Diam-diam Iran Mata-matai Indonesia Selama Bertahun-tahun karena Masalah yang Terjadi di Madura

Senin, 27 Juli 2020 | 16:00
By M-ATF, from military.ir and iranmilitaryforum.net - http://gallery.military.ir/albums/userpics/10

Safir, jip militer Iran

GridHype.ID - Iran jadi salah satu negaradi Timur Tengah yang cukup unik dan kontroversial.

Hal tersebut karenaQassem Soleimani yang merupakan komandan legendaris Brigade al-Quds dari tahun 1998-2020.

Tak salah jikaQassem Soleimani begitu dicintai masyarakatnya.

Bahkan posisi Soleimani sudah dianggap orang kuat kedua setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Baca Juga: Gara-gara Hal Ini Amerika Serikat Siap Pindahkan Medan Pertempuran ke Sungai Mekong, Demi Lawan Kekuatan China

Tak heran, ketika Soleimani tewas dalam serangan rudal dari pesawat tanpa awak (drone) AS pada Jumat (3/1/2020), prosesi pemakamannya dihadiri jutaan orang.

Wajar juga jika kemudian Iran bersumpah akan melancarkan aksi balas dendam atas tewasnya Soleimani.

Sebaliknya, bagi lawan-lawan politik Iran, khususnya AS dan Israel, Brigade al-Quds menjadi sumber kekacauan di Timur Tengah akibat intervensinya di banyak negara.

Diketahui, Brigade al-Quds memasok senjata ke Hezbullah ke bebrapa negara seperti Lebanon, Irak, Suriah, Yaman, serta Afghanistan.

Baca Juga: Dubes Tiongkok untuk Filipina Beri Peringatan Ini ke Negara Asia Tenggara, Sebut Upaya AS Sabotase Stabilitas Wilayah Laut China Selatan

Merebaknya wacana tentang kemungkinan meletusnya perang Amerika Serikat (AS) dengan Iran mengingatkan kembali wawancara harian Kompas dengan Duta Besar RI untuk Iran Dian Wirengjurit seusai shalat Jumat di masjid KBRI Teheran pada Juni 2013.

Saat itu, harian Kompas mengunjungi Teheran untuk meliput pemilu presiden Iran yang dimenangkan Presiden Iran sekarang, Hassan Rouhani.

Di sela meliput pemilu presiden itu, harian Kompas menyempatkan diri menunaikan shalat Jumat di masjid KBRI Teheran dan bertemu sekaligus wawancara dengan Dubes RI untuk Iran Dian Wirengjurit.

Masjid KBRI Teheran saat itu dipenuhi jemaah shalat, bukan hanya dari Indonesia, melainkan juga negara lain yang warganya menganut mazhab Sunni, seperti Malaysia.

Baca Juga: Demi Perkuat Nusantara Prabowo Lakukan Hal Ini, Padahal Kekuatan Militer Indonesia Nomor 1 di Asia Tenggara

Keberadaan Masjid KBRI Teheran tersebut memberi pesan tentang keinginan warga Sunni di Teheran yang lebih memilih menyelenggarakan shalat Jumat sendiri karena adanya perbedaan pelaksanaan shalat Jumat antara mazhab Sunni dan Syiah.

Seusai shalat Jumat, Kompas langsung menemui Dubes Wirengjurit.

Di luar dugaan, Dubes RI untuk Iran itu membuka pembicaraan dengan menyinggung kasus pengikut Syiah di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.

Kasus kaum Syiah di Sampang adalah kasus penyerangan terhadap kaum Syiah di sebuah desa di Kabupaten Sampang, Madura, pada Agustus 2012.

Baca Juga: Kelakuan Tiongkok Buat Kawasan Asia Pasifik Meradang, Amerika Serikat : Dunia Tidak akan Biarkan

Ia mengungkapkan, telah beberapa kali dipanggil Kementerian Luar Negeri Iran yang menyampaikan protes terhadap kasus pengikut Syiah di Kabupaten Sampang itu.

Dubes Wirengjurit juga menyampaikan, Pemerintah Iran sangat menaruh perhatian terhadap kasus pengikut Syiah di Kabupaten Sampang dan mengetahui kasus tersebut sangat detail sehingga Pemerintah Indonesia tidak bisa menutup-nutupi kasusnya.

