Miris! India Alami Kesenjangan Sosial dan Tersimpan Banyak Kisah Memilukan di Tengah Lockdown

Sabtu, 18 April 2020 | 21:15
n/a via express.co.uk

Lockdown virus corona di India sebabkan bentrokan antara migran dan polisi

GridHype.ID - Imbas dari pemberlakukan lockdown untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 dirasakan oleh masyarakat India.

Apalagi India memutuskan memperpanjang penguncian ketat atau lockdown nasional pada Sabtu (11/4/2020).

Dilansir BBC, Sabtu (11/4/2020), Perdana Menteri India Narendra Modi mengadakan konferensi video dengan menteri negara.

Banyak dari mereka mendesak pemerintah untuk memperpanjang langkah tersebut. Akhirnya India memperpanjang lockdown hingga 3 Mei.

Baca Juga: Sering Disepelekan, Padahal Kesemutan Bisa Jadi Pertanda Jika Kamu Terkena 5 Penyakit Berikut ini, Salah Satunya Mematikan

Seharusnya lockdown berakhir Selasa (14/4/2020) setelah dimulai tiga minggu sebelumnya yaitu 24 Maret 2020.

Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang lockdown setelah melihat lompatan besar dalam kasus virus corona di India meski dalam keadaan lockdown.

Tak mudah bagi negara berpenduduk 1,34 miliar itu untuk hidup dalam kuncian. Berikut ini beberapa kisahnya:

Kondisi warga miskin India

Beberapa orang pedagang kaki lima menyaksikan pidato perdana menteri di TV yang sudah usang dengan stiker tertempel di sekeliling TV.

Baca Juga: Berhasil Taklukkan Idola Kaum Adam Era 90-an, Inilah Sosok Suami Pertama Desy Ratnasari yang Nyaris Tak Terendus Media Hiburan

Mereka berkerumun di rumah satu kamar tanpa toilet dan air mengalir. Rumahnya terjepit di kota kumuh Mumbai dengan bayang-bayang kriminal terorganisir.

Salah satu pedagang kaki lima itu Mina Jakhawadiya tahu bahwa virus corona telah menjalar di seluruh negerinya.

Tadinya bahaya itu terlihat jauh, tapi segera berubah. Setiap negara bagian, setiap distrik, setiap jalur, setiap desa akan dikunci selama tiga minggu mulai 24 Maret lalu.

Perdana Menteri Narendra Modi hanya memberikan waktu 4 jam pada warganya untuk persiapan.

Baca Juga: Mudah Tapi Banyak yang Gagal, Ternyata Begini Tips Merebus Telur Agar Tak Retak

"Jika Anda tidak bisa menangani 21 hari ini, negara ini dan keluarga Anda akan kembali 21 tahun," kata Modi, dilansir New York Times, Jumat (17/4/2020).

Mengunci seluruh Populasinya

India dinilai telah meluncurkan eksperimen sosial paling kejam dalam sejarah manusia, yaitu mengunci seluruh populasinya.

Termasuk sekitar 176 juta orang yang berjuang bertahan hidup hanya dengan 1,9 dolar per hari atau kurang.

Mereka yang ekonominya baik dapat duduk manis di apartemennya sambil menonton film Bollywood di Netflix dan memesan makanan secara online.

Baca Juga: Asal Patuhi Hal Ini, Wabah Virus Corona Bisa Berhenti Akhir Tahun 2020 Ucap Achmad Yurianto

Tapi tidak bagi Jakhawadiya yang mencari nafkah dengan menjual ember plastik dan keranjang murah bersama suaminya di jalanan Mumbai.

Baginya lockdown 21 hari berarti berada di ruang 6-9 kaki yang dihuni 5 orang, tanpa bekerja, tanpa makan, telah membuatnya takut.

Situasi semakin tegang setelah berhari-hari terkurung di rumah. Mereka hanya bisa menonton TV.

Selain berita dari pemerintah, mereka nonton serial Ramayana.

Para gangster yang menguasai tempat itu telah datang beberapa kali menagih uang sewa bulanan sebesar 65 dolar atau sekitar Rp 1 juta.

Baca Juga: Niat Hati Ingin Habiskan Waktu 4 Hari dengan Kekasihnya yang 17 Tahun di Hotel, Janda 40 Tahun Ini Terpaksa Telan Pil Pahit Usai Dirazia

Tapi keluarga itu tidak memiliki uang. Ketika keadaan menjadi semakin sulit, suaminya yang pendiam meredakan ketegangan dengan bercanda bersama anak-anak.

"Aku melihatnya tertawa hari ini," kata Jakhawadiya.

Anak-anak juga tertawa. Tapi dia khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Pikirannya dipenuhi pertanyaan: saat ini mereka punya atap untuk tidur, tapi bagaimana jika besok mereka diusir? Bagaimana jika mereka tidak lagi memiliki makanan?

Orang-orang terdampar di stasiun

Stasiun kereta api utama di kota Varanasi di India utara adalah sebuah bangunan luas yang telah menyaksikan penundaan kereta selama 1 abad hidupnya.

