Grdihype.id-Pandemi Covid-19 memabawa pengaruh besar pada perekonomian negara.
Banyak negara yang dilaporkan mengalami defisit akibat pandemi Covid-19.
Di Indonesia sendiri sejumlah perusahaan diketahui melakukan PHK pada karyawannya dalam jumlah besar.
Hal ini tentunya membuat masyarakat yang terdampak semakin merasakan himpitan ekonomi.
Dalam kondisi ini, sebenarnya sudah saatnya masyarakat memahami konsep dana darurat, yang meski terasa berat untuk dipenuhi, namun bisa menjadi jaminan keuangan tak sekarat ketika kondisi tak terduga yang mengganggu sumber penghasilan terjadi.
Ya, Anda mungkin pernah menemukan beberapa komentar di media sosial bahwa beberapa orang mengeluh dengan konsep social distancing.
Sebab, penghasilan mereka berkurang atau mungkin hilang karena tidak bisa bekerja.
Sementara, bagi mereka yang merantau, pulang ke kampung halaman bukanlah pilihan, sebab bisa jadi dirinya sudah terinfeksi virus corona dan malah menularkannya dengan sanak saudara di kampung.
Di sinilah sebenarnya pentingnya peran dari dana darurat terasa.
Baca Juga: Bebas Dimakan di Indonesia, 10 Makanan dan Minuman ini Justru Dianggap Ilegal di Beberapa Negara
Pandji Harsanto, Senior Advisordi Firma Perencanaan KeuanganOneShildt Financial Planning mengungkapkan, dana darurat memiliki dua fungsi utama yang dapat menjamin masa depan seseorang.
Pertama, dana darurat dapat menjaga kondisi keuangan dari ketidaksiapan menghadapi hal-hal yang tidak direncanakan.
Perlu dipahami, hal-hal yang tak terduga sering kali tidak kalah pentingnya dengan kebutuhan rutin. Namun, adanya dana darurat membuat kita dapat mengatasi keperluan yang mendesak.
Kita tak perlu meminjam pada pihak lain. Apalagi berhutang dengan bunga yang sangat tinggi.
Kedua, dana darurat melindungi investasi masa depan. Caranya adalah dengan menjamin kondisi saat ini.
Sejauh pengamatan Pandji, sebuah keluarga akan sangat sulit melakukan investasi masa depan jika kondisi saat ini saja tidak aman.
Jadi, kondisi masa depan bergantung pada apa yang kita alami saat ini.
Cara menyiapkan dana darurat
Sayangnya, tidak semua orang bisa mau mengumpulkan dana darurat.
Mereka yang mau pun terkadang merasa kesulitan karena merasa bahwa penghasilannya sudah pas-pasan, sudah tak mungkin lagi menyisihkan uang untuk dana darurat.
Dalam memupuk dana darurat, tujuan yang harus Anda capai adalah memiliki tabungan yang hanya digunakan saat kondisi darurat dan mendesak.
Analis finansial Leslie Thompson, yang juga managing principal Spectrum Management Group di Carson Wealth merekomendasikan Anda menabung setara enam bulan gaji. Namun, angka itu setelah pajak dan pengeluaran-pengeluaran lainnya.
Nah, bagaimana memprioritaskannya? Pertama, turunkan besaran utang Anda.
Kedua, pupuklah "bantalan keuangan" yang bermanfaat di saat-saat tak terduga. Ketiga, menabung dalam jangka panjang.
"Tujuannya bukan uang yang sebenar-benarnya, melainkan membangun kedisiplinan untuk menabung," jelas Thompson.
Anda bisa langsung memotong saldo rekening Anda untuk ditabung dengan fitur autodebet. Jika gaji Anda sangat kecil dan hanya tersisa sedikit uang ditabung, mulailah dengan memasang target yang rendah.
Berapa jumlah dana darurat yang dibutuhkan?
Priya Malani, founding partner di perusahaan perencanaan keuangan Stash Wealth menyebut, orang biasanya mematok jumlah tertentu dalam memupuk dana darurat. Misalnya saja Rp 50 juta, Rp 100 juta, atau setara pengeluaran sekian bulan.
Namun demikian, Malani memberi saran terkait besaran dana darurat yang harus Anda miliki jika gaji Anda kecil.
Baca Juga: Ada 4 Tipe Orang dalam Mengatur Keuangan, Kamu Termasuk yang Mana nih, Si Boros atau Si Penimbun?
"Dana darurat Anda harus setara tiga bulan pengeluaran rutin," sebutnya.
Jika semua cara gagal...
Apabila Anda butuh motivasi saat memupuk darurat, bayangkan situasi seperti ini, ketika Anda membutuhkan biaya untuk kesehatan atau perbaikan rumah, namun Anda tak punya uang.
"Ujung-ujungnya, orang cenderung jatuh ke jurang utang kartu kredit, yang mana bukan hal baik," sebut Thompson.
Berapa persentase yang tepat?
"(Dana) darurat bisa dalam bentuk dan ukuran yang berbeda," ungkap Malani.
Ia pun menututkan, menabung dana darurat berdasarkan persentase dari penghasilan bisa jadi pilihan lantaran lebih mudah.
"Ketimbang menyatakan Anda butuh Rp 100 juta di dalam tabungan (dana darurat), akan lebih membantu jika Anda menyatakan idealnya Anda menabung 10 persen dari penghasilan. Ini lebih mudah dicerna dan memotivasi," sebutnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul"Gaji Kecil tapi Harus Siapkan Dana Darurat? Begini Caranya".