Menyayat Hati, Keluarga Guru Ngaji Ini Harus Habiskan Uang Tabungan Demi Bisa Makamkan Kerabatnya yang Berstatus ODP Covid-19: Peran Pemerintah Tak Ada

Sabtu, 18 April 2020 | 11:25
Kompas.com

(Ilustrasi) Ambulans

GridHype.ID - Pandemi virus corona menjadi mimpi buruk bagi smeua orang di tahun ini.

Jutaan orang di dunia telah dinyatakan terinfeksi sedangkan ribuan nyawa melayang.

Tak berhenti hanya sampai disitu setiap hari ada saja pemberitaan yang menyayat hati tentang virus ini.

Baca Juga: Putuskan Menikah dengan Kakek 70 Tahun Karena Hartanya, 8 Tahun Kemdian Wanita ini Menyesali Keputusannya

Di Indonesia sendiri, banyak kisah sedih yang terjadi selama wabah ini.

Seperti yang dilansir dari Serambi News, keluarga jenazah Covid-19 di wilayah Ciledug, Kota Tangerang tengah merasakan duka yang mendalam.

Selain harus ditinggal anggota keluarga untuk selamanya, mereka terpaksa merogoh Rp. 15 juta untuk sewa mobil Ambulans.

Daryanto yang merupakan keponakan korban menjelaskan, tantenya ini sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19.

Korban dinyatakan meninggal dunia di RS Bakti Asih, Kota Tangerang.

Namun keluarga mengaku kesulitan untuk memakamkan korban yang merupakan perempuan berusia 50 tahun ini.

Daryanto menyebut dirinya menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan 112 mobil Ambulans milik Pemkot Tangerang.

Baca Juga: Segala Rencana Ulang Tahun Pertama Sang Putra Gagal Total, Pangeran Harry dan Meghan Markle Terpaksa Rayakan di Rumah Gara-gara Pandemi Corona

"Makanya dari pada saya menunggu lama khawatir jenazah sudah bau, saya inisiatif sewa mobil Ambulans lain," ujar Daryanto kepada Warta Kota, Rabu (15/04).

Ia menggunakan jasa Tangerang Ambulans Service. Dan telah melakukan kesepakatan untuk melakukan pembayaran.

"Bayar Rp. 15 juta. Itu layanannya selain ambulans ada juga peti mati dan dilengkapi alat pelindung diri (APD) sesuai prosedur pemakaman Covid-19," ucapnya.

Menurutnya keluarga pun merelakan uang tersebut. Dan segera memakamkan korban di tanah wakaf dekat kediamannya yakni Ciledug, Kota Tangerang.

Serambi News

Kwitansi bukti pembayaran sewa ambulans

"Beruntungnya uangnya enggak pinjam sana pinjam sini. Korban guru ngaji punya tabungan sekitar Rp. 8 juta. Sisanya anggota keluarga lain pada urunan," kata Daryanto.

Daryanto mengaku kecewa dengan Pemerintahan Kota Tangerang.

"Kecewa, dalam hal ini pemerintah tidak tanggap," ujar Daryanto warga asal Ciledug, Kota Tangerang itu kepada Warta Kota, Rabu (15/04).

Baca Juga: Hindari 7 Kesalahan Memakai dan Memilih Celana Dalam, Berpotensi Sebabkan Kanker

Ia menjelaskan awalnya korban dilarikan ke RS Bakti Asih, Kota Tangerang. Kemudian pihak dokter menyatakan bahwa korban merupakan Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19.

"Ada masalah di paru-parunya, setelah menjalani perawatan meninggal dunia. Kemudian pihak rumah sakit menelepon layanan 112 Pemkot Tangerang untuk membawa jenazah tante saya ini," ucap Daryanto.

"Tapi ditunggu-tunggu lama datangnya. Malah tidak ada jawaban. Jenazah tante saya keburu bau dan harus segera dimakamkan," sambungnya.

Baca Juga: Ponsel BM Resmi Diblokir Hari ini, Begini Cara Cek Nomor IMEI dan Statusnya

Daryanto pun berinisiatif untuk menyewa jasa mobil Tangerang Ambulans Service.

Terjadi kesepatakan dengan biaya Rp 15 juta.

"Apa karena tante saya ini hanya ODP jadinya tidak dilayani mobil Ambulans 112 Pemkot Tangerang itu. Apa karena korban menggunakan BPJS."

"Terus terang saya kecewa, peran pemerintah di sini terasa tidak ada. Semoga tidak ada korban lainnya yang mengalami seperti ini lagi," kata Daryanto.

(*)

Artikel ini telah tayang di GridStar dengan judul Miris! Keluarga Seorang Guru Ngaji Ini Harus Kuras Semua Tabungan Demi Bisa Makamkan Jenazah Kerabatnya yang Berstatus ODP Covid-19, Puluhan Juta Habis Tak Tersisa untuk Sewa Ambulans dan Bayar Petugas

Tag

Editor : Ruhil Yumna

Sumber GridStar