Penelitian Sebut Tingkat Kematian COVID-19 Lebih Tinggi di Negara-negara dengan Populasi Penduduknya yang Sebagian Besar Alami Obesitas

Rabu, 10 Maret 2021 | 09:30
https://www.healthline.com/

Obesitas.

GridHype.ID -Penyebab kematian akibat Covid-19 bisa dari berbagai faktor, salah satunya kelebihan berat badan.

Melansir dari healthline.com, risiko kematian akibat COVID-19 kira-kira 10 kali lebih tinggi di negara-negara di mana sebagian besar penduduknya kelebihan berat badan, menurut laporan yang dirilis oleh World Obesity Forum.

Peneliti menganalisis data kematian dari Universitas Johns Hopkins dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Sebanyak 1,1 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca Tiba di Indonesia, Simak Tahapan dan Jadwal Vaksinasi yang Dilakukan Pemerintah

Mereka melaporkan bahwa dari 2,5 juta kematian akibat COVID-19 yang dilaporkan pada akhir Februari, 2,2 juta terjadi di negara-negara di mana lebih dari setengah populasinya mengalami kelebihan berat badan.

“Kami sekarang tahu bahwa populasi yang kelebihan berat badan adalah pandemi berikutnya yang menunggu untuk terjadi,” kata Tim Lobstein, PhD, penulis studi dan penasihat kebijakan senior untuk Federasi Obesitas Dunia, kepada Independent.

"Lihat negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan di mana mereka memiliki tingkat kematian COVID-19 yang sangat rendah serta tingkat obesitas orang dewasa yang sangat rendah," katanya.

Baca Juga: Mengapa Vaksin Covid-19 Disuntikkan pada Lengan Bagian Atas? Begini Penjelasannya

Di sisi lain,lima negara bagian Amerika Serikat telah mengumumkan bahwa mereka mengembalikan perintah penggunaan masker.

Hal ini terjadi karena pemerintah mereka menyebut tindakan menggunakan masker tidak lagi diperlukan.

Sedangkan, Texas kembali memerintahkan penduduknya untuk menggunakan masker.

Langkah tersebut telah menyebabkan beberapa ahli bertanya-tanya apakah negara bagian lain akan bergabung dengan mereka, yang akan mengubah bagaimana Amerika Serikat akan menangani pandemi pada saat penting dalam perang melawan penyakit tersebut, USA Today melaporkan.

Eric Rubin, spesialis penyakit menular di Harvard T.H. Chan School of Public Health di Massachusetts, mengatakan kepada surat kabar USA Today bahwa apa yang mereka lakukan di Texas penting bagi semua orang di negara ini.

Baca Juga: Penderita Asma yang Terinfeksi Covid-19 Diduga Punya Risiko Fatal, Ternyata Para Ahli Justru Sebut Mereka Tidak Lebih Berisiko dari Orang Pada Umumnya

Dia mencatat status negara bagian sebagai yang terpadat kedua di negara itu dan sebagai tertinggi kedua dengan kasus COVID-19 sejak pandemi dimulai.

Menurut USA Today, perbedaan peraturan cukup membingungkan populasi di berbagai wilayah.

Beberapa walikota dan bisnis lokal terus bersikeras menggunakan masker dan tindakan pencegahan penyakit lainnya sementara gubernur mengatakan tindakan tersebut tidak lagi diperlukan.

Baca Juga: Badan Pegal-pegal Pasca Disuntik Vaksin Covid-19? Tenang Saja, Kamu Bisa Atasi dengan Sederet Makanan Berikut Ini

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : healthline.com

Baca Lainnya