Jadi Mata-mata Paling Ulung di Mossad Sampai Mampu Berada di Lingkaran Terdekat Presiden Suriah, Beginilah Kisah Hidup Eli Cohen yang Berakhir Tragis di Tiang Gantungan

Minggu, 30 Agustus 2020 | 13:15
Tangkap layar via Intisari Online

Eli Cohen

GridHype.ID - Eli Cohen merupakan agen mata-mata yang disegani di dunia.

Namun sayang, akhir hidup dari ELi Cohen harus berakhir tragis.

Sepak terjang Eli Cohen semasa hidup dan bertugas sebagai mata-mata Israel dianggap sangat spektakuler.

Banyak yang menyebut ia salah satu master terbesar spionase Mossad, Israel.

Baca Juga: Sumringah Komplainnya Direspon, Lutfi Agizal Pamer Pers Rilis KPAI Soal kata 'Anjay', Nikita Mirzani : Mendingan Ini Akun Kita Report Berjamaah!

Kisah penyamarannya terbilang ulung dan membuahkan banyak hasil bagi perjuangan Yahudi.

Namun nasibnya sial, ia meregang nyawa di tiang gantungan di depan 10.000 pasang mata dan disiarkan di jaringan televisi.

Agar lebih melukai hati keluarga dan pengikutnya, kuburannya ditutup lapisan beton di wilayah Suriah.

Tujuannya supaya dinas intelijen Israel tidak bisa memindahkan kerangka jenazah Eli ke tanah leluhurnya.

Baca Juga: Heboh Ganja Jadi Tanaman Obat, Kementerian Pertanian Beri Penjelasan

Eliahu ben Shaoul Cohen atau Eli Cohen, lahir di Alexandria Mesir tanggal 16 Desember 1924.

Ia lahir dari keluarga Shaoul Cohen yang pindah dari Suriah dan menetap di Mesir sejak 1914 atau sepuluh tahun sebelum Eli dilahirkan.

Sebagai orang yang tertarik pada dunia militer dan spionase, Eli remaja mendaftar menjadi tentara Mesir tahun 1947 atau setahun sebelum Perang Arab-Israel meletus.

Tetapi langkahnya terhenti karena ia tidak lulus akibat latar belakang kehidupannya terkorek saat wawancara.

Baca Juga: BLT 600 Ribu Tahap 2 Segera Cair, Cara Cek Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Gampang Banget, Mulai dari Aplikasi Mobile Sampai Kirim SMS ke Nomor Ini!

Tak bisa dipungkiri, Eli punya silsilah darah Yahudi yang cukup menyulitkan dirinya untuk bisa berkiprah di Mesir kala itu.

Tidak salah kalau keluarganya pun berniat medidik Eli di rumah saja tanpa pendidikan formal.

Tapi Eli masih beruntung karena diterima masuk di sekolah elektronika, yang sebenarnya merupakan pilihan keduanya.

Jiwa Yahudi Cohen mulai terusik ketika upaya penyingkiran kaum Yahudi dari tanah Mesir makin memuncak di Mesir, terlebih setelah terjadi kudeta terhadap Raja Farouk.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Ayah Atta Halilintar Dilaporkan oleh Mantan Istri Keduanya Gegara Tak Penuhi Hak Anak

Untuk melepaskan aspirasi jiwanya, sejak 1952 Eli Cohen mulai bergabung dengan organisasi-organisasi kaum Zionis di Mesir.

Ia terlibat berbagai kegiatan yang intinya berjuang untuk kaum Yahudi.

Ketika tahun 1953 Israel menggelar operasi bersandi Susannah (kegiatan mata-mata Israel di Mesir), Eli Cohen langsung bergabung.

Meski operasi tersebut terbilang kurang rapi dilaksanakan.

Baca Juga: Tak Mau Anaknya Jadi Perebut, Sule Minta Rizky Febian Klarifikasi Soal Putusnya Anya Geraldine dengan Ovi Rangkuti

Hal itu terbukti oleh terciduknya beberapa personel Yahudi Mesir yang ikut terlibat dalam operasi rahasia.

unitedwithisrael.org
unitedwithisrael.org

Eli Cohen saat dihukum gantung

Mereka ditangkap dan digantung. Tetapi untuk saat itu Eli Cohen berhasil lolos.

Eli resmi bergabung dengan dinas intelijen Israel, Mossad, saat hubungan Mesir mulai memburuk dengan dunia Barat.

Lincahnya penyamaran Eli, menjadikan dirinya sulit terdeteksi dan dicurigai banyak pihak.

Baca Juga: Berikan Hadiah Spesial untuk Sarwendah, Betrand Peto Melongo saat Tahu Harga Kadonya: Ai Nggak Habis Pikir

Aksi Eli Cohen di Mesir berlangsung hingga tahun 1956 saat kampanye pemilu di Sinai tahun 1956 dilaksanakan.

Pada Desember 1956, melalui kompromi tiga negara, Israel, Inggris dan Perancis, Eli Cohen diekstradisi keluar dari Mesir.

Eli terbilang untung, ia masih mendapatkan perlindungan. Bandingkan dengan teman-temannya yang tertangkap dan dihukum gantung.

Atas bantuan agen-agen intelijen Israel, Eli selanjutnya menyebrangi Laut Tengah menuju Israel menuju Naples menggunakan perahu cepat.

Baca Juga: Seumur Hidup Belum Pernah Ditolak, Rizky Billar Minta Lesty Kejora Terima Dirinya

Di Israel pemuda Eli Cohen kemudian menikahi Nadia Maiald, seorang wanita keturunan Irak pada 31 Agustus 1959.

