Terjangkit Virus Corona Setelah Hadiri Pesta, Wanita Ini Dinyatakan Sembuh Setelah Mengurung Diri di Rumah

Jumat, 13 Maret 2020 | 11:35
Tangkap Layar YouTube AFP News Agency

Elizabeth Schneider (37), salah satu korban virus corona yang berhasil sembuh.

GridHype.ID - Penyebaran virus corna yang dianggap sebagai pandemi global makin meresahkan.

Bahkan penyebarannya sudah meluas di dunia yang hampir mengenai 50 negara.

Dari jumlah kasus dari lebih 80.000 di dunia, kematian mencapai lebih dari 3.000 orang.

Namun, di tengah merebaknya kasus virus corona ini ada kisah orang-orang yang berhasil sembuh dari pendemi global tersebut.

Baca Juga: Viral Makanan Diaduk Langsung Pakai Tangan Si Penjual, Netizen: Corona Takut Ngeliat Ini

Adalah Elizabeth Schneider salah satunya.

Perempuan 37 tahun ini memiliki pengalaman yang relatif ringan dengan virus corona.

Dia merawat dirinya sendiri di rumahnya di Seattle, Washington, Amerika Serikat.

Schneider, yang memiliki gelar doktor di bidang bioengineering, seperti dilansir AFP menyebut, kisahnya dibagikan untuk memberi sedikit harapan kepada orang-orang yang sedang dilanda kepanikan.

Baca Juga: Deretan Publik Figur yang Positif Terinfeksi Corona, dari Aktor Hollywood hingga Wakil Presiden

Kisahnya lebih umum daripada yang orang mungkin pikirkan. Sebab otoritas kesehatan AS mengatakan, 80 persen kasus yang terjadi di sana merupakan kasus ringan.

Sisa kasus yang memerlukan rawat inap terutama dialami warga di atas usia 60 tahun dan orang-orang dengan masalah kesehatan lain, seperti diabetes, penyakit jantung, atau penyakit paru-paru.

Schneider mengungkapkan bagaimana dia pertama kali mulai mengalami gejala mirip flu pada 25 Februari lalu.

Gejala tersebut muncul tiga hari setelah dia menghadiri pesta.

Baca Juga: 6 Pasien Positif Corona Tak Sengaja Donorkan Darahnya ke Orang Lain, Berbahayakah?

Belakangan, setidaknya ada lima orang lainnya di tempat tersebut yang diidentifikasi terkena virus corona.

"Ketika bangun aku merasa lelah, tetapi itu tidak lebih dari apa yang biasanya dirasakan ketika harus bangun dan pergi bekerja, dan aku pun sangat sibuk di akhir pekan sebelumnya," kata dia.

Dia merasakan sakit kepala muncul di siang hari, bersama dengan demam dan sakit-sakit pada tubuh

Kondisi ini membuatnya terpaksa meninggalkan kantornya di perusahaan bioteknologi dan pulang.

Baca Juga: Bukan karena Virus Corona! 4 Orang Ini Justru Tewas Setelah Konsumsi Jamur Enoki

Ia lalu tidur siang dan bangun dengan suhu 39 derajat celcius pada malam itu.

"Saat itu aku mulai menggigil tak terkendali dan merasa kedinginan serta kesemutan parah. Itu cukup mengkhawatirkan," ujar Schneider.

Dia kemudian mengambil obat flu yang dijual bebas dan memanggil seorang teman untuk berjaga-jaga jika dia perlu dibawa ke rumah sakit.

Namun, demamnya mereda pada hari-hari berikutnya.

Schneider sebelumnya tak mengira terjangkit virus corona, karena tidak mengalami gejala gejala seperti batuk atau sesak napas.

Baca Juga: Jadi Negara dengan Kematian Virus Corona Terbanyak Setelah China, Pemerintah Italia Umumkan Penutupan Seluruh Negara HIngga 3 April

Dia melakukan suntikan flu, tetapi mengira penyakitnya disebabkan oleh strain yang berbeda.

Ketika mengunjungi dokter, dia diperintahkan untuk pulang, beristirahat dan minum banyak cairan.

Titik di mana dia mulai curiga adalah ketika seorang teman di Facebook mengunggah tulisan bahwa beberapa orang dari pesta itu mengalami gejala seperti yang dialaminya.

Orang-orang ini pergi ke dokter dan dinyatakan negatif terkena flu, tetapi tidak ditawari tes virus corona.

Sebab, mereka tidak menunjukkan gejala umum seperti batuk dan kesulitan bernapas.

Baca Juga: Pasangan Artis Hollywood Ini Positif Virus Corona Saat Syuting Film di Australia

Schneider kemudian mendaftarkan diri dalam sebuah program penelitian yang disebut Seattle Flu Study dengan harapan dapat mengatasi penyakitnya.

Dia dikirimi kit swab oleh para peneliti, yang kemudian ia kirimkan kembali.

Setelah beberapa hari, tepatnya pada 7 Maret, Schneider mendapat kabar buruk. Dia dinyatakan positif Covid-19.

Anehnya, Schneider justru merasa lega. "Aku sedikit terkejut, karena kupikir itu agak keren," kata dia.

Baca Juga: Lindungi Sebaran Virus Corona, Pemerintah Italia Tutup Negaranya Sampai Artis Cantik Ini Tidak Bisa Pulang Ke Indonesia

Ia merasa kejadian ini menarik dari perspektif ilmiah. Sebab gejalanya sudah mereda pada saat dia didiagnosis.

Otoritas kesehatan setempat kemudian memintanya untuk tinggal di rumah selama setidaknya tujuh hari setelah timbulnya gejala, atau hingga 72 jam setelah gejala berhenti.

Kisah Schneider tentang kondisinya sebetulnya tidak unik.

Misalnya, laman The Post melaporkan pada hari Rabu, dokter gawat darurat Dr. Yale Tung Chen dari Madrid, Spanyol, bahkan mengunggah Tweet berseri tentang infeksi virus corona.

Baca Juga: 2 Pasien Virus Corona di Indonesia Dinyatakan Negatif, Kondisi Kesehatan Keduanya Bagus

Kicauan itu berisi pengalamannya setelah terinfeksi, ketika merawat pasien di rumah sakit tempat ia bekerja. Dia saat ini dikarantina di rumah.

Sementara itu, Schneider yang telah merasa lebih baik selama seminggu terakhir telah mulai berkeliaran di luar.

Dia masih menghindari pertemuan besar dan memilih bekerja dari rumah.

"Jika kalian pikir terkena virus ini, kalian mungkin memang kena," kata Schneider.

"Tetapi jika gejala kalian tidak mengancam jiwa, cukup berdiam di rumah, berobat dengan obat-obatan yang dijual bebas, minum banyak air, banyak istirahat, dan lihat perkembangannya."

Baca Juga: Segera Hentikan! Cegah Penyebaran Virus Corona dengan Hindari Kebiasaan Pegang Sana-sini

Meski begitu, Schneider tetap mengingatkan pentingnya mempertimbangkan individu berisiko tinggi dan tinggal di rumah jika merasa sakit.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Korban Virus Corona, Sembuh dengan Merawat Diri di Rumah.

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber Kompas