Jadi 'Standar' Orang Terkaya, 5 Miliarder Pemilik Bank Swasta di Indonesia

Kamis, 05 November 2020 | 09:30
Kolase dari economictimes dan forbes

Jadi Orang Paling Tajir Melintir se-Indonesia, Bos Djarum Hartono Bersaudara Gigit Jari Usai Kekayaannya Anjlok Rp 71,3 Triliun di Tengah Hebohnya Virus Corona

GridHype.ID - Entah ini menjadi sebuah standar atau apa, seseorang baru dianggap benar-benar kaya jika memiliki bank.

Bisnis bank dianggap sebagai bukti seseorang pantas menyandang gelar 'orang terkaya'.

Ini sangat masuk akal mengingat fungsi bank sangat berperan vital dalam perputaran uang yang dihasilkan dari konglomerasi bisnisnya.

Baca Juga: Huruf Apa yang Pertama Kamu Lihat? Yuk Coba Tes Kepribadian Berikut Ini, Jawabannya Tak Terduga

Berikut ini lima miliarder pemilik bank swasta di Indonesia:

1. Chairul Tanjung ( Bank Mega)

Chairul Tanjung atau yang lebih dikenal dengan CT merupakan pemilik dari CT Corp.

Perusahaan ini bergerak di berbagai sektor antara lain media, ritel, asuransi, properti, kafe, perkebunan kelapa sawit, jasa keamanan, perhotelan, hingga maskapai penerbangan.

Selain pengusaha, CT juga merupakan mantan birokrat. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menggantikan posisi Hatta Rajasa di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dalam bisnis perbankan, CT memiliki Bank Mega.

Bank tersebut menjadi sumber dana sekaligus penampung dana dari perputaran uang bisnis CT Corp.

Itu sebabnya, banyak perusahaan di bawah CT Corp saling memiliki keterkaitan dengan Bank Mega.

Baca Juga: Kocak, Viral Kucing Bawa Tagihan Utang Usai 3 Hari Kabur dari Rumah, Pemilik: Budak Kucing

2. Hartono bersaudara ( Bank BCA)

Hartono bersaudara adalah pemegang saham mayoritas di Bank BCA.

Di bank swasta terbesar Indonesia itu, kepemilikannya diwakili oleh PT Dwimuria Investama Andalan dengan porsi saham sebesar 54,94 persen di BCA.

Saham PT Dwimuria Investama Andalan masing-masing dimiliki Robert Hartono sebesar 51 persen dan Bambang Hartono sebesar 49 persen.

Hartono bersaudara juga dikenal sebagai orang terkaya di Indonesia di urutan pertama selama bertahun-tahun.

Mereka adalah pemilik dari perusahaan rokok Djarum yang berbasis di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

3. Dato Sri Tahir ( Bank Mayapada)

Sesuai dengan namanya, Bank Mayapada dimiliki oleh Grup Mayapada yang dikendalikan oleh Dato Sri Tahir yang juga masuk deretan orang terkaya di Indonesia.

Dalam struktur pengendali saham bank dengan nama PT Bank Mayapada Internasional Tbk itu, Dato Sri Tahir berbagi kepemilikan dengan perusahaan asal Taiwan, Cathay Insurance.

Baca Juga: Kabar Duka, Dalang Idola Kaum Milenial Ki Seno Nugroho Meninggal Dunia, Kiprahnya di Dunia Seni Tradisional Bikin Takjub

Menantu dari Mochtar Riady itu juga menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Mayapada.

4. Hary Tanoe (Bank MNC)

Bank MNC sangat lekat dengan bisnis Hary Tanoesoedibjo atau Hary Tanoe.

Ia merupakan pengusaha papan atas sekaligus politikus Tanah Air yang mendirikan Partai Perindo.

Dikenal sebagai raja media, ia merintis Bank MNC sejak tahun 2014.

Lewat perusahaannya, PT MNC Kapital, Hary Tanoe mulanya memiliki saham PT Bank ICB Bumiputra.

Setelah menjadi pengendali saham, Hary Tanoe lantas mengubah nama bank tersebut menjadi Bank MNC.

Meski baru, Bank MNC sudah memiliki banyak cabang dan jaringan ATM di berbagai daerah di Indonesia.

Baca Juga: Wajib Tahu Sebelum Terlambat, Inilah Beberapa Penyebab dan Cara Atasi Alergi pada Makanan

Pesatnya pertumbuhan bank tersebut tak lain karena bisnisnya saling terkait dengan konglomerasi Grup MNC.

5. Ali Mukmin (Bank Panin)

Bank Panin merupakan bank swasta yang dimiliki Mukmin Ali Gunawan.

Ia berbagi kepemilikan dengan ANZ Group yang berasal dari Australia.

Dalam struktur pemegang saham, Mukmin Ali menjadi salah satu pengendali saham di Bank Panin lewat PT Panin Investment.

Perusahaan ini berafiliasi dengan PT Panin Financial Tbk yang memiliki 46,04 persen saham dari Bank Panin.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Deretan 5 Miliarder Pemilik Bank Swasta di Indonesia"

Editor : Ruhil Yumna

Sumber : kompas

Baca Lainnya