Disebut Timbulkan Efek Mirip Gejala Kanker Payudara, ini Kata Dokter Soal Efek Samping Vaksin Covid-19

Minggu, 07 Februari 2021 | 17:15
Thinkstock

Diharapkan pemberian vaksin Covid-19 akan mengurangi angka penyebaran virus dan infeksi penyakit akibat virus corona.

Gridhype.id-Pada tahun 2021 ini, pemerintah Indonesia menargetkan 70% masyarakat Indonesia yang berusia produktif yakni 19-59 tahun untuk diberi vaksin Covid-19.

Pemerintah akan melibatkan sedikitnya 2.877 rumah sakit pemerintah, TNI/Polri, Pemda dan RS Swasta, serta 10.134 puskesmas yang ada di seluruh Indonesia.

Tahap imunisasi Covid-19 ini nantinya akan dibagi menjadi empat tahap.

Baca Juga: Gagal Bulan Madu Sekalian Umrah, ini Rencana Ali Syakieb dan Margin Wieheerm Untuk Honeymoon

Namun belakangan program vaksinasi ini justru digandrungi kabar pro kontra terkait efek yang timbul setelah divaksin.

Tentunya pasca disuntik vaksin setiap orang akan mengalami efek yang tentunya berbeda-beda, mulai yang ringan hingga berat.

Bahkan salah satu efek samping yang menuai perhatian para dokter terjadi pada para wanita.

Efek tersebut semacam mirip dengan gejala kanker payudara dan beberapa wanita yang telah disuntik vaksin mengaku merasakan gejala yang mirip tanda umum kanker payudara.

Baca Juga: Sah Jadi Suami Istri, Berikut Fakta Margin Wieheerm yang Beda Usia 13 Tahun dengan Ali Syakieb dan Miliki Garis Keturunan Timur Tengah

Menurut Dr. Holly Marshall, ahli radiologi payudara di University Hospitals di Cleveland, mengatakan bahwa beberapa pasiennya yang telah suntik vaksin COVID-19 telah mengalami adenopati aksila, yang juga dikenal sebagai pembengkakan kelenjar getah bening.

"Efek samping ini adalah respons normal tubuh terhadap vaksin. Kondisi itu menandakan tubuh membuat antibodi untuk melawan infeksi virus corona," jelas Marshall dilansir dari Fox News, Minggu (7/2/2021).

Selain itu, banyak pasien yang melaporkan jika efek samping ini sampai menimbulkan pembengkakan kelenjar getah bening di bawah lengan yang disuntik.

"Kami juga melihat pembengkakan kelenjar getah bening pada pasien kanker payudara. Jadi, itulah yang menjadi perhatian di sana. Jadi, kami selalu bertanya kepada semua orang yang menjalani mammogram pernah vaksin COVID-19 atau belum," jelasnya.

Baca Juga: Bisa Sebabkan Kematian Mendadak, Berikut 10 Komplikasi Darah Tinggi yang Perlu Kamu Waspadai

Tidak hanya itu, bahkan beberapa peserta uji coba vaksin Pfizer-BioNTech juga melaporkan terdapat efek samping pembengkakan kelenjar getah bening, demam, menggigil, nyeri otot dan nyeri sendi.

Hasil penelitian mencatat bahwa efek samping suntik vaksin COVID-19 ini lebih umum dialami mereka yang berusia antara 18 hingga 55 tahun.

Marshall mengatakan bahwa banyak pasien yang mengalami pembengkakan kelenjar getah bening 2 sampai 4 hari setelah suntik vaksin COVID-19.

Kemudian, pembengkakan mulai berkurang normalnya 2 sampai 4 minggu setelahnya.

Ia pun memperingatkan bahwa semua orang yang mengalami pembengkakan kelenjar getah bening lebih lama dari jangka waktu tersebut mungkin memerlukan evaluasi lebih lanjut oleh dokter.

"Hal ini benar-benar menunjukkan pentingnya wanita melakukan skrining mammogram tahunan ketika sudah berusia 40 tahun dan jangan ditunda-tunda," pungkasnya.

Baca Juga: Menikah Diam-Diam Hingga Tak Undang Sang Mamah, Anisa Bahar Baru Tahu Juwita Menikah Setelah Satu Tahun

ISTANA PRESIDEN/AGUS SUPARTO

Presiden Joko Widodo saat mendapat suntikan pertama vaksin Covid-19 di Istana Kepresidenan pada Rabu (13/1/2021). Penyuntikan ini sekaligus menandai program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.

Sebelumnya diberitakan jika Presiden RI Joko Widodo disuntik vaksin perdana pada 13 Januari 2021 lalu.

Penyuntikan vaksin perdana yang dimulai dari Jokowi ini menjadi tanda program vaksinasi telah dimulai di Indonesia.

Kemudian, Jokowi bersama beberapa menteri dan tokoh masyarkat yang mendapatkan vaksin perdana pada 13 Januari lalu, kembali diberikan vaksin tahap ke dua pada 27 Januari 2021 lalu.

Vaksin tahap kedua ini diberikan selang 14 hari setelah penyuntikan vaksin tahap pertama dilakukan.(*)

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : Kompas.com, RRI.co.id

Baca Lainnya