GridHype.ID - Mengenal kelompok kriminal di Jepang, kita sering mendengar gengster yang bernama Yakuza.
Kelompok kriminal ini terorganisir di Jepangdan bekerja seperti mafia-mafia di negara barat.
Namun, Yakuza adalah sebuah organisasi profesional yang memiliki kantor dan populer di seluruh lapisan masyarakat.
Dikenal sebagai geng yang beringas dan sadis, kehidupan Yakuza juga sangat rahasia dan misterius.
Baca Juga: Jangan Khawatir Buat Kamu Anak Kos! 5 Ide Menu Sahur Ini Mudah Nggak Pake Ribet
Namun, itu mungkin kehidupan mereka dulu.
Sindikat kriminal Jepang bawah tanah Yakuza tahun-tahun belakangan mengalami kesulitan ekonomi luar biasa.
Hal itu pulalah yang mendorong mereka untuk menjadi pencuri buah-buahan dan juga teripang.
Hasil curian itu kemudian akan dijual ke toko atau pedagang pasar yang tidak terlalu banyak bertanya.
Baca Juga: Mumpung di Rumah Aja, Begini Tips Menata Ruangan Rumah Agar Rezeki Mengalir Menurut Feng Shui
Memiliki reputasi sebagai bandit dan lebih terkenal karena tato serta kesediaan mereka untuk membuat onar.
Dahulunya Yakuza menghasilkan uang dari melakukan pemerasan, perjudian ilegal, prostitusi, dan transaksi obat-obatan terlarang.
Namun kini keadaan menjadi lebih sulit bagi mereka karena kebijakan negara Jepang yang memberantas kriminalitas.
Minimnya keterampilan kerja dan catatan kepolisian juga menyulitkan para anggota Yakuza.
Ini membuat mereka memilih untuk melakukan pencurian saja.
Keanggotaan dari berbagai kelompok dunia bawah Jepang menurun ke titik terendahnya hingga 34.500 pada tahun 2017.
Menurut Badan Kepolisian Nasional, itu adalah data statistik yang menunjukkan jumlah terendah selama 13 tahun terkahir jika dikompilasikan dengan data tahun 1958.
Di seluruh Jepang, keanggotaan Yakuza turun sekitar 4.600 dari tahun sebelumnya.
Pada bulan April tahun 2017 lalu, kepala geng cabang Kobe Yamaguchi-gumi ditangkap karena mencoba untuk mengutil 64 barang dari sebuah supermarket di Nagoya.
Masato Gunji dan dua bawahannya ditangkap setelah mengisi keranjang dengan barang-barang dari rak dan hanya pergi tanpa membayar.
Baca Juga: Kuat Jalani Puasa Ramadan Tanpa Alami Dehidrasi, Berikut Tipsnya!
Di seluruh Jepang, keanggotaan Yakuza turun sekitar 4.600 dari tahun sebelumnya.
Pada bulan April tahun 2017 lalu, kepala geng cabang Kobe Yamaguchi-gumi ditangkap karena mencoba untuk mengutil 64 barang dari sebuah supermarket di Nagoya.
Masato Gunji dan dua bawahannya ditangkap setelah mengisi keranjang dengan barang-barang dari rak dan hanya pergi tanpa membayar.
Baca Juga: Gejala Masuk Angin Parah, Salah Satunya Rasa Ketidaknyamanan yang Bisa Disebabkan oleh Penyakit Serius
Pada bulan Mei, seorang pemimpin geng pensiunan dari Jepang menyebabkan kehebohan ketika diwawancarai untuk keperluan sebuah film dokumenter.
Dia mengungkap bahwa geng yang beroperasi di pedesaan mulai kesulitan karena anak-anak mudanya cenderung pindah ke kota-kota sehingga ekonomi lokal berkurang.
Dia juga mengungkap bahwa melon adalah target favorit mereka, meskipun hasilnya tidak besar dan cukup sulit serta melelahkan.
Di bagian lain negara itu, para petani mulai bersikap bijak terhadap kejenakaan para gangster dan telah bekerja sama untuk mengoperasikan patroli keliling guna melindungi tanaman melon, anggur, mangga, dan buah serta sayuran lain yang mungkin menarik perhatian seorang Yakuza.
"Ada kesenjangan besar antara gangster tingkat tinggi di kota-kota dan tingkat rendah di pedesaan," kata Jeff Kingston, direktur Studi Asia di kampus Temple University Tokyo.
Hukuman untuk perburuan teripang sendiri adalah maksimal enam bulan penjara dan denda sekitar $ 90 atau setara dengan Rp1 juta.
Teripang curian juga diyakini diselundupkan ke China, di mana harga-harga melonjak karena jatuhnya tangkapan domestik.
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Tak Bisa Lagi Andalkan Kekejaman hingga Melarat, Sindikat Yakuza Kini Harus Bertahan Hidup dengan Mencuri Buah
(*)