GridHype.ID - Kabar cukup meresahkan datang dari Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar.
Pasalnya, beredar rumor terdapat penjual sate ayam keliling yang menggunakan daging busuk sebagai bahan masakan.
Rumor ini tentu mengejutkan banyak pihak serta membuat masyarakat jadi was-was.
Akhirnya usai mendapat laporan, polisi langsung bertindak dan mencari kebenarannya.
Melansir Kompas.com, laporan didapat polisi dari warga sekitar yang merasa terganggu dengan bau dari rumah penjual sate berinisial MH tersebut.
Warga menduga MH yang selama ini berjualan sate ayam telah bertindak curang dengan menggunakan daging busuk.
Akhirnya polisi pun datang ke rumah MH dan melihat dari mana bau busuk itu berasal.
Saat diperiksa, polisi menemukan keluarga MH tengah membersihkan daging ayam yang hendak digunakan untuk berjualan.
Polisi kemudian mengamankan barang bukti dan melakukan pemusnahan.
Kendati penjual sate tersebut tidak ditahan, polisi memberikan peringatan agar MH tidak menjual daging busuk pada warga.
"Terduga ini masih diberi peringatan dan akan dilakukan pembinaan oleh pihak kecamatan dan perangkat gampong setempat agar tidak menjual daging yang tidak segar kepada masyarakat," kata Safrizal kepada Kompas.com, Jumat (5/6/2020), melalui saluran telepon.
Selain itu, polisi juga hendak melakukan penyelidikan lebih mendalam untuk membuktikan apakah MH bersalah atau tidak.
Baca Juga: Yuk Rutin Minum Air Rebusan Kayu Manis Sebelum Tidur, Lemak Perut Bisa Menyusut loh!
Karena jika tidak terbukti menggunakan daging busuk, usaha MH kini telah mendapat label yang salah.
Hal itu juga disarankan warga sekitar yang meminta agar dilakukan pengecekan ulang.
Melansir Serambinews, pengecekan harus dilakukan agar masyarakat menjadi yakin apakah daging yang digunakan MH layak konsumsi atau tidak.
"Sayang beliau (MA) kalau ternyata yang dijual itu menggunakan daging segar, bukan daging busuk seperti kabar yang beredar dan disampaikan masyarakat. Ini hanya saran dan pembuktian dan uji lab itu penting, untuk membuktikannya. Jangan langsung kita memvonis," saran Fikri, seorang warga Banda Aceh.
(*)