Baca Juga: Gampang! Begini Cara Bikin Masker Lidah Buaya Sesuai dengan Kondisi Jenis Kulit

Kadang menunggu lama, kadang sebentar. Tapi belum pernah mengalami penundaan selama ini.

Saat India terkunci selama 3 minggu lalu, pelancong dari seluruh India telah menunggu sia-sia di dalam ruangan berlangit-langit tinggi itu.

Ada orang tua, anak-anak, pekerja bangunan, manajer, peziarah, pelajar, pengacara, dan marketing.

Mereka mempunyai satu kesamaan: terdampar ratusan mil dari rumah ketika India tiba-tiba menghentikan semua kereta penumpangnya yang biasanya mengangkut 23 juta orang per hari.

Baca Juga: Terdengar Gemuruh Disangka Pesawat Jatuh, Ternyata Patung Raksasa Tertinggi di Asia Tenggara Runtuh!

Dalam beberapa hal mereka beruntung. Petugas stasiun memberikan makan 3 kali sehari, teh panas, sesi yoga, dan pertunjukan epic Hindu setiap malam di layar televisi yang baru dipasang.

Dilansir The Washington Post, Rabu (15/4/2020), salah satu calon penumpang, Laxmi Adiman Gaekwad (30) mengatakan, "Apakah ini hidup?"

Dia seorang ibu dengan 3 anak. Terdampar sendiri, sementara 3 anaknya menunggu di rumah di negara bagian Maharashtra.

Mohan pengelola stasiun Varanasi terperangah saat harus menyiapkan penghentian kereta hanya dalam beberapa jam

Sebanyak 13.500 kereta penumpang harian India ditunda keberangkatannya pada 22 Maret.

Baca Juga: Gadis Ini Miliki Nama Terpanjang di Indonesia, 17 Kata! Netizen: Nama Orang Sekampung Dibawa Semua

Setelah beberapa hari penguncian, Mohan melihat kebutuhan para orang terdampar itu tidak hanya makan. Mereka memiliki kebutuhan psikis.

Oleh karena itu dia berikan hiburan lewat televisi dan yoga. Mereka dibolehkan menonton Ramayana, Mahabarata, dan semacamnya.

Tapi mereka dilarang menonton berita soal corona, karena hanya akan membuat psikis mereka tergoncang.

Orang-orang terdampar itu mau tak mau terjebak pada rutinitas yoga, diikuti sarapan sederhana berupa sayuran dan roti goreng, makan siang, lalu makan malam.

Mereka tidur di bangku-bangku logam atau di karpet tipis di lantai sementara kipas angin berputar di atas kepala mereka.

Baca Juga: Cantik dan Menawan, Siapa Sangka 5 Artis ini Rupanya Miliki Darah Biru, Masih Keturunan Bangsawan

Semua orang bangun dan pergi tidur pada waktu yang hampir bersamaan.

Mereka berusaha tetap diam di sebuah ruangan besar, tempat di mana suara kecil pun dapat bergema.

Ada pemeriksaan medis rutin dan kamar didesinfeksi setiap hari.

Tidak terbiasa dengan lockdown

Penjual balon tidak bisa terbiasa dengan lockdown. Salah satunya Rajesh Dhaikar. Rajesh mengatakan, "Ada keheningan yang aneh di lingkungan kami sejak semua ini dimulai."

Biasanya ia membuka warung kecil di pasar dan menjual balon. Penghasilannya tidak lebih dari 2,5 dolar per hari atau sekitar Rp 39.036 rupiah.

Baca Juga: Cantik dan Menawan, Siapa Sangka 5 Artis ini Rupanya Miliki Darah Biru, Masih Keturunan Bangsawan

Istrinya, Suneeta, menghasilkan sekitar 20 dolar atau sekitar Rp 312.290 sebulan dari membersihkan rumah.

Mereka memiliki dua kamar dengan atap jerami yang dilapisi terpal biru. Pada musim hujan, air merembes masuk.

Cahaya tunggal masuk dari lubang. Suneeta tidur di satu-satunya ranjang. Kelima anaknya tidur di lantai, berbaris di bawah selimut.

Sementara itu Rajesh kadang-kadang tidur di trotoar depan, berbaring di atas kereta buatan tangan dari papan kayu dan ban sepeda.

Hampir setengah dari pendapatan keluarga itu berasal dari putra mereka, Deepak yang berusia 17 tahun.

Baca Juga: Ramai Beredar Foto Ariel Noah Berpakaian Tenaga Medis Bak Relawan Covid-19, Ternyata Inilah yang Ia Lakukan Sebenarnya

Dia seorang bocah lelaki kurus dengan rambut disisir rapi. Meski putus sekolah setelah kelas 7, dia sekarang menghasilkan sekitar 40 dolar atau sekitar Rp 624.580 sebulan dari bekerja di sebuah kedai teh.

Ketika ada kesempatan, Deepak menyelinap ke luar untuk bermain permainan kriket dengan teman-temannya. Saat ada polisi, mereka menyebar dan kembali lagi setelah polisi pergi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kesenjangan Sosial dan Beragam Kisah Lockdown di India akibat Corona

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber Kompas.com