Setelah itu Eli dipanggil secara khusus oleh dinas Mossad untuk menjalani pendidikan khusus di Angkatan Udara Israel sebagai juru tulis di bagian logistik.

Lebih dari itu Eli dibekali pendidikan khusus intelijen seperti teknik mengemudi super cepat, sabotase, menembak dengan senjata tajam khusus, penyamaran, meloloskan diri, dan sebagainya.

Eli direkrut Mossad juga bukan tanpa pertimbangan. Ia dinilai punya IQ sangat tinggi, berdaya ingat kuat, menguasai tiga bahasa, Inggris, Perancis dan Arab.

Baca Juga: Kebakaran Jenggot, Rizky Billar Emosi saat Tahu Sosok Ini Siap Nikahi Lesty Kejora

Yang paling penting ia tidak ember atau gampang membocorkan rahasia.

Cohen juga punya kemauan dan daya juang kelas baja, walaupun tampilan luarnya tampak sangat rendah hati dan sederhana.

Usai mengikuti pendidikan khusus dan keras di Mossad, ia dikirim ke Buenos Aires, Argentina.

Ia diberi tugas menyamar sebagai imigran Suriah, di sana misi Eli berhasil.

Baca Juga: Tanpa Tedeng Aling-aling, Iis Dahlia Singgung Ayu Ting Ting Depan Nagita Slavina dan Raffi Ahmad

Ia bisa diterima berbagai kalangan di Argentina mulai dari politisi, diplomat, hingga pejabat militer.

Tak hanya oleh kalangan Argentina semata, Eli bahkan bisa berkawan sangat erat dengan Kolonel Amin Al-Hafiz pendukung Partai Baath yang kelak menjadi Presiden Suriah (1963-1966).

Eli bertugas di Argentina hingga 9 bulan. Setelah itu ia kembali ke Israel menemui istrinya dan melaksanakan tugas baru yang diberikan Mossad untuk masuk ke Suriah.

Ia masuk lewat Damaskus dengan menyandang nama Kamal Amin Ta’abet pada 1962 dan berstatus sebagai seorang pengusaha kelahiran Beirut, Libanon.

Baca Juga: Berat Badannya Turun Drastis dan Harus Dibantu Kursi Roda, Kondisi Terakhir Chadwick Boseman Pemeran Black Panther Malah Jadi Sorotan

Cohen bahkan mengaku orang tuanya dari kalangan Muslim tulen dengan nama Amin Ta’abet.

Tidak banyak rintangan ditemui Eli. Di Suriah Eli bisa berperilaku bak Muslim tulen karena kemampuannya berbahasa Arab.

Bahkan dengan segala kepiawaiannya itu ia bisa menikmati kehidupan glamor dan berkawan dengan kelompok pejabat serta kaum jetset.

Tidak mengherankan pula kalau kemudian ia masuk dalam lingkaran pemerintahan Suriah dan menjabat sebagai Deputi Menteri Pertahanan Suriah.

Baca Juga: Tak Main-main, Mendikbud Gelontorkan Rp9 Triliun Demi Kuota Internet Gratis Sampai 50 GB untuk Pelajar, Guru dan Mahasiswa, Begini Rinciannya!

Suatu jabatan yang tak bisa dianggap rendah dan bahkan strategis bagi seorang mata-mata.

Jabatan itu ia raih karena Cohen kenal dekat dengan Presiden Hafiz, kawan lamanya. Ia juga menjadi pejabat penting di Partai Baath.

Pengiriman informasi-informasi penting yang dibutuhkan Mossad, dilakukan Eli Cohen melalui sebuah stasiun radio di Damaskus.

Atas rekomendasi dari para pejabat tinggi, Eli memang bisa jadi orang penting di radio tersebut.

Baca Juga: Rela Permak Wajah Demi Bahagiakan Suami, Krisdayanti Nyatanya Sudah Cantik dari Kecil, Ini Buktinya

Tak satu pun curiga kalau Eli setiap hari mengirimkan berita-berita rahasia melalui pemancar radio yang disembunyikan di kamarnya.

Sebuah dokumen rahasia milik militer Suriah maupun Partai Baath semua bisa dibaca oleh Eli Cohen dengan leluasa dan dikirimkan ke Mossad.

Beberapa di antaranya adalah dokumen mengenai rencana Suriah untuk mengalihkan hulu Sungai Jordan sebagai upaya memotong cadangan air Israel.

Tindakan Suriah itu juga sesuai dengan rencana Al-Fatah (Organisasi Pembebasan Palestina) yang akan menyerang Israel dari bagian utara.

Baca Juga: Blak-blakkan Ungkap Rumah Tangga yang Baru Seumur Jagung Dikabarkan Retak, Rizki D'Academy : Semoga Ada Titik Terangnya

Eli Cohen juga membocorkan peta kekuatan Suriah dua tahun sebelum terjadi Perang Enam Hari.

Termasuk posisi bunker, tank, maupun formasi altileri Suriah. Ini pula salah satu faktor mengapa Israel berhasil memborbadir kekuatan Suriah dengan sangat akurat.

Tapi misi rahasia Cohen di Suriah akhirnya terbongkar.

Mata-mata Mossad yang dikenal paling ulung itu pun akhirnya menemui ajalnya di Suriah.

Ia dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung pada tahun 1965.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Mati-matian Jadi Agen Top Mossad, Eli Cohen Harus Berakhir Tragis Digantung di Depan Puluhan Ribu Rakyat Suriah, Kuburannya pun Dibeton Agar Tak Bisa Dipindahkan

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber Intisari Online