Dari perbincangan Kompas dengan Dubes Wirengjurit tersebut, bisa diketahui visi dan ideologi negara Iran pascarevolusi tahun 1979.

Negara Iran setelah revolusi 1979 yang berpijak pada ideologi agama, persisnya mazhab Syiah, mengusung misi dan visi melindungi kaum minoritas Syiah di seluruh dunia.

Baca Juga: Tak Ingin Kecolongan, Jepang Sulap Kapal Perang Jadi Kapal Induk Guna Melawan Tiongkok!

Iran yang menjadi satu-satunya negara Syiah di muka bumi ini dan sekaligus induk kaum Syiah di seluruh dunia merasa memikul kewajiban dan tanggung jawab atas keselamatan kaum Syiah di seluruh dunia.

Maka, tidak heran, dalam upaya menjalankan misi dan visi tersebut secara efektif, Pemerintah Iran membentuk Brigade al-Quds.

Tugasnya, melindungi kaum Syiah di seluruh dunia sekaligus mengemban Brigade al-Quds masuk dalam organisasi Garda Revolusi Iran yang dibentuk setelah kemenangan revolusi Iran tahun 1979.

Misinya, menjaga dan mempertahankan revolusi yang dipimpin Ayatollah Imam Khomeini dari kemungkinan kudeta oleh militer reguler Iran.

Baca Juga: Memanas, Pejabat ASEAN Murka Bila Medan Pertempuran Amerika Serikat dan China Meletus di Asia Tenggara

Mengingat misi khusus dan berat Brigade al-Quds, brigade tersebut masuk kategori unit elite dalam Garda Revolusi Iran.

Anggota Brigade al-Quds direkrut dari anggota pilihan Garda Revolusi Iran.

Anggota Brigade al-Quds yang diperkirakan hanya 3.000-5.000 personel tidak hanya mendapat latihan kemiliteran, tetapi juga keintelijenan.

Adapun anggota Garda Revolusi Iran disinyalir mencapai 150.000 personel.

Baca Juga: Tiongkok Respon Surat Diplomatik Atas Sengketa Wilayah di Laut China Selatan, Menlu : Posisi Indonesia Sudah Sangat Jelas dan Konsisten

Dengan demikian, misi Brigade Al-Quds selain militer juga intelijen.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Iran menempatkan kader-kader intelijen Brigade al-Quds di kantor-kantor Kedutaan Besar Iran di seluruh dunia.

Pengaruh Iran di mancanegara, terutama negara yang terdapat penganut Syiah.

Maka, tidak heran jika Pemerintah Iran, seperti yang dituturkan Dubes Wirengjurit, dapat mengetahui secara detail kasus kaum Syiah di kabupaten Sampang.

Baca Juga: Masih Kewalahan Atasai Wabah Corona, Prabowo Subianto Justru Dapat Telepon dari Menteri Pertahanan China! Ternyata Ini yang Dibicarakan

Tentu saja informasi tentang kasus kaum Syiah di Kabupaten Sampang tersebut dipasok dari jaringan intelijen Brigade al-Quds yang ditempatkan di kantor Kedubes Iran di Jakarta atau menyusup sendiri ke Kabupaten Sampang.

Jika kasus kaum Syiah di Kabupaten Sampang yang skalanya kecil saja mendapat perhatian besar dan diketahui secara detail oleh Pemerintah Iran, apalagi nasib kaum Syiah di Timur Tengah.

Seperti di Irak, Suriah, Lebanon, Yaman, dan Afghanistan, yang jumlahnya cukup besar dan memiliki kekuatan politik dan militer.

Bahkan, kaum Syiah kini berkuasa di Irak, Suriah, Lebanon, dan Yaman.

Artikel ini telah tayang di GridHot.ID dengan judul Di Masjid KBRI Teheran, Awak Media Dapati Fakta Mengejutkan, Diam-diam Iran Mata-matai Indonesia Karena Hal Ini, Seteru Amerika Merasa Pikul Kewajiban

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber Grid Hot