ekstrem dan hidup dalam isolasi total.

"Masa depan kita sebagai manusia di planet ini akan berevolusi," kata Clot setelah keluar goa.

"Kita harus belajar untuk lebih memahami bagaimana otak kita mampu menemukan solusi baru, apa pun situasinya."

(*)

Tag

Editor : Ruhil Yumna

Sumber kompas