Kembang-Kempis Pertahankan Perusahaan yang Hampir Bangkrut karena Corona, Perusahaan Ini Raup Untung Besar Usai Nekat Jualan Batu dalam Kaleng, Berikut Kisahnya

Selasa, 11 Agustus 2020 | 13:45
YouTube

Viral batu kalengan dijual di Jepang.

GridHype.ID - Tak dapat dipungkiri pandemi corona membuat kalang kabut berbagai sektor di kehidupan.

Sektor pariwisata salah satunya.

Sejak pandemi mewabah hampir di seluruh dunia, sektor pariwisata 'babak belur' karenanya.

Baca Juga: Digoyang Isu Resesi di Tengah Pandemi, Erick Thohir Pilih Pulihkan Sektor Kesehatan daripada Ekonomi

Berbagai carapun dilakukan guna mempertahankan usaha.

Seperti yang dilakukan oleh operator kereta api jepang ini.

Guna menyiasati kebangkrutan usahanya, mau tak mau iapun harus berjuang dengan segala cara.

Cara yang ia gunakan pun tergolong unik dan tak biasa.

Ya, dia menjual batu dalam kaleng.

Didirikan pada tahun 1923, perusahaan Kereta Listrik Choshi, di Prefektur Chiba, Jepang, harus mengatasi kesulitan beberapa kali selama 97 tahun sejarahnya.

Operator kereta api yang mengandalkan pariwisata untuk mendukung operasinya, kewalahan saat virus Corona mewabah di seluruh dunia.

Baca Juga: Emosinya Meluap Bak Air Mendidih, Wanita Ini Cukur Rambut Karyawannya yang Kepergok Berhubungan Intim dengan Suaminya

Bahkan bisa dikatakan kondisi saat ini terparah yang pernah ia alami.

Putar otak untuk menanggulangi hal tersebut pihak manajemen pun harus cari alternatis pendapatan.

Kemudian mereka mulai mencoba membuat saluran Youtube, dan yang paling gila adalah menjual batu kaleng.

Terdengar aneh, namun cara yang terakhir justru terbukti sukses.

YouTube

Viral batu kalengan dijual di Jepang.

Channel YouTube Choshi Electric telah ada selama lebih dari 4 tahun, tetapi baru-baru ini mulai menarik perhatian.

Usut punya usut kanal YouTube itu kini mulai membuat konten lucu dan menghibur.

Video berjudul "Tepat sebelum Kebangkrutan" atau "Kondisi Sebenarnya dari Perusahaan yang Bangkrut" telah dilihat puluhan bahkan ratusan ribu kali, sedangkan video lama hanya mendapatkan ratusan atau ribuan penayangan.

Baca Juga: Sering Diminum Kaum Milenial, Ketahui 3 Kerugian Tak Terduga yang Akan Dialami Jika Sering Konsumsi Es Kopi!

Kanal itu muali menarik perhatian usai memperkenalkan produk baru mereka, yakni batu kaleng.

Batu kaleng sendiri hanya tersedia di toko online Kereta Listrik Choshi - batu kaleng dari rel kereta api perusahaan.

Produk ini dipamerkan oleh seorang karyawan wanita di bawah pengawasan manajer.

Lucunya, batu-batu itu dipasarkan menjadi sebuah benda yang multi fungsi dari menjadi pemberat kertas yang bagus, barang koleksi untuk penggemar kereta api, atau senjata untuk melawan pencuri.

Penyajiannya yang lucu menjadi nilai tambah, bahkan karyawan Kereta Listrik Choshi hampir tidak bisa menahan tawanya saat memamerkan batu kaleng.

bagi yang tertarik dengan batu ini bisa mendapatkannya di toko online Kereta Listrik Choshi, dengan harga 1.650 yen (sekitar Rp 227 ribu).

Baca Juga: Lamanya Proses Penerimaan Hasil Tes Virus Corona, Bill Gates Kritik Pedas Kebijakan Pemerintah Amerika Serikat Soal Penanganan Covid-19

Kendatipun tergolong mahal untuk sebuah batu, namun produk ini menjadi barang terlaris dari perusahaan.

Berdasarkan keterangan dari toko, batu-batu itu dikumpulkan dari rel kereta yang dioperasikan oleh Choshi Electric.

Agar tampak menarik batu-batu itu kemudian dicuci dan dipoles sebelum dikemas dalam kaleng logam.

Dalam tiap kalengpun jumlah batu yang di dapat bervariasi, disesuaikan dengan ukuran batu.

elain batu, Choshi Electric juga menjual hal unik lain yang mungkin menarik bagi penggemar kereta.

Antara lain seperti irisan rel kereta hingga paku rel kereta.

Baca Juga: Angka Infeksi Virus Corona Diprediksi Bakal Tembus 20 Juta, WHO Optimis Bisa Tekan Penyebaran Pandemi Covid-19

Dari sekian banyak produk, batu kalenglah yang paling diminati.

Ini bukan pertama kalinya orang menghasilkan uang dari menjual barang yang tidak berguna.

Gary Ross Dahl menghasilkan jutaan dengan menjual batu sebagai hewan peliharaan dan orang di belakang Potato Parcel menghasilkan 10.000 dolar (Rp 147 juta) per bulan dengan mengirim pesan tentang kentang.

(*)

Editor : Ruhil Yumna

Sumber : Suar.grid.id

Baca Lainnya