Bikin Bergidik Ngeri, Ilmuwan Sebut Jika Virus Corona adalah "Pemantik" Munculnya Penyakit Lain yang Lebih Mematikan, Nyatakan Jika di Luar Sana masih ada Virus Lain yang Siap Membinasakan Umat Manusia

Sabtu, 11 April 2020 | 12:55
Nbc.news

Ilustrasi penanganan pasien corona

GridHype.ID - Dunia nampaknya kini tengah kalang kabut oleh pandemi virus corona.

Tim medis kini tengah berupaya keras untuk melawan dengan peralatan yang sudah ada dan membangun dasar pertahanan baru.

Namun siapa sangka virus yang kini tengah tersebar luas inihanyalah satu dari sepasukan patogen potensial yang jumlahnya ribuan.

Secara umum ilmuwan ketahui memang ada sangat banyak virus di dunia dan yang dikenal manusia masih sangat sedikit.

Baca Juga: Satu Keluarga Dinyatakan Positif Corona dan Lakukan Isolasi Mandiri di Rumah, Aksi Warga Sekitarnya Justru Jadi Sorotan

Namun kekhawatiran ilmuwan saat ini adalah perilaku manusia baik secara sosial dan ekonomi, telah meningkatkan loncatan virus masuk ke kehidupan manusia.

Para ahli menyebut pandemi ini adalah hasil dari penggundulan hutan besar-besaran dan ekspansi lahan pertanian untuk sediakan makanan dan komoditas lain bagi populasi manusia.

Jika dipikir, populasi manusia memang sangat banyak.

Jika pada pertengahan 1960 dulu hanya ada sejumlah 3 milyar penduduk, saat ini sudah meningkat mencapai 7.7 milyar penduduk.

Hal itu yang menyebabkan penyakit infeksi muncul dan merebak dengan cepat di populasi manusia, menurut WHO.

Termasuk yaitu tiga virus Corona pembunuh sejauh ini yaitu Sars-CoV, Mers-CoV dan Sars-CoV-2.

Meski datang dari hewan, menurut WHO dari South China Morning Post ketiga penyakit ini adalah hasil dari infrastruktur rumit yang dibangun manusia untuk menjadi saluran transportasi.

Baca Juga: Tak Biasa! Begini Kondisi DKI Jakarta di Tengah Mewabahnya Corona, Bikin Netizen Kagum

Pembangunan manusia tapa sadar menyapu virus jauh dari hutan tempatnya biasa hidup, kemudian melompat dari hewan ke manusia.

Dinamakan "tumpahan zoonotik", rupanya seperti ini biasa terjadi.

"Tumpahan ini biasa terjadi, memang alam pasti akan seperti itu, tetapi aktivitas kita yang mengubah hal-hal dasar," ujar ahli epidemiologi hewan Dirk Pfeiffer.

"Kita menciptakan kondisi alam yang tidak seimbang, kita semakin merusak hutan dan menjarah kehidupan hewan liar dan patogen yang awalnya bahkan tidak kita ketahui."

"Manusia telah membuat planet menjadi tempat penghasil uang dan tempat hidup paling nyaman, dan dalam melakukannya kita telah sediakan lingkungan yang memungkinkan penularan virus penyebab penyakit," ujarnya.

Seiring dengan meledaknya jumlah penduduk, perkembangan ekonomi dan rantai suplai global tawarkan konsumen untuk memilih di supermarket pilihan potongan daging dari peternakan atau hutan di benua yang berbeda-beda.

Contoh lain, yaitu masuk ke toko untuk membeli ponsel yang komponennya terbuat dari kobalt dari tambang Afrika.

Baca Juga: Bikin Merinding! Om Hao Sebut Pandemi Corona Sebagai Gerbang Bencana Besar di Masa Depan : Menuju 2045, Tahun 2030 Sudah Terlihat

Anda membeli shampoo di New York yang mengandung kandungan minyak kelapa sawit dari perkebunan kelapa sawit yang mengganti hutan hujan tropis Indonesia.

Era Pandemi

Menyediakan semua komoditas ini bisa dilakukan dengan pembersihan hutan ukuran besar, yang membawa orang-orang berkontak langsung dengan kehidupan liar dan virus yang mereka bawa.

Era seperti ini disebut oleh ahli ekologi Peter Daszak sebagai era pandemi.

"Kita perlu pikirkan pandemi ini dengan cara yang sama kita pikirkan perubahan iklim.

Dok. Mowilex

Dampak perubahan iklim.

"Mereka adalah ancaman terbesar kepada kita, tetapi sebenarnya kita dapat mengendalikannya, karena kita adalah penyebab dari keduanya," uar Daszak.

Daszak juga merupakan pimpinan badan peneliti nirlaba New York bernama EcoHealth Alliance.

Ia telah mengingatkan WHO mengenai penyakit menular seperti Covid-19 ini.

Baca Juga: Di Korsel 51 Orang yang Sembuh Kembali Positif Corona, Para Ahli Sebut Infeksi Kedua Lebih Mengerikan!

Bahkan sebelum ada pandemi Covid-19, WHO telah menyebut abad 21 sebagai "sejarah panjang momok".

Pasalnya di abad ini ada ledakan penyakit baru seperti penyakit pes yang membunuh 200 orang di Madagaskar tahun 2017.

Selanjutnya wabah penyakit dari virus seperti Sars.

Tim epidemiologi termasuk Daszak dan George Gao, ketua CDC China dan Dennis Carrol, mantan direktur Biro Amerika untuk Perkembangan Pandemi Internasional, menggunakan model matematika untuk mengestimasi ada sebanyak 1.7 juta virus yang tidak dikenal di hewan.

Antara Foto/Reuters/VOA Indonesia

Foto udara kebakaran hutan di samping perkebunan kelapa sawit di kabupaten Kumpeh Ulu di Muaro Jambi, provinsi Jambi.

Model yang sama mengestimasi jika separuh dari sejumlah itu memiliki potensi untuk sebabkan penyakit pada manusia.

Daszak sedang membuat penggalangan dana untuk proyek 1 milyar Dolar Amerika untuk temukan dan mengkatalog virus-virus ini.

Tujuannya untuk membangun kerja lebih cepat dan ciptakan database data gen untuk bisa mempercepat langkah penyembuhan saat patogen seperti Covid-19 muncul lagi.

Baca Juga: Terkuak! Ternyata Ini yang Terjadi di Tenggorokan Pasien Positif Corona Tanpa Gejala

Namun itu hanyalah satu dari strategi bagaimana umat manusia persiapkan yang terbaik untuk melawan pasukan virus.

Ahli lain mengatakan perlu investasi dalam jasa kesehatan masyarakat dan kembangkan inovasi untuk memonitor demam dan pneumonia di suatu populasi yang tidak bisa dijelaskan.

Termasuk di situ gunakan big data untuk lakukan rekaman medis masyarakat, data ponsel dan pola penerbangan masyarakat untuk memprediksi bagaimana wabah akan menyebar.

Tujuannya untuk mengantisipasinya.

Lalu, permasalahan yang dibawa dari pasar hewan Wuhan adalah permasalahan lama: perdagangan hewan bernilai milyaran dollar yang juga sebabkan kondisi ini.

(*)

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Mengerikan, Ilmuwan Sebut Virus Corona Adalah Satu yang Ciptakan Penyakit Mematikan, Masih Ada Ribuan Virus Lebih Ganas Lagi yang Menunggu

Editor : Ruhil Yumna

Sumber : intisari