Babak Belur Akibat Pandemi karena Lonjakan Angka Kasus Infeksi Virus Corona, Iran Justru Tuduh Covid-19 sebagai Senjata Biologis

Rabu, 15 April 2020 | 08:50
Kolase/Intisari

Ilustrasi virus corona di Iran.

GridHype.ID - Virus corona memang menjadi pandemi global yang menginfeksi lebih dari 200 negara di dunia.

Semua negara sekarang ini lebih berfokus pada pencegahan virus, lantaran vaksin dari antivirus-nya sedang diuji coba dan masih membutuhkan penyempurnaan.

Namun, tak disangka bahwa semakin hari angka kasus infeksinya justru semakin bertambah meski sudah dilakukan kebijakan pencegahan.

Sama halnya yang dilakukan oleh Negara Iran.

Baca Juga: Petugas Pemakaman bagikan Curahan Hatinya di Masa Pandemi Virus Corona Ini, Layani 200 Jenazah Perhari: Begitu Banyak Orang Mati

Pemerintah negara itu telah dikritik karena meremehkan bahaya Covid-19 pada awal pandemi.

Kini pejabat Iran membuat klaim yang mengatakan bahwa pandemi ini kemungkinan adalah serangan yang ditargetkan.

Melansir Daily Mirror pada Selasa (14/4/20), Otoritas Iran mengatakan, mereka sedang menyelidiki apakah perang biologis berada di belakang pandemi ini.

Saat ini Iran menjadi negara di Timur Tengah paling babak belur akibat pandemi ini.

Mereka tercatat memiliki jumlah kasus 71.600 kasus terkofirmasi dan 4.474 jumlah kematian.

Baca Juga: Biduk Rumah Tangganya Sempat Diisukan Alami Keretakan usai Diterawang oleh Salah Satu Paranormal Ternama, Andre Taulany Unggah Kabar Sedih: 'Maafkan Kami, Semua Akan Indah Pada Waktunya'

Kasus pertama yang dilaporkan adalah pada akhir Februari lalu, namun Iran bersikeras bahwa virus ini adalah serangan yang ditargetkan.

Sebelumnya mereka menuduh bahwa kemungkinan serangan itu dilakukan oleh musuhnya Amerika.

Meski demikian, pemerintah dipaksa menindaklanjuti wabah ini dengan serius.

Setelah jumlah kasus ditemukan melonjak menyusul perayaan publik Nowruz, Tahun Baru Iran.

Akibat lonjakan itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperbolehkan Presiden Hassan Rouhani untuk menggunkan Dana Pembangunan Nasioanl.

Hal itu harus dilakukan untuk menekan dampak negatif perekonomian, langkah yang dianggap sangat terlambat.

Baca Juga: Ikut Hancur Ditinggal Glenn Fredly, Aura Kasih Kedapatan Hapus Postingan Khususnya untuk Mendiang sang Mantan

Sementara seorang pejabat militer senior di Iran menyatakan Iran percaya bahwa virus itu dirilis sebagai serangan yang ditargetkan.

Meskipun mereka kekurangan bukti untuk menuduh pernyataan itu.

"Setiap negara mencari masalah untuk melihat kemungkinan, perang biologis di balik masalah ini," kata staf Umum Angkatan Bersenjata Iran, Berigadir Jenderal Hassan Araghizdeh.

"Pusat ilmiah Iran juga melakukan penelitian dalam hal ini, namun keputusan yang pasti membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha," imbuhnya.

Jenderal Aragzhideh mengklaim Iran memiliki kemampuan dan peralatan untuk mendeteksi ancaman biologis pada waktunya.

Baca Juga: Hilangkan Plak Gigi yang Bikin Enggak Pede dengan 3 Bahan Alami Ini, Gampang dan Simpel!

Kemudian, mereka perlu mengambil tindakan yang diperlukan dalam melawan bioterorisme.

Dia menambahkan, bahwa angkatan bersenjata saat ini bekerja untuk mempelambat penyebaran Covid-19.

Mereka mendesinfektan tempat umum dan menyediakan 10.000 tempat tidur di rumah sakit militer untuk pasien Covid-19.

Sementara itu dampak Covid-19 bagi Iran cukup besar dan jumlahnya mengkhawatirkan.

Aktivis anti-pemerintah mengatakan, jumlah kematiannya sebenarnya kebih tinggi dari yang dilaporkan.

Organisasi Rakyat Mujahidin sebuah kelompok militan mengatakan lebih dari 17.500 orang telah meninggal karena virus corona.

Namun, pemerintah menutupi jumlah sebenarnya dan menyebut jumlahnya lebih besar daripada itu.

Baca Juga: Terkuak! Ternyata Ini Alasan Kucing Pergi Ke Tempat Sepi Sebelum Mati

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Jumlah Korbannya Melonjak Tidak Karuan, Iran Bersikeras Menuduh Pandemi Covid-19 Sebagai Perang Biologis Tapi Korbannya Malah Makin Banyak

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber Intisari Online