Fadli Zon Sindir Gelar Profesor Mahfud MD Usai Sebut DKI Juara Pertama Penularan Covid-19, Pakar Epidemiologi Ikut Beri Tanggapan

Minggu, 04 Oktober 2020 | 19:15
Kompas.com

Mahfud MD

GridHype.ID - Pernyataan dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) tuai kontroversi di masyarakat.

Mahfud MD menyebut, kasus baru Covid-19 di daerah yang tidak menggelar Pilkada 2020 mengalami kenaikan.

Daerah yang dimaksud Mahfud MD adalah DKI Jakarta dan Aceh.

"Di DKI dan Aceh yang tidak ada Pilkada justru angka terinfeksi tinggi. Di Aceh itu naik tinggi, di DKI selalu menjadi juara 1 tertinggi penularannya," kata Mahfud dalam konferensi pers yang disiarkan melalui akun Instagram Kemendagri, Jumat (2/10/2020).

Baca Juga: Blak-blakkan Pilih Raffi Ahmad Ketimbang Rafathar, Ternyata Ini Alasan Nagita Slavina Lebih Memilih Suami

Bahkan Mahfud mengatakan bahwa DKI Jakarta selalu menjadi juara pertama dalam tingkat penularan.

Dikutip oleh GridHype.ID dari Kompas.com, Mahfud membandingkan dengan daerah-daerah penyelenggara Pilkada 2020, yang dinilainya justru mengalami penurunan kasus.

Mahfud menyimpulkan bahwa kerawanan Covid-19 tak bergantung dari penyelenggaraaan Pilkada 2020.

Pernyataan kontroversi Menko Polhukam tersebut menuai sorotan dari Fadli Zon.

Baca Juga: Ngeri Bikin Bulu Kuduk Berdiri, Panglima Langit Ungkap Ada 3 Selebiriti Tumbalkan Anak Kandung Demi Eksistensi di Dunia Hiburan

Fadli Zon bahkan blak-blakkan menyindir gelar professor yang didapat oleh Mahfud MD tersebut.

Tak hanya Fadli Zon yang menyoroti pernyataan Mahfud MD, Pakar epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman angkat bicara.

Dikutip GridHype.ID dari kompas.com, menurutnya, penularan di DKI Jakarta memang terlihat paling tinggi karena cakupan tesnya jauh melebihi wilayah lain.

Baca Juga: Santer Diisukan Rachel Maryam Alami Koma Usai Jalani Persalinan, Surya Saputra Jabarkan Hal Ini

"Jakarta ini memang terlihat cakupan testing-nya sudah jauh melebihi daerah lain, walaupun tracing-nya masih jadi PR," kata Dicky. Jumat (2/10/2020).

Menurutnya, DKI Jakarta sudah melakukan testing di mana cakupan wilayahnya jauh melebihi yang dilakukan wilayah lain.

Dicky menjelaskan bahwa setiap daerah memiliki masalah yang sama seriusnya dengan DKI Jakarta.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Pisang Mentah Ternyata Berguna Bagi Pencernaan, Berikut Segudang Manfaat Lainnya!

Oleh karena itu, perlu dibuktikan dengan mengadakan tes sama seperti yang dilakukan oleh Jakarta.

Ia menilai bahwa pernyataan Mahfud MD tersebut tidak berdasar.

"Sehingga tidak ada dasar yang kuat, yang valid, untuk mengeklaim bahwa daerah ini lebih aman, daerah sana tidak," ujar Dicky.

Pakar epidemiolog ini pun juga mengkritik peran pemerintahyang perlu membenahi penanganan dan sistem tesnya.

Baca Juga: Pertama Kali dalam Sejarah, Api Abadi Mrapen yang Melegenda Se-penjuru Indonesia Padam, Penyebabnya Masih Terus Dikaji

Dengan begitu, tidak ada keluar pernyataan yang mengklaim keamanan suatu daerah.

Sementara itu, Laura Navika Yamani, epidemiolog Universitas Airlangga, menegaskan bahwa tingginya kasusCovid-19di DKI Jakarta tidak ada hubungannya dengan tidakdiselenggarakan Pilkadadi provinsi tersebut.

“Saya rasa tidak ada korelasinya. Penyebaran Covid-19 itu tergantung dari virus, dari mobilitas masyarakat."

"Virus ini menular ketika ada interaksi, dikhawatirkan kalau ada Pilkada yang cenderung banyak kegiatan berkerumun sehingga penularan juga cepat,” jelas Laura dikutip GridHype.ID dari Tribun Ternate.

(*)

Editor : Linda Fitria

Sumber : Kompas.com, Twitter, Tribun Ternate

Baca Lainnya