Gridhype.id- Sebuah video yang menunjukkan penganiayaan seorang perawat leh keluarga pasien mendadak viral di media sosial.
Dalam video tersebut, terlihat seorang perawat yang dianiaya oleh keluarga pasien yang merupakkan ayah dari pasien di salah satu Rumah Sakit di Kota Palembang.
Video yang berdurasi kurang lebih 35 detik tersebut memperlihatkan keluarga pasien yang tengah memprotes tindakan dari perawat tersebut kepada anaknya.
Kejadian tersebut diketahui terjadi di Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan.
Perawat yang berinisial CRS tersebut mengalami luka lebam di wajah dan kini harus menjalani perawatan di RS.
Seperti dilansir dari kompas.com, Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang, Bona Fernando mengatakan, jika CRS tak hanya mengalami luka fisik.
Namun juga psikis krban ikut terguncang karena kejadian penyerangan tersebut.
"Tadi siang kondisinya masih dirawat karena memang mengalami luka. Kami juga sudah siapkan psikiater untuk pendampingan korban," kata Bona, seperti dikutip dari kompas.com.
Baca Juga: Bangga, Para Perawat Perempuan Asal Indonesia ini Jadi 'Pahlawan' di Negeri Uncle Sam
Menurut Bona, pihak manajemen saat ini menyerahkan seluruh kasus hukum yang menimpa CRS ke Polrestabes Palembang.
Seluruh bukti, baik rekaman kamera pengawas atau CCTV maupun saksi sudah diserahkan kepada penyidik untuk melengkapi berkas perkara tersebut.
"Belum ada mediasi dari pelaku. Kami menyerahkan kasus hukum ini sepenuhnya ke polisi," ujar Bona.
Berikut fakta-fakta penganiayaan perawat RS Siloam Sriwijaya Palembang yang dirangkup Gridhype.id dari berbagai sumber.
Kronologi
Awalnya, JT hendak menjemput anaknya yang sedang dirawat di Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan.
Ketika hendak menjemput, JT mendapati tangan anaknya berdarah setelah jarum infus dicabut oleh perawat CRS. Melihat hal itu, JT lalu memanggil korban untuk menemuinya di ruang perawatan.
CRS kemudian datang ke ruang perawatan bersama beberapa orang rekannya yang lain.
Belum sempat menjelaskan kejadian tersebut, JT yang marah langsung menampar wajah korban. Tak hanya itu, CRS diminta untuk bersujud dan memohon maaf.
Namun, lagi-lagi korban ditendang oleh pelaku di bagian perut hingga akhirnya dipisahkan oleh perawat yang lain.
Mengaku Sebaai Polisi
Pria berinisial JT yang diduga pelaku penganiayaan terhadap CRS, perawat Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan, sempat mengaku sebagai polisi.
Pengakuan tersebut dikatakan JT saat dirinya hendak dilerai oleh seorang keluarga pasien lainnya yang ternyata adalah polisi.
Direktur Utama Keperawatan Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang Benedikta Beti Bawaningtyas mengatakan, saat JT mengamuk, pihak keamanan rumah sakit dan perawat yang lain sempat melerai.
Bahkan, ponsel seorang satpam yang merekam aksi tersebut sempat dilempar oleh pelaku.
Melihat kejadian itu, keluarga pasien lain yang ada di sebelahnya sempat melerai dan mencegah JT agar tidak membuat kegaduhan.
"Jadi kebetulan ada polisi juga yang keluarganya dirawat. Begitu datang polisi itu membantu, pelaku ini juga mengaku sebagai polisi," kata Benedikta saat menggelar konferensi pers, Jumat (16/4/2021).
Bukan Polisi
Bukan anggota polisi Menurut Benedikta, manajemen RS Siloam sempat melakukan penelusuran terkait identitas JT.
Hasilnya, diketahui bahwa JT bukan seorang polisi seperti yang diakui oleh pelaku.
"Setelah kami klarifikasi, bukan polisi," ujar Benedikta. Usai menganiaya CRS, pelaku langsung membawa anaknya pulang dari rumah sakit.
Seluruh administrasi juga sudah dilengakpi oleh JT. "Kami tidak ada wewenang untuk menahannya, karena secara administrasi semuanya sudah beres. Tapi yang kami sayangkan adalah tindak kekerasannya," kata Benedikta.
PerawatCRS Alami Luka Lebam
CRS mengalami luka lebam di wajah setelah menjadi korban penganiayaan yang dilakukan seorang keluarga pasien.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang Bona Fernando saat menggelar konferensi pers, Jumat (16/4/2021).
Bona mengatakan, kondisi CRS tak hanya mengalami luka fisik.
Namun, psikis korban juga ikut terganggu karena mengalami trauma akibat dianiaya oleh pelaku berinisial JT.
"Tadi siang kondisinya masih dirawat karena memang mengalami luka. Kami juga sudah siapkan psikiater untuk pendampingan korban," kata Bona.
PPNI Sumsel Ambil Langkah Hukum
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sumatera Selatan, Subhan manyesalkan adanya kasus penganiayaan yang menimpa CRS, seorang perawat di Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang.
Menurut Subhan, PPNI akan terus mengawal kasus tersebut di pihak kepolisian, sehingga pelaku dapat diproses secara hukum.
"Ini kekerasan. Kami mengambil langkah hukum, kita ikuti proses hukum selanjutnya dan akan kami kawal terus," kata Subhan melalui sambungan telepon, Jumat (16/4/2021).
Subhan menjelaskan, sekalipun nantinya diketahui ada kelalaian yang dilakukan oleh perawat CRS, pihaknya akan melakukan investigasi terlebih dahulu.
Namun, ia menyesalkan sikap yang dilakukan oleh keluarga pasien berinsial JT, yang menganiaya CRS secara brutal.
"Ada majelis kode etik perawatan nanti yang akan menilai ada pelanggaran kode etik atau tidak. Tapi yang jelas, kita akan menindaklanjuti kasus kekerasan ini," ujar Subhan.
Adapun CRS merupakan perempuan yang berprofesi sebagai perawat.
Ia dipukul dan dijambak oleh pelaku JT.
Sebelumnya, JT protes karena tangan anaknya berdarah usai jarum infus dicabut oleh korban.
"Sementara pelaku adalah laki-laki. Ini perempuan yang dipukul, dijambak," kata Subhan.
(*)