Gridhype.id-Sebagian besar dari kita mungkin akan langsung memasukkan telur ke dalam kulkas sebelum digunakan.
Tapi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menyimpan telur di dalam kulkas.
Tahukah kamu bila posisi rak telur pada kulkas ternyata menjadi tempat penyimpanan yang kurang baik lho.
Baca Juga: Disebut Berbahaya, Benarkah Telur Rebus yang Memiliki Lapisan Kehijauan Tak Baik Bagi Kesehatan?
Sebaliknya, telur harus di simpan di dalam kulkas, supaya suhunya stabil.
Suhu yang stabil bisa membuat telur tahan lama.
Jika kamu menyimpan telur di rak pintu kulkas, suhu telur akan berubah saat kulkas terbuka.
Semakin sering membuka kulkas, telur akan semakin sering mengalami perubahan suhu.
Hal itu kurang baik, karena bisa menyebabkan telur cepat busuk.
1. Letakkan dengan Kartonnya
Telur memang dilengkapi dengan cangkang.
Namun, cangkang telur tetap punya pori-pori kecil.
Bau makanan yang menyengat bisa masuk ke dalam pori-pori dan mengganggu rasa telur.
Supaya hal itu tidak terjadi, maka kamu bisa meletakkan telur beserta karton kemasannya.
Karton kemasan telur bisa mencegah bau yang berasal dari makanan lain, masuk ke dalam telur.
Baca Juga: Banyak Distok Selama Ramadan, Begini Cara Menyimpan Telur Agar Tetap Segar
2. Jangan Lama-lama
Menyimpan telur di dalam kulkas memang bisa membuat telur tahan lama.
Namun, kamu sebaiknya tak menyimpan telur di dalam kulkas dalam jangka waktu yang lama.
Waktu paling lama untuk menyimpan telur adalah 5-6 minggu.
Beberapa telur juga dilengkapi dengan tanggal kadaluarsa.
Nah, alangkah baiknya kamu menggunakannya sebelum tanggal kadaluarsa.
Apakah telur harus disimpan di kulkas?
Sebaiknya telur dimasukkan ke kulkas atau tidak?
Jawabannya tergantung pada lokasi geografis kamu tinggal.
Negara yang berbeda penyimpanan makanannya pun berbeda.
Masyarakat Amerika Serikat biasa membeli telur di toko kelontong.
Di toko, telur disimpan di lemari pendingin setelah dicuci bersih.
Tujuan pencucian dan penyimpanan di suhu dingin adalah untuk mencegah penyebaran bakteri Salmonella, yang dapat ditularkan baik dari ayam yang terinfeksi atau dari pupuk kandang.
Ayam tidak perlu divaksinasi terhadap Salmonella, namun ada sekitar 79.000 kasus penyakit karena makanan, dan 30 kematian setiap tahun disebabkan oleh konsumsi telur yang terkontaminasi dengan salmonella, menurut US Food and Drug Administration (FDA).
Namun, mencuci telur ada kelemahannya.
Ketika telur keluar dari ayam, cangkang dilapisi dengan lapisan pelindung dari protein dan molekul lain yang disebut kutikula.
Lapisan ini dirancang untuk menjaga bakteri seperti salmonella menyusup ke dalam melalui kulit telur berpori.
Mencuci menghilangkan kotoran, tetapi juga menghilangkan kutikula pelindung.
Baca Juga: Daging Olahan dan Tiga Makanan ini Sebaiknya Jangan Lagi Dipanaskan, Bisa Berbahaya Bagi Kesehatan
Di Eropa, telur tidak dianjurkan untuk dicuci. Mereka bergantung pada kutikula untuk mencegah bakteri.
Salmonella National Control Programme (NCP) di Inggris mencegah operator dan produsen memasarkan telur yang terinfeksi bakteri atau memiliki "status kesehatan yang tidak diketahui" (dengan kata lain, tidak diuji, sesuai dengan standar NCP).
Ini berarti, mereka memvaksinasi ayam mereka agar terhindari dari salmonella.
Di Indonesia, masyarakat biasa menyimpan telur di bagian pintu kulkas.
Hal ini sebenarnya kurang disarankan, karena bagian pintu kulkas adalah bagian yang suhunya paling berfluktuasi sementara telur masih rentan terhadap perubahan suhu.
Sebaiknya, simpan telur setelah dibersihkan di dalam bagian kulkas yang lain yang suhunya lebih dingin dan stabil.
Suhu rendah akan meminimalisir risiko kontaminasi bakteri Salmonella, dan mencegah bakteri Salmonella berkembang biak. (*)
Artikel ini sudah tayang di BOBO dengan judulBeginilah Cara Menyimpan Telur yang Benar di Dalam Kulkas