Cuma Ada di Indonesia, ini 6 Penyebutan Nama Penyakit yang Unik dan Nyeleneh, Pernah Ngalamin?

Rabu, 26 Februari 2020 | 21:00
Kolase duniainformasikesehatan.com, shadesofgreenlawncare.com

(Ilustrasi) 6 nama penyakit yang hanya ada di Indonesia

Gridhype.id-Secara medis, pada umumnya suatu penyakit dinamakan berkaitan dengan mikroorganisme penyebabnya.

Misalnya penyakit tuberkolosis atau disingkat TB atau TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Selain itu suatu penyakit bisa juga dinamakan berkaitan dengan kondisi tubuh misalnya meningitis atau suatu kondisi peradangan pada meninges (selaput otak).

Baca Juga: Coba Ramuan Kompres Jahe Berikut ini Ampuh Atasi Batuk Hingga Pilek

Melansir dari Mims, website penyedia informasi obat dan kesehatan di Asia Pasifik, sistem penamaan penyakit yang digunakan saat ini umumnya juga mempunyai sejarah berumur puluhan tahun, bahkan berabad-abad yang telah lama dilupakan atau tertutupi oleh makna modern.

Di Indonesia sendiri, beberapa penyakit memiliki penyebutan nama yang unik yang terkadang tak bisa diartikan secara terminologi.

Berikut beberapa nama penyakit dengan nama unik yang hanya dikenal di Indonesia:

Baca Juga: Hentikan Kebiasaan Mencampur-campur Makanan, Bisa Picu Penyakit Mematikan ini

1. Cantengan

Net via Tribunnews.com
Net via Tribunnews.com

Penyebab cantengan yang mesti diketahui.

Istilah untuk menyebut kondisi tidak sehat yang terjadi pada kaki ini tentu sudah tidak asing lagi.

Cantengan bisa terjadi akibat ujung pinggiran kuku yang tajam berkembang ke luar alur kuku yang semestinya.

Akibatnya kuku jadi terdorong masuk menekan kulit sehingga menyebabkan terjadinya ingrown nail atau yang kita kenal sebagai cantengan.

Melansir dari Hello Sehat, awalnya di sekitar kuku cantengan terasa lunak, bengkak atau mengeras.

Jika dibiarkan, tekanan besar dan pemakaian kaki berkelanjutan, kuku kaki yang terus tumbuh bisa merobek kulit hingga ke epidermis (lapisan kulit tengah).

Akibatnya, bakteri masuk melalui luka yang kemudian menyebabkan peradangan, nyeri dan infeksi.

Cantengan juga sangat mungkin disertai terjadinya pendarahan dan nanah yang keluar.

Baca Juga: Selama ini Kita Salah, Ternyata Jahe Bisa Berbahaya Bagi Ibu Hamil, Begini Penjelasan Ahli

2. Masuk Angin

Istilah masuk angin merupakan nama penyakit yang ada di Indonesia.

Melansir dari Kompas.com Rabu (26/2/2020), ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, Dr. Mulia Sp. PD menjelaskan kalau istilah masuk angin merupakan kondisi di mana seseorang merasa pegal-pegal, kembung atau perut terasa penuh, buang angin terus menerus, mual, batuk, flu, merasa kedinginan, dan demam.

“Istilah masuk angin tidak ada dalam literatur kedokteran. Jadi, masuk angin itu hanya sebutan orang Indonesia bagi kumpulan gejala tadi,” kata Mulia.

Penyebabnya pun beragam, tergantung dari gejala yang dirasa.

Sehingga masuk angin tak bisa diartikan secara harafiah. Yang jelas, gejala tersebut bukan karena kemasukan angin secara besar-besaran dari luar tubuh.

Kompas.com via Tribunnews.com
Kompas.com via Tribunnews.com

Ilustrasi pengobatan masuk angin dengan kerokan

3. Angin Duduk

Orang Indonesia kerap menggambarkan masuk angin yang sangat hebat dan secara mendadak sebagai angin duduk.

Reputasi angin duduk juga cukup menyeramkan, karena tak jarang penderitanya mengalami kematian.

