Belum Kelar Wabah Covid-19, Ribuan Orang di China Terinfeksi Bakteri Brucella, Begini Penjelasannya

Minggu, 20 September 2020 | 15:30
pixabay.com

Pandemi virus corona (COVID-19)

GridHype.ID - Di saat negara-negara di dunia tengah kalang kabut tangani wabah virus corona, ribuan masyarakat China dikejutkan dengan penyakit akibat bakteri.

Ya,ribuan orang di barat laut China positif mengidap penyakit brucellosis.

Berdasarkan keterangan dari pihak berwenang pada Selasa (15/9/2020), wabah ini disebabkan bakteri yang menyebar karena kebocoran perusahaan biofarmasi tahun lalu.

Komisi kesehatan Lanzhou, ibu kota Provinsi Gansu memastikan ada 3.245 orang yang terjangkit penyakit brucellosis dan telah menguji 21.847 warga setempat.

Baca Juga: Bikin Jerawat Makin Parah, Hindari 5 Kesalahan Pakai Foundation Berikut

Penyakit ini sering kali disebabkan kontak dengan hewan ternak yang membawa bakteri brucella.

"Sejauh ini tidak ada korban jiwa yang dilaporkan," kata Komisi Kesehatan Kota seperti dilansir CNN, Kamis (17/9/2020).

Tentang penyakit brucellosis

Penyakit yang juga dikenal sebagai demam Malta atau demam Mediterania ini menyebabkan penderitanya mengalami gejala sakit kepala, nyeri otot, demam, dan kelelahan.

Baca Juga: Sempat Pacaran dengan Rio Ramadhan, Kekeyi Blak-blakkan di Depan Nikita Mirzani, Ngaku Punya 13 Mantan dan Banyak dari Dunia Maya

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, meski gejala ini mereda, beberapa gejala bisa menjadi kronis atau tidak pernah hilang seperti radang sendi atau pembengkakan pada organ tertentu.

Masih menurut CDC, penularan penyakit brucellosis dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi.

Namun, kebanyakan orang terinfeksi dengan makan makanan yang terkontaminasi atau menghirup bakteri yanga da di Lanzhou.

Baca Juga: Di Rumah Aja Bikin Tubuh Melar? Coba Yuk, Konsumsi 5 Makanan Ini, Bye-bye Perut Buncit!

Wabah ini berasal dari kebocoran di pabrik biofarmasi Zhongmu Lanzhou yang terjadi antara Juli sampai Agustus tahun lalu.

Ketika pabrik farmasi itu memproduksi vaksin Brucella untuk hewan, perusahaan itu menggunakan disinfektan dan pembersih kadaluarsa.

Artinya, tidak semua bakteri dibasmi dalam gas limbah.

Gas limbah yang terkontaminasi membentuk aerosol yang mengandung bakteri dan bocor ke udara.

Baca Juga: 3 Bulan Nikah Udah Cerai, Mantan Suami Kalina Octaranny Buka Suara Soal Penyebab Kandasnya Rumah Tangga

Bakteri ini kemudian terbawa angin ke Institut Penelitian Hewan Lanzhou, tempat wabah pertama kali melanda.

Orang-orang di institut itu mulai melaporkan infeksi pada November, dan sejak saat itu jumlahnya meningkat.

Menurut kantor berita pemerintah China Xinhua, pada akhir Desember ada 181 orang di institut itu terinfeksi brucellosis.

Baca Juga: Ayu Dewi Dibuat Emosi Regi Datau Saat Singgung Biaya Perawatan Tubuh : Harga Laser Kulit Lebih Mahal dari Harga Diri

Pasien yang terinfeksi lainnya termasuk mahasiswa dan anggota fakultas Universitas Lanzhou.

Wabah itu bahkan menyebar ke provinsi Heilongjiang, di ujung paling timur laut negara itu, di mana 13 kasus positif telah bekerja di institut dokter hewan pada Agustus.

Menurut Komisi Kesehatan Lanzhou, beberapa bulan setelah wabah, pejabat provinsi dan kota telah menyelidiki kebocoran di pabrik.

Pada Januari, pihak berwenang telah mencabut izin produksi vaksin untuk pabrik tersebut, dan mencabut nomor persetujuan produk untuk dua vaksin Brucellosisnya.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Anak Elvy Sukaesih Mendadak Bagikan Kabar Tak Sedap hingga Minta Maaf, Ada Apa?

Brucellosis sangat umum di China sejak 1980-an.

Namun sejak vaksin ditemukan, wabah itu dapat dikendalikan dengan baik.

Kendati sudah ada vaksin, wabah brucellosis masih dilaporkan di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhi.

Sebagai contoh, wabah brucellosis di Bosnia menginfeksi sekitar 1.000 orang pada tahun 2008.

Baca Juga: Irish Bella Melahirkan, Ammar Zoni Akui Sempat Takut saat Dampingi Proses Persalinan, Ternyata Ini Penyebabnya

Wabah ini mendorong pemusnahan domba dan ternak lain yang terinfeksi.

Di AS, brucellosis telah merugikan pemerintah federal dan industri peternakan miliaran dolar.

Sekitar 60 persen bison betina di Taman Nasional Yellowstone membawa bakteri tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Belum Usai Corona, Ribuan Warga China Terinfeksi Penyakit Brucellosis

(*)

Editor : Linda Fitria

Sumber : KOMPAS.com

Baca Lainnya