Tak Main-main! Pemerintah Teken Kontrak Perusahaan Farmasi Asal China Demi Suplai Ketersediaan Vaksin 40 Juta Dosis

Jumat, 21 Agustus 2020 | 16:00
Freepik

Ilustrasi vaksin virus corona

GridHype.ID -Di tengah pandemi Covid-19 yang tidak tahu kapan berakhirnya, negara-negara di seluruh dunia berusaha keras untuk membuat penawar.

Tak ketinggalan dengan langkah negara-negara lain, Indonesia pun juga melakukan hal yang sama.

Baru-baru ini Pemerintah Indonesia melalui BUMN PT Bio Farma menandatangani kerja sama terkait vaksin Covid-19 dengan perusahaan asal China, Sinovac, Kamis (20/8/2020).

Baca Juga: Ditemukan di Negara Tetangga, Mutasi Virus Corona 10 Kali Lebih Menular, Vaksin Covid-19 Disebut Tak Efektif

Penandatangan itu disaksikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir dalam kunjungannya di Sanya, Hainan, China.

"Kami berdua menyaksikan penandatanganan perjanjian antara Bio Farma dan Sinovac untuk memperkuat kerja sama vaksin, ada dua dokumen yang ditandatangani antara Sinovac dan Bio Farma," kata Retno dalam konferensi pers, Kamis.

Dokumen pertama adalah "Preliminary Agreement of Purchase and Supply of Bulk Product of Covid-19 Vaccine" yang menyepakati komitmen ketersediaan suplai vaksin hingga 40 juta dosis vaksin.

Baca Juga: Angin Segar di Tengah Pandemi, UNAIR Berhasil Racik Obat Virus Corona Bahkan Sembuhkan 754 Pasien Covid-19!

(Dokumentasi Kementerian BUMN via Kompas.com)
(Dokumentasi Kementerian BUMN via Kompas.com)

Menteri Luar Negari Retno Marsudi (kiri) dan Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir (kedua dari kiri) menyaksikan Penandatanganan kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac terkait vaksin Covid-19 di Sanya, Hainan, Kamis (20/8/2020).

"Menyepakati komitmen ketersediaan suplai bulk vaccine hingga 40 juta dosis vaksin mulai November 2020 hingga Maret 2021," kata Retno.

Dokumen kedua yang ditandatangani Sinovac dan Bio Farma adalah MoU untuk komitmen kapasitas bulk vaccine 2021.

"Di mana Sinovac akan memberi prioritas kepada Bio Farma untuk suplai bulk vaccine setelah 2021 hingga akhir tahun 2021. Ini adalah kerja sama yang cukup panjang antara Bio Farma dan Sinovac," kata Retno.

Baca Juga: Asal Muasal Virus Corona Masih Diperdebatkan, Peneliti China Temukan Wabah Covid-19 Tahun 2012

Sementara itu, Erick menyatakan kerja sama itu tidak hanya sekadar transaksi ekonomi melainkan juga transfer teknologi dan pengetahuan antara Sinovac dan Bio Farma.

"Dalam kunjungan ini kita juga ingin memastikan transformasi daripada industri kesehatan kita, di mana Bio Farma bekerja sama dengan Sinovac adalah sebuah kerja sama yang win-win, menang-menang," kata Erick yang juga Menteri BUMN tersebut.

Erick berharap, dengan kerja sama tersebut, penyaluran bahan baku vaksin dari Sinovac akan dimulai pada November 2020 dan imunisasi massal akan dimulai pada awal 2021 mendatang.

Baca Juga: Angka Infeksi Virus Corona Diprediksi Bakal Tembus 20 Juta, WHO Optimis Bisa Tekan Penyebaran Pandemi Covid-19

"Ini yang saya harapkan bahwa kita semua agar bisa segera bangkit dari Covid-19 sesuai dengan timeline yang sudah dipastikan ibu Menlu tadi, bagaimana imunisasi massal buat bangsa Indonesia bisa segera awal tahun depan," kata Erick.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Menlu Retno: Bio Farma dan Sinovac Teken Kerja Sama Ketersediaan 40 Juta Dosis Vaksin Covid-19

(*)

Editor : Linda Fitria

Sumber : KOMPAS.com

Baca Lainnya