Dr. Santoso Karo Karo MPH, Sp. JP, pakar jantung dari Perkumpulan Dokter Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) menjelaskan, bahwa pengertian angin duduk harus diluruskan.

Hal tersebut karena sebenarnya angin duduk adalah penyempitan pembuluh darah yang terjadi di jantung.

“Gejalanya memang menyerupai masuk angin. Dalam dunia medis, gejala ini disebut angina pectoris. Jadi, angina pectoris bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari penyempitan pembuluh darah di jantung,” ucap Santoso seperti dikutip Kompas.com Rabu (26/2/2020).

Jadi, imbuhnya angin duduk yang dalam dunia medis dikenal sebagai angina pectoris tak akan sembuh kalau dikerok atau diberi jamu.

Baca Juga: Jangan Lagi Beli atau Konsumsi Daging Ayam dengan Kondisi Seperti ini, Bisa Picu Kematian!

4. Paru-paru Basah

Dalam dunia kedokteran, sebetulnya paru-paru basah merupakan penyakit pneumonia atau radang penyakit paru akut.

Menurut dr. Nastiti Kaswandani Sp.A(K), Ketua UKK Respirologi IDAI, seperti diberitakan Kompas.com Rabu (26/2/2020), sebenarnya tidak ada terminologi paru-paru basah.

"Ini adalah istilah awam untuk menyebut kondisi paru-paru terisi cairan," katanya.

Gejala paru-paru basah adalah batuk sampai sesak napas, karena pemasukan oksigen berkurang.

Pada kondisi pneumonia berat dapat menyebabkan kematian akibat kekurangan oksigen mencapai otak dan jantung.

"Gejala yang khas adalah dadanya sampai cekung, tertarik ke dalam ketika batuk, serta napasnya memburu seperti orang yang habis lari," kata Nastiti.

Baca Juga: Tinggal di Rumah Kecil Nan Sederhana, Siapa Sangka Dinding Rumah Pejabat koruptor ini Justru Terdiri dari Tumpukan Uang yang Mencapai Triliunan

5. Kesemutan

Melansir dari Kompas.com Rabu (26/2/2020) Dr Tiara Anindhita, SpS, dari Departemen Neurologi FKUI/RSCM, mengatakan, kesemutan atau dalam istilah medis disebut parestesia.

Kondisi tersebut merupakan sensasi spontan yang abnormal pada daerah persarafan tertentu.

Kesemutanduniainformasikesehatan.com via Tribunnews.comKesemutanSecara normal, manusia bisa merasakan sensasi tertentu setelah ada rangsangan atau stimulus yang sesuai.

Sementara pada parestesia, sensasinya muncul spontan tanpa ada stimulus.

Parestesia atau kesemutan adalah terminologi untuk suatu gejala dan bukan diagnosis penyakit.

Itu sebabnya gejala parestesia bisa dijumpai pada berbagai penyakit yang mengenai saraf, terutama saraf di bagian perifer.

Baca Juga: Dibayar Hingga Rp 70 Juta Perbulan, Pesinetron TOP ini Masih Setia Jualan Nasi Uduk di Warung Sederhana, Ternyata Begini Kisahnya

6. Bengek/Mengi

Bengek atau mengi adalah kondisi di mana timbul suara khas yang dihasilkan ketika udara mengalir melalui saluran napas yang menyempit.

Melansir dari Hello Sehat, biasanya, penyebab paling umum dari mengi berulang adalah asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Penyakit-penyakit tersebut menyebabkan penyempitan dan kejang otot (bronkospasme) di saluran udara kecil paru-paru.

Namun, tak hanya itu, setiap pembengkakan di tenggorokan atau saluran napas yang lebih besar juga dapat menyebabkan timbulnya mengi.

Penyebab umum mengi lainnya meliputi infeksi, reaksi alergi atau penyumbatan fisik, seperti tumor atau benda asing yang telah terhirup. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 6 Penyebutan Penyakit yang Hanya Ada di Indonesia, Apa Saja?

Tag

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber Kompas.com