Ilmuwan NASA Sebut Matahari Lakukan Lockdown yang Merupakan Periode Mengerikan! Mulai Cuaca Ekstrem Hingga Kelapara

Minggu, 17 Mei 2020 | 05:00
space_wikia.com

Bumi dan matahari

GridHype.ID - Salah satu kebijakan untuk menghentikan penyebaran virus corona (Covid-19) adalah denganlockdown.

Lockdown atau penguncian berarti menghentikan segala aktivitas luar seperti penerbangan, transportasi umum, hingga membuat orang hanya berada di rumah.

Ada beberapa negara yang berhasil menerapkannya.

Namun ada juga yang mengalami masalah akibat lockdown.

Baca Juga: Siapa Sangka Mbak You Pernah Jadi Korban Malpraktik di Klinik Akupuntur Sampai Bikin Kakinya Melepuh

Nah, bicara soal lockdown, menurut para ahli saat ini Matahari kita juga mengalami 'lockdown'.

Wah, apa maksudnya?

Dilansir dari nypost.com pada Sabtu (16/5/2020), Matahari kita, yang merupakan pusat tata surya saat ini telah berada dalam periode 'solar minimum' atau 'minimum Matahari'.

Artinya aktivitas di permukaannya telah turun secara drastis.

Dengan kondisi ini, maka para ahli percaya bahwa kita akan memasuki periode terdalam dari 'resesi' sinar Matahari, yang pernah tercatat sebagai bintik Matahari telah menghilang.

Baca Juga: Iseng ke Pasar Loak Beli Pakaian Bekas, Pria Ini Malah Nemu Dompet Berisi Uang Sebesar Rp71,5 Juta

"Solar Minimum sedang berlangsung dan ini sangat dalam," kata astronom Dr. Tony Phillips.

"Dalam hitungan, kondisi Matahari saat ini adalah salah satu yang terdalam pada abad ini."

"Di mana medan magnet Matahari menjadi lemah, memungkinkan sinar kosmik ekstra ke tata surya."

Apakah kita harus waspada? Jawabannya ya. Sangat.

Baca Juga: Henky Solaiman Diduga Meninggal Akibat Kanker Usus: Ternyata Sering Mengkonsumsi Daging Merah Bisa Jadi Pemicunya

Sebab, ada beberapa dampak besar yang bisa terjadi.

"Hal ini dapat menimbulkan bahaya kesehatan bagi para astronot dan mereka yang berada di kutub."

"Lalu juga memengaruhi elektro-kimia atmosfer di atas Bumi dan dapat membantu memicu petir."

Belum selesai.Ilmuwan NASA itu khawatir bahwa kondisi ini bisa mengulang kejadian antara tahun 1790 dan 1830 yang disebut Dalton Minimum.

Baca Juga: Kelakuan Youtuber Indira Kalistha yang Anggap Remeh Virus Corona Bikin Netizen Geram!

Di mana kondisi tersebut mengarah pada periode musim dingin yang brutal, kehilangan panen yang mengakibatkan kelaparan, dan letusan gunung berapi yang kuat.

Saat itu, kondisi suhu merosot hingga 2 derajat Celcius (3,6 derajat Fahrenheit) selama 20 tahun dan menghancurkan produksi pangan dunia.

Pada 10 April 1815, letusan gunung berapi terbesar kedua dalam 2.000 tahun terjadi di mana Gunung Tambora di Indonesia meletus dan menewaskan sedikitnya 71.000 orang.

Ini juga menyebabkan 'Tahun Tanpa Musim Panas' pada tahun 1816 dan ada salju di bulan Juli.

Baca Juga: Ekonomi Negaranya Lumpuh, Tren Rambut Model Virus Corona di Afrika Timur Ini Justru Punya Maksud Terntentu

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Peringatan! Ilmuwan NASA Ini Sebut Matahari Memasuki Periode 'Lockdown', Bisa Sebabkan Kelaparan, Gunung Api Meletus, hingga Cuaca Dingin yang Ekstrim

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber Intisari Online